*ghelzie POV*
Namaku ghelzie skyler wittenberg. Seorang gadis berumur 17tahun. aku hanya gadis biasa. Berambut hitam kecoklatan seperti halnya para gadis disini. Mataku coklat dan berkulit pucat karena aku mengidap kanker lever. Mengetahuinya membuatku down dan frustasi. Ketika aku kacau ternyata keluargaku yang paling terpukul. Mereka tak henti-hentinya mengutuk dirinya, padahalkan ini bukan salah mereka. aku tak sanggup melihat mereka seperti itu. Terpaksa aku harus berakting disetiap hari-hariku. Aku selalu tertawa padahal aku menangis. aku selalu bersemangat padahal aku sudah menyerah. Aku berusaha kuat padahal aku takut, dan aku selalu menunjukkan kesabaranku padahal aku marah, aku tak terima! Hidup penuh acting. Pernah merasakannya? Kalau tau, pasti sangat menyakitkan. Kita tak pernah mengutarakan yang ada dihati kita, selalu berbohong hanya demi membuat orang senang. Nasib yang menyedihkan.
aku mempunyai seorang saudara kembar yang sangat cantik namanya glemarie skyler wittenberg. Dia sangat baik padaku, karena terlalu baik dia tak pernah bersikap manis padaku yang dia tau hanya membentak dan memarahiku. Padahal aku yang pertama lahir, tapi kenapa dia yang seperti itu? Dulu glemarie tak seperti itu. Tapi semenjak dia berumur 12tahun dan mengenal dunia luar, sifatnya berubah drastic padaku. Dia selalu mengatakan kau hanya membuatku susah. Kau mengambil semua yang ku punya! Jadi apa gunaku dilahirkan kalau hanya untuk membantumu hidup? Lalu bagaimana dengan hidupku? Aku juga butuh hidup. Kalimat pedas dan menyakitkan itu selalu diucapkannya padaku. Aku hanya bisa terdiam dan menangis mendengarnya. Aku mana bisa menjawabnya.
Mengambil yang dia punya maksudnya bukan mengambil benda miliknya. Melainkan aku harus mengambil organ-organ ditubuhnya agar aku bisa bertahan hidup. Mulai ginjal, darah, sampai tulang sumsum belakang. Semua itu hanya agar aku bertahan. Kalau bisa memilih aku juga tak mau! Siapa yang mau hidup berpenyakitan dan hanya bisa menyusahkan sepertiku. Kalau dipikir-pikir, seharusnya aku yang marah, aku yang tak terima. Kenapa kembaranku sehat dan kuat, kami dilahirkan bersama, kenapa harus aku yang sakit. Tapi glemarie tak pernah berpikir seperti itu. Dia selalu menyalahkanku.
Aku juga punya seorang kakak laki-laki namanya Harry Wittenberg. kakakku ini baik, dia tak seperti glemarie. Hanya saja dia terlalu cuek. Dia tak pernah perduli padaku. Dia membiarkanku seperti aku ini bukanlah saudaranya. Dia hanya akan bicara jika aku bertanya.
Dan terakhir aku memiliki seorang adik laki-laki. Namanya grayson Wittenberg. dia yang paling baik dan perduli padaku. Dia selalu membantuku dan menemaniku, kadang glemarie sering menghasutnya agar menjahuiku tapi gray tak pernah meninggalkanku, mana tega dia melihatku kesepian :D
Semua saudaraku tak pernah memikirkan perasaanku sepertinya. Mereka hanya melihat, kalau aku bersenang-senang karena orangtua kami melimpahkan perhatian dan kasih sayang padaku terlalu lebih. Semua permintaanku selalu dikabulkan. Mereka iri? Tentu, aku juga akan seperti itu. Tapi tanpa mereka tau, aku yang paling iri pada mereka. hidup mereka masih panjang dan bisa membayangkan seperti ini aku kalau sudah besar akan menjadi dokter. Anakku ada lima dan seluruhnya akan ku didik dengan manis. Suamiku seorang dokter juga.
Sedangkan aku? Membayangkannya saja sudah terasa mustahil. Hanya dua bulan lagi sisa hidupku. Dua bulan itu 60hari ya? Wah…singkat ya :’D. mereka tak pernah tau hidupku sesingkat ini, orangtuaku merahasiakannya. Kini segala permintaanku dikabulkan dan membuat mereka semua bertambah iri. Seandainya mereka tau :’(. Hal pertama yang ku pinta adalah sekolah di Voltaire international school. Selama ini aku homeschooling. Karena aku gampang lelah dan terlalu lemah, penyakit ini benar-benar mengganggu.
Saat mereka semua pergi aku hanya sendiri dirumah. Untuk itu aku selalu berimajinasi bahwa sebenarnya disekelilingku banyak orang. Karena kebiasaan itu, kini hidupku tak bisa lepas dari dunia imajinasi. Sampai-sampai cara bicaraku penuh imajinasi tinggi :D