6. LIDAH TAJAM MAMA CITRA

213 6 1
                                    

6
ENAM

(LIDAH TAJAM MAMA CITRA !)

Jam weker berbentuk ayam sudah menunjukan pukul 12 siang, yang artinya waktu istirahat telah tiba. Dewi yang menyadari hal itu segera menutup laptopnya. Bersiap untuk menemui sang kekasih.

Karyawan lain di sekitar Dewi juga mulai pergi satu persatu. Ada yang pergi ke lantai, dan ada juga yang bersiap-siap untuk sholat Zuhur. Seorang karyawan lain yang duduk di seberang meja kerja Dewi melihatnya.

Dia mendekati Dewi lalu bertanya "Dewi, Lo mau kemana ?"

"Mau makan siang pacar gue Ren ? " Ucap Dewi sambil menatap karyawan itu.

Karyawan itu adalah sahabat baik Dewi yang kebetulan bekerja di bagian yang sama, namanya Renata. Wanita cantik berkulit coklat, berusia 32 tahun, sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.

"Lah, bukannya bos lagi gak di kantor ya ?" Ucap Renata.

"2 jam yang lalu gue hubungi, katanya mau balik ke kantor. Gue pikir, mungkin dia udah sampe deh."

"Oh, yaudah. Gue ke kantin dulu ya, barang yang lain." Setelah mengatakan itu, Renata segera pergi.

"Oke. Bye-bye" ucap Dewi.

Dewi segera berjalan menuju ruangan kerja pribadi Aldi. Karena Aldi adalah CEO perusahaan, jadi ia memiliki ruangan pribadi. Karena hal itu juga Dewi sering menghabiskan waktu bersama Aldi di kantor. Tidak ada yang akan tahu apa yang mereka lakukan saat jam kerja, dan tak ada yang akan menegur hal itu. Jika berani mengganggu, mereka pasti akan dipecat dengan catatan hitam. Dan itu sangat buruk.

"Hari ini enaknya makan apa ya." Gumam Dewi Dewi saat berada tepat di depan pintu masuk ruangan kerja Aldi.

Dewi pun masuk ke dalam ruangan itu, tanpa mengetuk pintu. Pasalnya ia sudah terbiasa masuk tanpa izin saat jam istirahat. Namun langkah Dewi terhenti saat melihat seorang wanita setengah abad. Wanita yang tak lain adalah ibu kandung Aldi, atau yang sering di panggil Citra.

Mama Citra duduk di salah satu  sofa panjang. Wanita itu juga terlihat terkejut saat melihat Dewi, bahkan tatapan matanya terasa sangat bisa tajam seakan menusuk tubuh Dewi.

"Ah… ta, tante ? Selamat siang Tante." Ucap Dewi gugup.

Dewi bersikap dengan sopan terhadap orang tua kekasihnya. Meskipun begitu, Dewi merasa sangat gugup, mengingat hubungan mereka yang renggang. Namun bukan sambutan hangat yang Dewi terima, malah perlakuan dingin dari Mama Citra yang dia terima.

"Kenapa kamu kemari ?" Ucap mama Citra.

"Saya… saya mau ajak Aldi makan siang bareng. Tapi rupanya Aldi gak ada di kantor ya." Dewi mengatakannya dengan menundukkan kepalanya, ia takut menatap mata mama Citra yang tajam itu.

Mama Dewi mengalihkan pandangannya, lalu berkata "Hah… menjijikan."

Suara itu terdengar pelan, dan lembut. Namun Dewi bisa mendengarnya dengan jelas, dan entah kenapa hatinya terasa sakit.

Dewi menatap mama Citra, lalu bertanya "A… maksut Tante ?"

Mama Citra berdiri, lalu berjalan mendekati Dewi. Hanya ada raut kekesalan yang terlihat dari wajah mama Citra, tidak ada lagi sosok yang ramah dan penuh kasih saat bersama dengan Elisa.

"Kenapa kamu masih mendekati putra saya. Saya kan sudah kasih tahu sebelumnya, untuk menjauhi anak saya ! Apa kamu tuli ?!" Ucap Mama Citra.

"Tante, kenapa Tante sangat membenci saya. Apa salah saya ?" Tanya Dewi dengan suara yang mulai serak.

WASIAT AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang