13. Pencarian

119 4 1
                                    

13
TIGA BELAS

(Pencarian)

Aldi baru sampai di cafe. Ia menatap cafe yang biasanya menjadi tempat tongkrongan ya bersama teman-temannya.  Biasanya seseorang akan merasa senang atau penuh semangat saat bertemu teman-temannya, namun tidak bagi Aldi. Aldi terlihat lesu. Alasan Aldi ke cafe ini karena teman-temannya memaksa untuk ia hadir. Selain itu, ia juga punya urusan pribadi dengan sahabat baiknya, yaitu Kevin.

Sebenarnya Aldi enggan ngumpul bersama teman-temannya. Bukan karena ia memiliki masalah dengan mereka, hanya saja saat ini ibunya sedang sakit. Seminggu yang lalu, dokter bilang jika ibunya sudah baik-baik saja, namun faktanya kesehatan ibunya semakin memburuk.  Jadi ia tak punya waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya, bahkan ia semakin jarang menghabiskan waktu bersama Dewi. Waktunya benar-benar disibukkan dengan mengurus ibunya dan bekerja. Dewi pun sama, dia juga sibuk bekerja, jadi Aldi tak enak merepotkan Dewi. Apapun bentuknya.

Lelah ? Itu sudah pasti, namun Aldi memaksakan dirinya. Aldi mengabaikan tubuhnya yang sudah kelelahan itu. Sebenarnya Aldi sudah meminta meminta Jamal dan Dimi merawat dan menjaga ibunya. Namun sebagai anak, Aldi merasa memiliki tanggung jawab lebih untuk merawat ibunya. Setidaknya, ia harus berada di sisi sang ibu.

Aldi segera turun dari mobilnya, dan memasuki cafe. Menemui teman-temannya. Saat sampai di sana, ia melihat teman-temannya sudah berkumpul. Sebagian dari mereka membawa kekasih, dan ya… kekasih mereka rata-rata sangat cantik dan seksi.  Tapi para perempuan-perempuan itu sudah pasti bukan istri mereka, melainkan selingkuhan atau pacar. Pasalnya, beberapa dari teman-temannya itu sering membawa wanita yang berbeda setiap kali ada acara. Hanya beberapa saja yang nampaknya setia pada pasangan mereka, salah satunya Aldi.

Satu persatu teman-teman Aldi menyapanya, dan Aldi membalas sapaan mereka dengan ramah pula. Saat Aldi melihat pria berdiri di depan jendela besar, Aldi langsung menghampirinya.

"Bro Kevin. Apa kabar lo?" Tanya Aldi.

Aldi bersalaman dengan Kecil, lalu mereka berpelukan.

"Baik bro. Lu gimana ?" Tanya Kevin.

"Baik." Ucap Aldi singkat.

Mereka pun mulai bicara banyak hal, salah satunya tentang bisnis. Saat itu Aldi ingin menanam saham di perusahaan Kevin, hal itu Aldi lakukan karena perusahaan milik Kevin berkembang sangat cepat beberapa tahun belakangan ini. Menanam saham di perusahaan Kevin, jelas sangat menguntungkannya. Dan Kevin mendengarnya, ia langsung menyetujuinya.

Obrolan itu terhenti, ketika Aldi tanpa sengaja menatap seorang wanita yang berdiri di pinggir gerbang parkiran. Ia langsung mengenali siapa wanita itu dengan cepat, dia adalah Elisa.

Aldi bahkan bisa melihat dengan jelas outfit seperti apa yang Elisa gunakan saat ini. Elisa menggunakan pashmina berwarna coklat muda, baju kemeja putih, rok lipit warna senada dengan hijabnya dan memakai saddle Bag berwarna coklat tua. Sementara sepatunya, Aldi tak bisa melihatnya karena jarak mereka cukup jauh. Dan terakhir, Elisa tak menggunakan make up, namun dia tetap terlihat cantik.  Elisa terlihat seperti wanita polos  yang sangat sederhana.
 
Wanita itu juga menatapnya. Hanya saja… dengan wajah datar. Saat itu... waktu terasa berjalan sangat lambat, bahkan Aldi tak bisa berpikir dan mengabaikan sekelilingnya. Seolah-olah kehidupannya teralihkan karena wanita aneh itu. Waktu terasa berjalan normal saat  Wanita itu mengalihkan pandangannya.

Elisa terlihat berbicara dengan seseorang di dalam mobil, lalu masuk kedalam mobil.

"Dia mau kemana ? Dan siapa orang yang di dalam mobil ?" Batin Aldi.

"Bro, lu kenapa ?" Ucap Kevin yang ada di hadapan Aldi.

"Ha ?! Maaf bro, gue ada urusan mendadak !" Ucap Aldi lalu berlari secepat yang dia bisa.

WASIAT AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang