18. HAYALAN

99 3 0
                                    

DELAPAN BELAS

(HAYALAN)

Aldi sedang duduk terdiam di ujung kasur dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang saat ini, menghayal jika ia memiliki seorang anak laki-laki yang menggemaskan seperti Gabriel. Sebenarnya Aldi tak begitu menyukai anak kecil, namun menghabiskan waktu seharian bersama Gabriel dan Elisa, entah kenapa ia menjadi ingin memiliki seorang anak. Tentunya ia membayangkan memiliki anak bersama dengan Dewi, wanita yang dia cintai.

"Hidupku pasti akan lebih berwarna." Gumam Aldi.

Tiba-tiba Dewi membuka ke kamar. Ia tersenyum saat melihat Aldi sudah duduk di sana dengan baju piyamanya. Aldi tak menyadari kehadiran Dewi, ia terlalu sibuk dengan khayalannya sendiri. Dewi meletakkan tas belanjaannya, lalu berjalan mendekati pria itu. Setelah berada di samping Aldi, Dewi memeluknya, dan langsung membuat Aldi terbangun dari lamunannya.

"Sayang, apa yang kamu pikirkan ?" Ucap Dewi manja.

Aldi melihat Dewi, wanita itu tampak cantik dengan pakaian casual dan make up tipis. Aldi tahu jelas Dewi kemana. Wanita itu pasti pergi bersama teman-temannya, dan tentunya shopping pakai kartu kreditnya. Aldi tidak marah sama sekali jika Dewi suka berfoya-foya, lagi pula alasan ia bekerja keras salah satunya memang untuk menghidupi kekasihnya.

"A, bukan, bukan sesuatu yang penting." Ucap Aldi terbata-bata.

"Kamu dari mana ?" Tanya Aldi mengalihkan pembicaraan.

"Biasa, ngumpul sama teman-teman, terus shopping." Ucap Dewi yang hanya dibalas dengan "oh" oleh Aldi.

Aldi terdiam sejenak, lalu berkata "Sayang, seandainya kita memiliki seorang anak, mungkin tempat ini memiliki banyak warna. Iya kan ?"

Mendengar hal itu Dewi menatap Aldi dengan tatapan tidak suka. Terlihat jelas dari expresi wajahnya jika Dewi terkejut dan tidak menyukai ucapan Aldi.

"Kamu bicara apa sih yang ! Kita kan sudah sepakat gak akan punya anak. Kan kamu sendiri yang bilang gak mau punya anak." Ucap Dewi.

Mendengar hal itu, Aldi sedikit menyesal. Ia memang mengatakan hal itu bertahun-tahun yang lalu. Namun Aldi punya alasan, ia hanya tak ingin memiliki anak di luar nikah. Sebenarnya Aldi ingin sekali membina rumah tangga dengan Dewi, namun masalahnya  Dewi tidak mau menikah  karena takut dengan pernikahan. Dan di sisi lain, nafsu mereka berdua sangat besar, jadi keputusan tidak memiliki anak jauh lebih.

"Iya sih. Tapi… kalau sekarang aku berubah pikiran, apa kamu mau punya anak." Ucap Aldi.

"Gak ah." Tolah Dewi yang terdengar tegas.

"Kenapa ? Apa karena kita belum menikah ? Kalau itu alasannya, kita bisa menikah." Ucap Aldi.

"Tidak, bukan itu."

"Terus apa ?"

"Kamu mah enak tinggal gituan doang, tapi aku yang akan mengandungnya dan melahirkannya, dan itu pasti akan merusak tubuhku.  Terus kalau tubuhku rusak, kamu pasti mencari wanita lain di luar sana. Kayak ayahku dulu !" Ucap Dewi.

Mendengar hal itu wajah Aldi terlihat kecewa. Ia tak menyangka jika Dewi masih meragukan perasaannya setelah apa yang dia lakukan selama ini untuknya.

"Ya ampun Dewi, aku gak kayak ayah kamu. Aku janji akan setia sama kamu meski tubuh gak seindah sekarang. Selain itu, aku juga akan membantu kamu merawat anak kita kok." Ucap Aldi yang terdengar agak kesal pada sikap Dewi.

"Pokoknya gak mau. Aku gak mau punya anak, apalagi nikah !" Ucap Dewi yang terdengar seperti bentakan.

"HM… baiklah." Ucap Aldi singkat.

WASIAT AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang