43. AMARAH ELISA MELEDAK !

148 4 0
                                    

43
EMPAT TIGA
(AMARAH ELISA MELEDAK !)

"INI TIDAK SESEDERHANA ITU ! HATI KU HANCUR !" Ucap Aldi yang tak terima dengan ucapan Elisa.

"Kamu gak tau rasanya patah hati ! Sakit ! Sakit Elisa ! Di sini ! Disini sakit !"  Ucap Aldi sambil menunjuk dadanya yang bidang.

"Aku mengerti perasaanmu ! AKU TAHU RASANYA KEHILANGAN ORANG YANG KU CINTAI ! Karena... aku juga merasakannya. Tidak hanya sekali, tapi dua kali !" Ucap Elisa lalu membanting gelas kaca milik Aldi, dan seketika air matanya jatuh.

Ucapan Aldi membuka luka lama yang sebenarnya sangat ingin Elisa kubur. Bayangan saat keluarga hancur karena wanita penggoda kembali berputar di kepalanya. Tangis ibunya disaat ayahnya membawa wanita itu ke rumah, juga terbayang. Ibunya hanya wanita biasa yang datang ke negeri orang demi cinta, ia bahkan melepas banyak harapan dan cita-citanya, tapi semua menjadi sia-sia di saat pengorbanan di balas dengan penghianatan.

Elisa tak bisa menahan amarah dan juga air mata saat dadanya terasa sangat sakit. Ayahnya, cinta pertamanya mengkhianati kepercayaannya. KENAPA AYAH MENINGGALKAN KAMI ! itu adalah teriakan hati kecil Elisa, suatu pertanyaan yang sampai sekarang tak pernah ia dapatkan.  Saat Elisa menemukan cinta lagi. Ia berharap pria itu dapat mengobati lukanya, namun belum sempat itu terjadi,
pria  itu malah pergi untuk selamanya. Membuat hati Elisa kembali hancur.

Jika bisa ia memilih, Elisa tentu tak ingin merasakan patah hati, tapi ini hidup. Jelas ia pasti merasakan yang namanya patah hati, entah itu karena ditinggal orang tua maupun di khianati kekasih. Dan alasan Aldi itu, terlalu bodoh untuk mati. Mungkin ini beda ceritanya jika dia seorang tentara yang mati demi membela negaranya.

"..." Aldi terdiam, ia sangat kaget melihat sikap Elisa.

"Jangan berpikir cuman kamu yang paling menderita. SEMUA ORANG DI DUNIA INI PUNYA MASALAH DALAM HIDUPNYA DAN PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA PATAH HATI  !!! PATAH HATI ITU CUMA COBAAN KECIL YANG TUHAN BERIKAN ! Tapi ada banyak orang yang gak menyerah sama hidupnya, masalah ataupun cobaan itu harus dihadapi, bukan lari dengan cara bunuh diri ! Kamu pikir masalah akan selesai jika kamu mati ? GAK, GAKKK ! "

Aldi menatap Elisa yang saat itu wajahnya telah basah dengan air mata. Kulitnya yang putih seperti susu juga menjadi merah seperti tomat. Aldi terdiam sejenak, memikirkan setiap ucapan Elisa. Ia memang merasa dunia telah kiamat saat mengetahui fakta yang menakutkan itu. Namun ucapan Elisa memang terdengar ada benarnya, ia bukan satu-satunya orang yang menderita di dunia. Ada banyak orang yang punya masalah, namun mereka tidak menyerah dengan hidupnya.

"Apa kamu pernah berpikir apa yang terjadi sama mama kalau kamu mati ?  Apa kamu pernah berpikir bagaimana nasib puluhan ribu karyawan jika kamu mati !? Kamu pernah mikir perasaan semua orang yang peduli sama kamu gak ? Lalu… aku gimana ? Apa kamu pernah mikirin itu semua ? Pasti nggak kan ?! Kamu itu egois ! Cuma mikirin perasaan kamu dong, gak pernah mikirin orang lain ! Badan boleh gede, tapi otak kecil !"

Aldi menatap Elisa lekat, begitu juga dengan Elisa. Namun tatapan Elisa sangat tajam seolah bisa menusuk, belum lagi lidahnya yang tajam membuat Aldi hanya bisa terdiam. Ia tak berani membantah satupun ucapan Elisa.

"KENAPA LIHAT-LIHAT ! " Ucap Elisa kesal saat Aldi terus menatapnya.

"dengar ya, sekali lagi kamu buat yang aneh-aneh. Aku seret kamu ke rumah sakit jiwa !" Tambah Elisa penuh penekanan lalu pergi ke kamarnya.

"BAAK ! " Suara bantingan pintu itu sangat keras, membuat Aldi kaget, beruntung kaca yang menjadi pintu kamar itu tak pecah.

"Hah, sebaiknya aku mandi. Siapa tahu kepalaku yang lagi mendidih ini bisa kembali adem !" Ucap Elisa.

WASIAT AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang