37. INGATAN YANG TAK BISA HILANG !

124 5 1
                                    

37
TIGA TUJUH
(INGATAN YANG TAK BISA HILANG !)

Elisa menggigit kuku jempol kanannya sambil berkeliling di kamarnya. Saat ini Elisa bingung mau menemu Aldi atau tidak, soalnya ia sangat malu dan kesal setelah kejadian tadi sore. Ini sangat memalukan, pasalnya untuk pertama kalinya setelah dia menjadi wanita dewasa, orang lain melihat tubuhnya. Dan itu adalah Aldi. Meskipun Aldi adalah suaminya, ia tetap merasa sangat malu hingga ingin menenggelamkan tubuhnya.

Disisi lain, Aldi tertidur di sofa ruang tamu. Namun beberapa detik kemudian Aldi membuka matanya, ia menendang sesuatu karena merasa kesal.

"AAAAA… kenapa ingatan itu gak bisa hilang sih !" Gumam Aldi kesal.

Bayangan wajah Elisa yang cantik serta gundukan kembar berukuran cukup besar milik Elisa kembali terbayang. Dan hal yang cukup mengejutkan adalah, Elia memiliki tubuh yang bagus, terutama bagian pinggulnya. Awalnya Aldi pikir Elisa itu gemuk, tapi ternyata dadanya serta pinggunyalah yang berukuran besar, berbanding terbalik dengan perutnya yang kecil dan rata. Ya,tubuhnya mirip seperti gitar spanyol. Mungkin karena pemilihan baju yang kurang tepat, sehingga Elisa terlihat gemuk.

Sesuatu di antara selangkangan Aldi berdiri. Dan itu membuatnya semakin kesal, pasalnya ini sudah yang kesekian kalinya, tapi ia tak bisa memuaskan dirinya karena beberapa alasan. Alasan pertama, jika ingin melakukannya sendiri di kamar mandi, ia pasti harus melewati Elisa terlebih dahulu, dan ia malu bertemu dengan wanita itu. Yang kedua, ia bisa saja memaksa Elisa melakukannya, tapi ia tak bisa memaksanya. Ia masih tak enak memaksanya, meskipun sebenarnya mereka sudah sah sebagai suami istri, apalagi setelah kejadian tadi siang di restoran.

Aldi kembali memejamkan matanya. Berharap kali ini ia bisa tidur dan melupakan semua yang terjadi hari ini. Namun saat Aldi hampir terlelap, Elisa memanggilnya.

"Aldi. " Panggil Elisa.

Aldi mendengarnya, namun ia enggan meladeni Elisa. Suara langkah kaki terdengar, menandakan Elisa berjalan semakin dekat dengannya.

"Aldi." Panggil Elisa lagi.

"Aku tahu kamu cuman pura-pura tidur. Jadi, ayo cepat bangun !" Ucap Elisa tepat di samping Aldi.

Aldi mendesah kasar, ia tahu jika Elisa tak akan berhenti bicara jika ia tak melayaninya, mirip dengan ibunya. Mereka sangat gigih.

"Apa ?" Ucap Aldi, lalu menatap Elisa.

Namun mata Aldi kembali melotot, seperti ingin keluar saat melihat penampilan Elisa. Wanita itu menggunakan baju haram yang sangat seksi dan terbuka, terlebih lagi dia menyanggul tinggi rambut panjangnya berwarna coklat tua itu. Membuat leher jenjang serta tulang selangka bahunya terlihat. Membuat sosoknya semakin terlihat seksi.

"Eeee… kamu ngapain pakai baju kayak gitu ha ! " Ucap Aldi

Aldi reflek terbangun dari posisi baringnya tadi. Ia duduk tepat di hadapan Elisa dan segera  lalu mengalihkan pandangannya. Ia pikirkan dengan begini, ya tak perlu melihat Elisa, namun matanya, seolah bergerak sendiri… mencoba mengintip paha ayam yang sangat mulus itu.

Pipinya mulai merona, jantungnya berdebar, aliran darah seakan terpompa lebih cepat, dan ia merasa panas. Ia kembali terangsang namun enggan mengakuinya.

"Dengar Ya, aku gak akan tergoda meski kamu telanjang bulat sekalipun !" Ucap Aldi kesal. Padahal kenyataannya, dia sudah tergoda sejak tadi, namun masih menahan diri.

"Siapa yang mau goda kamu, aku tidur emang pakai gaun tidur pun. Dasar aneh!" Ucap Elisa yang tak kalah ketus.

"Tapi… tapi kan, kamu gak mesti pakai baju haram itu di depan aku !" Ucap Aldi.

"Kenapa ? Apa ada yang salah dengan bajuku ? Ini normal kok ! Atau jangan-jangan... Apa… kamu… punya kelain?" Ucap Elisa sambil menatap Aldi curiga.

Ya, itu bisa saja. Karena jaman sekarang, ada banyak pria yang punya kelainan seksual. Tidak hanya pria, wanita pun sama.

"Eh, jangan asal ngomong kamu ! Aku normal !" Bantah Aldi cepat.

"Terus masalahnya apa ?"

"Kamukan sering pakai hijab, masak tiba-tiba pakai baju kayak gitu sih !"

"Ya… ini kan di dalam vila. Dan orang yang lihan juga cuman suamiku. Kita kan udah halal, jadi... apa salahnya ?" Ucap Elisa yang membungkam mulut Aldi.

"Bener juga sih." Gumam Aldi.

"Kamu sendiri, kenapa masuk ke kamar mandi gak ketuk pintu. Hah... Gak sopan banget sih !?" Tanya Elisa.

"Aku udah ketuk ya ! Kamu nya yang gak dengar. Aku kira… terjadi sesuatu, makanya aku masuk, dan saat aku liat kamu gak sadarkan diri... aku pikir kamu pingsan. Gak taunya cuman tidur. Niat ku baik tahu !" Jelas Adli yang sedikit emosi.

"Lagian siapa suruh tidur di kamar mandi! Itu berbahaya tahu !" Tambah Aldi.

Mendengar penjelasan Aldi, Elisa sedikit memakluminya. Pasalnya ini juga kesalahannya, karena mudah sekali tertidur saat berendam.

"Aku tahu ini  berbahaya dan... Aku memang sering tertidur kalau lagi berendam air panas." Ucap Elisa.

Elisa duduk di samping Aldi. Membuatnya mampu mencium harumnya daging ayam yang menggiurkan itu.  Harinya seperti bunga bunga lili putih yang namun tercium pula harum melati,  cyclamen, dan carnation. Ya, bunga-bunga itu seakan menjadi satu membuat harum yang unik, dan lembut, tapi tidak terlalu menyengat. Aroma yang cocok dengan karakter Elisa yang lembut. Tapi… benarkan Elisa lembut ?

"Oh Ya, aku memesan makanan online untuk kita berdua. Mungkin makanannya akan sampai bentar lagi. Tolong kamu ambil ya." Ucap Elisa.

Elisa terpaksa memesan makanan, karena ia tak jago masak dan tak pula ada bahan makanan yang bisa dimasak. Mereka belum sempat belanja.

"Kenapa aku ? Kamu kan bisa ambil sendiri !" Ucap Aldi lalu melihat ke arah Elisa.

Elisa hanya diam tak menjawab, namun tatapannya sangat tajam. Membuat Aldi menelan ludahnya karena merasa takut. Entah lah, tatapan itu seolah lebih berbahaya dari tatapan ibunya.

"Ya, ya… aku ambil !"  Ucap Aldi.

Mendengar hal itu, Elisa mengalihkan tatapannya. Ia melihat tas Aldi yang masih ada di ruang tamu.  Namun tatapan Aldi tak berpaling darinya. Pria itu menatap lekat setiap lekukan daging milik Elisa. Mulai dari bibirnya, lehernya yang jenjang, bahunya, hingga ujung kaki.

"Kamu gak masukin  tas mu di kamar ?" Tanya Elisa yang hanya di balas deheman.

Elisa menatap Aldi, lalu berkata "Aku tanya… kamu gak tidur di kamar ? Soalnya semua barang-barangmu masih ada disini."

Elisa mulai merasa aneh saat menyadari Aldi tak fokus dengan pembicaraan mereka. Pria itu seolah mengamati tubuhnya, dan dia terus bergumam tidak jelas. Perilaku itu seperti pria… sange ! Dan itu membuat Elisa takut.

"A, Aldi kamu lihat apa !?" Tanya Elisa sambil menepuk pelan paha Aldi lalu perlahan menjauh dari Aldi.

Aldi terbangun dari khayalannya, lalu bertanya "ha… apa ?"

Saat Elisa akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba bel mereka berbunyi. Untuk sesaat Elisa dan Aldi saling menatap satu sama lain, dan detik kemudian Aldi bangun. Berjalan menuju pintu, untuk mengecek siapa yang bertamu malam-malam begini. Dan ternyata itu pesanan makanan milik Elisa.

Elisa memesan jenis makanan   western, seperti lasagna, beef wellington, dan steik. Dari semua makanan itu, tak ada satupun yang pedas, hal itu bukan karena Elisa tak bisa makan makanan pedas, melainkan Aldi tak bisa memakan makanan pedas. Elisa tahu hal itu dari mama Citra, ya Elisa bertanya banyak hal soal Aldi dari mama Citra. Elisa dan Aldi pun makan bersama, meskipun saat itu suasana terasa sangat cangging.

WASIAT AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang