76. AKHIR KISAH

440 7 4
                                    

76
TUJUH ENAM
AKHIR KISAH

Beberapa hari kemudian. Aldi sedang duduk di sofa. Ia tak sendiri, ada Kevin dan Cendra di sana. Mereka sedang mengobrol, sambil minum kopi.

Satu-satunya orang yang tak hadir disana hanya Dipo. Pria itu tak hadir bukan karena tak diundang, dia diundang, namun ia malu bertemu dengan Aldi karena masalah Dewi. Meskipun begitu, Kevin, Cenda dan Aldi terlihat sangat menikmati waktu kebersamaan mereka ada ataupun tidak adanya Dipo.

"Gue gak tau di mana Dewi sekarang. Soalnya gue udah pecat dia."  Ucap Aldi.

"Apah ! Kenapa ?" Tanya Kevin kepo.

"Dia ngancam bini gue. Ya… gue gak mau ada masalah dalam rumah tangga gue, jadi gue pecat aja dia." Jelas Aldi.

Sebenarnya Aldi merasa berat melakukan hal ini. Namun ia merasa tak kuat lagi menghadapi sikap Dewi yang semakin meresahkan. Ia ingin hidup tenang bersama istrinya.

"Sebenarnya beberapa bulan lalau dia itu sudah diberi pilihan buat kuliah di luar negeri atau dipindah tugaskan. Dia diberi waktu untuk memilih hal itu, tapi karena kejadian itu aku memilih buat mecat dia ."  Tambah Aldi..

"Wah, itu pilihan yang tepat sih menurut gue. Bakal bahaya kalau dia masih ada di sini." Ucap Cendra.

"Tapi bro. Lo kan bisa menjalin hubungan sama Dewi di belakang bini Lo. Kenapa perlu takut." Ucap Kevin lalu menaikkan turunkan kedua alisnya.

"Lo aja. Gue mah… bukan cowok yang doyan selingkuh." Ucap Aldi. 

"Belum menemukan barang bagus aja lu. Kalau udah, gue yakin Lo bakal selingkuh !" Ucap Kevil lalu mencibir Niko.

"Insyaallah iman gue bakal setia." Ucap Aldi.

Cendra yang mendengar hal itu menepuk pundak Aldi, lalu berkata "Bagus bro, jangan dengerin iblis satu ini." Lalu ia menatap Kevin dengan sinis.

Lo harus setia bro. Jangan selingkuh apalagi poligami. Susah bro, buat kita yang imannya gak kuat mending gak usah, tar yang ada rumah tangga sama istri kita sekarang hancur." Tambah Cendra. 

Jika Aldi sedang nongkrong bersama sahabat-sahabatnya, hal yang sama juga terjadi pada Elisa.  Saat ini Elisa sedang berkumpul bersama teman-temannya. Semua temannya hadir kecuali Rian, hal itu karena Rian sedang sibuk bekerja. Meskipun Rian ada waktu, dia pasti memilih menghabiskan waktu istirahatnya untuk mengurus anaknya yang masih bayi.

"Lu yakin mau jadi istri kedua ?" Tanya Tasya syok sambil menatap Rossa.

"Iya, mau gimana lagi." Ucap Rossa yang terdengar pasrah. Dan ucapan itu membuat semua sahabatnya kaget, sekaligus Elisa.

"Lo gak niatan nyuruh pacar Lo buat menceraikan istri pertamanya ?" Tanya Fitri.

"Gak. Gue gak masalah dengan status istri kedua. Toh... pacar gue lebih sayang gue dari istri pertamanya, apalagi setelah dia tahu gue lagi gandung anak laki-laki." Ucap Rossa penuh percaya diri.

Kekasih Rossa sangat menginginkan anak laki-laki, selain itu istri pertama kekasih Rossa tidak bisa memberikan keturunan laki-laki. Hal itu diperparah dengan usianya yang sudah sangat tua, jadi tidak mungkin bagi istri pertama kekasihnya untuk hamil lagi. Jadi, saat ia tahu Rossa hamil anak laki-laki, dia sangat senang.

"Ya...ampun Rossa… Rossa." Ucap Jihan sambil menggelengkan kepalanya karena merasa pusing dengan ulah sahabatnya. Tak hanya Jihan, Elisa juga merasa pusing.

Ditempat yang berbeda, namun diwaktu yang sama. Niko sedang berada di parkiran sekolah, tepatnya  sekarang Niko duduk diatas motornya. Niko terlihat kesal pasalnya ia sudah menunggu Karin cukup lama.

WASIAT AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang