Pagi harinya, Mew bangun lebih awal seperti biasa. Ia siapkan bubur beserta sup penghilang pengar untuk sarapan Gulf.
Wangi masakan Mew membangunkan Gulf dari tidurnya. Ia memegangi kepalanya yang masih pengar akibat mabuk semalam.
" Arrrghh .." Desahnya.
Mendengar itu Mew langsung menghampiri Gulf yang masih berada di tempat tidurnya.
" Gulf kamu tidak apa apa?".
Gulf terdiam dengan tatapan tak percaya, ia menampar wajahnya sendiri memastikan bahwa ini bukan mimpi.
Plak ..
" Gulf .. ngapain kamu ! Kenapa kamu menampar dirimu sendiri?".
" Aku .. tidak bermimpi kan?".
Gulf memeluk Mew erat di barengi dengan sebuah tangisan. Mew mengusap kepala belakang Gulf seraya membalas pelukan nya.
" Cengeng sekali kamu".
" Phi .. jangan tinggalkan aku, kembalilah padaku".
Rasa cinta Gulf yang terlanjur dalam mengesampingkan kewarasannya sendiri, jika begini seperti Gulf lah yang menderita OLD bukannya Mew.
" Gulf .. aku takkan pernah meninggalkan dirimu. Tapi, untuk kembali sebagai sepasang kekasih sepertinya aku tidak bisa".
Dengan tangis, Mew menolak halus permintaan Gulf. Bukannya sudah tak cinta, Mew hanya takut kembali menyakiti nya.
" Tapi .. aku masih cinta kamu phi .."
" Aku pun sama, cinta ku lebih dalam padamu. Tapi aku sungguh tidak bisa kembali. Kini aku sadar, hubungan yang kita jalani ini toxic. Aku menyiksa mu secara fisik dan batin".
" When It huts so good i'll take it !"
" Tidak.. tidak bisa Gulf, kamu tidak bisa menerima itu. Ingat apa yang aku lakukan padamu terakhir kali? Aku menghajarmu habis habisan, aku menyiram mu dengan air mendidih. Jika kita kembali aku takut suatu saat bisa membunuh mu".
" Tapi aku ingin bersama mu!!".
" Aku sudah mengirim ribuan doa kepada langit agar Tuhan menunjukan jalan selain perpisahan Gulf .. namun ini yang terbaik untuk kita. Aku menerima takdirnya bahwa memang satu satunya cara untuk kita bahagia adalah rela".
" Tidak .. aku tidak rela phi ..".
Kini tangan Mew menggenggam erat tangan Gulf, ia ingin Gulf sadar akan hubungan beracun yang mereka jalani selama ini. Mew sebenarnya tidak ingin berpisah, namun inilah yang terbaik untuk mereka.
" Gulf .. aku akan selalu berada di sampingmu, apapun yang terjadi. Akan ku pastikan kamu baik baik saja".
" Phi .."
" Ku mohon pertimbangkan juga fisik mu, lihat luka yang ada di tubuhmu adalah saksi bisu kekejaman ku".
Gulf menunduk, memang betul ketika ia mengingat lagi perlakuan kejam Mew, sakit hatinya masih ada.
" Kumohon.." Ucap Mew.
Mata mereka saling bertemu, air mata tak terhindarkan. Setelah cukup lama mempertimbangkan, Gulf akhirnya menyerah. Ia mengikuti kemauan Mew untuk berpisah dengan nya seperti Mew mengikuti kemauannya dulu.
" Phi .. inikah rasanya sakit hati karena di putuskan?". Tangis Gulf memekik keras sambil memeluk Mew lagi.
" Aku melakukan ini untuk kebaikan kita. Persis seperti dulu".
" Tapi ku mohon phi, jangan pernah menjauh dariku, biarkan aku menemani mu saat konsultasi. Libat kan aku dalam proses sembuhmu , kumohon".
" Iya .. pasti .. pasti akan aku libatkan. Kita berpisah bukan berarti saling menjauh satu sama lain. Aku yakin takdir akan membawa kita kembali jika suati saat aku sudah lebih baik".
" Iya Phi.. aku .. minta ciuman terakhir dari mu untuk ku. Kumohon".
Mew menghela nafasnya, ia mendekatkan wajahnya seras menutup mata. Ciuman terakhir ia beri untuk mantan kekasih terindah nya itu.
Ciuman pilu, ya ciuman penuh rasa sakit dari mereka berdua.
" Tidak enak ciuman seperti ini". Tangis Gulf kembali pecah.
Mew tak bisa berbuat apa apa, keputusannya sudah bulat.
" Dukunglah aku agar menjadi orang yang lebih baik. Satu hal lagi, aku selalu mencintai dirimu". Bisik Mew.
" Aku juga ".
Mew pun keluar dari kosan Gulf, meinggalkannya sendiri meski berat.
Gulf bangkit dari kasurnya, melangkahkan kakinya ke meja makan yang sudah tersedia makanan buatan Mew.
Kembali ia menangis sambil memakan makanan tersebut.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSIVE LOVE DISORDER ( OLD )
RomanceMenjalani sebuah toxic relationship bukanlah suatu hal yang mudah, begitu juga bagi Gulf seorang mahasiswa semester awal di sebuah universitas terbaik di Thailand. Ia berkencan dengan dosen mata kuliah matematika lanjutan di universitasnya bernama...