Hembusan angin malam menerpa jendela yang tak tertutup rapat. Gerden melambai tertiup angin. Ruang kamar nampak kosong melompong.
Ternyata dua insan tengah di mabuk asmara, asmara yang semakin membara. Irama desah mengikuti lidah, bertukar saliva nyatanya indah.
Jembatan liur membuatnya tergiur. Hantaman keras justru semakin terukur. Kali ini tak di ruang tertutup, karena ingin terdengar meski sayup sayup.
Kolam renang belakang rumah mereka jadikan tempat 'berkemah'. Tak malu meski ada sang empunya rumah.
Silaturahmi bibir nyatanya lebih nikmat di dalam air. Adrenalin semakin terpacu, seiring nafas yang saling memburu.
Nafsunya kini berada di puncak, takkan gentar meski terinjak. Mew rangkul tubuh Gulf yang sudah ringkih, membawanya keluar dengan mata perih.
Ia bawa kedalam kamar, tak cukup ruang untuk berbuat liar. Dia ciumi setiap lekuknya, tubuh Gulf memang tiada duanya.
Dosa nya semakin indah di tambah restu yang sudah pecah. Tak ada kalimat lain selain syukur, karena masa kelam telah di kubur.
Ia jamahi tubuh mulus nan molek milik Gulf, Gulf memutar tubuh bak seorang filsuf.
" Phi .. aku belum pernah merasa seistimewa ini saat bercinta denganmu ..". Ucap Gulf dengan suara lirih.
Mew meraih tangan Gulf , mencium punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSIVE LOVE DISORDER ( OLD )
RomanceMenjalani sebuah toxic relationship bukanlah suatu hal yang mudah, begitu juga bagi Gulf seorang mahasiswa semester awal di sebuah universitas terbaik di Thailand. Ia berkencan dengan dosen mata kuliah matematika lanjutan di universitasnya bernama...