21 : FILM & KECEWA

1.1K 125 3
                                    

Lampu dimatikan film telah diputar, cahaya temaram dari televisi besar menemani mereka berdua, Gulf dan Fern menonton film romansa semi horor berjudul Inhuman Kiss.

Mereka sangat menikmati film berdurasi dua jam satu menit itu, tak jarang Fern menangis karena adegan Noi ( pemeran di film ) yang berkorban untuk Sai( pemeran di film ).

Melihat Fern menangis malah membuat Gulf tertawa kecil, ia menyusut air mata Fern sambil terkekeh.

" Hhaha cengeng sekali".

Sampai di penghujung film yaitu saat Noi dan Sai melakukan ciuman perpisahan, Gulf tertegun air matanya keluar nampaknya ia menjadi ingat akan masa lalu nya dulu yang meminta ciuman terakhir sebagai tanda perpisahan kepada Mew.

" Bagaimana kabarnya sekarang ya?". Tanya Gulf dalam hati.

Baru kali ini Fern melihat Gulf menangis sambil tertegun, ia sikut tangan Gulf supaya ia tersadar.

" Hei .. kok kamu yang jadi nangis ".

Gulf tersadar, ia mengusap air matanya dan sedikit membual kepada Fern. " Haha bagian akhirnya sedih".

" Mmm Gulf, sudah enam bulan kita pacaran tapi kamu belum pernah mencium ku".

Kata kata Fern membuat Gulf sedikit kaget.

" Benar juga sudah enam bulan tapi aku belum pernah menciumnya sama sekali".

Saat Gulf sedang termenung, Fern mendekatkan wajahnya ke wajah Gulf. Gulf tertegun, kini Fern mencium Gulf. Namun Gulf mendorong tubuh Fern lembut.

Nampaknya Fern kaget atas perlakuan tersebut, ia langsung membawa tas nya dan pergi keluar apartmen meninggalkan Gulf.

" Phi .. tunggu !!"

Gulf pergi menyusul Fern yang kini tengah merajuk, terlambat Fern sudah naik taksi dan pergi.

Gulf kembali melangkahlan kakinya masuk ke apartmen, ia nyalakan lampu ruang tengahnya duduk di kursi menghadap televisi yang masih memutar film.

Gulf menunduk sembari mengacak ngacak rambutnya. " bodoh ! Apa yang aku lakukan".

*****
Keesokan harinya di tempat kerja, Fern masih kecewa dengan sikap Gulf semalam. Gulf menyapa pun Fern tak menjawab barang sepatah kata pun.

Tiba waktunya mereka untuk meeting mengenai projek baru.

Sebuah projek milenial bekerjasama dengan mahasiswa mahasiswa terbaik di Universitas Chulalongkorn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah projek milenial bekerjasama dengan mahasiswa mahasiswa terbaik di Universitas Chulalongkorn.

Fern sebagai kepala marketing dan penanggung jawab di projek ini berusaha melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin meskipun Gulf ikut terlibat di dalamnya.

" Untuk projek kali ini, kita akan mengerjakan sebuah inovasi terbaru pembangunan eskalator milenial di mall terbaru yang akan segera di bangun di jantung kota Bangkok. Kali ini kita akan melibatkan atau bekerja sama dengan mahasiswa dan tutor terbaik di Universitas Chulalongkorn".

Saat Fern sedang menjelaskan projek terbaru mereka kepada karyawan lain, seorang pria mengetuk pintu ternyata itu adalah perwakilan dari universitas yang akan bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

Tok ... tok .. tok ...

" Silahkan masuk, silahkan perkenalkan diri anda". Ucap Fern.

Gulf tak terlalu memperhatikan, dia tengah asik mencurat coret kertas kosong di depannya. Hingga ia sadar, sebuah suara yang tak asing terdengar di telinga mungil nya.

" Perkenalkan nama saya Mew Suppasit Jongcheveevhat, saya adalah perwakilan dari Chulalongkorn University sekaligus tutor yang akan berkerja sama dalam projek pembangunan eskalator milenial ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Perkenalkan nama saya Mew Suppasit Jongcheveevhat, saya adalah perwakilan dari Chulalongkorn University sekaligus tutor yang akan berkerja sama dalam projek pembangunan eskalator milenial ini. Mohon dukungan dan bimbingannya".

Gulf menaikan kepalanya, ia terdiam bak patung matanya bergetar. Sosok dari masa lalu ia temu kembali.

Mew pun demikian, ketika matanya bertemu dengan mata Gulf yang kini saling menatap perasaan campur aduk kini makin berkecamuk.

Namun mereka kembali fokus kepada pekerjaan mereka. Setelah selesai, Gulf langsung meninggalkan ruang meeting tanpa menyapa kehadiran Mew.

Mew tak ingin melewatkan kesempatan itu, ia segera membereskan dokumen yang ada di ruang meeting dan pergi mencari Gulf.

Saat Mew bertanya kepada karyawan lain soal keberadaan Gulf, mereka memberi tahu bahwa Gulf sedang berada di kafetaria.

Mew segera menyusul nya, ia cukup kaget ketika menemukan Gulf yang sedang makan siang dengan Fern. Terlihat cukup akrab dan mesra untuk ukuran sesama pekerja, Mew belum tahu tentang hubungan mereka berdua.

Mew memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang masih campur aduk, tapi dia sekarang tak seperti dulu.

Emosinya kini jauh -- jauh lebih stabil ketimbang dulu, konseling yang dulu ia lakukan satu minggu tiga kali kini hanya dua kali dalam satu bulan, sangat jauh perbedaannya.

*****
- GULF POV -

.
.
.

Setelah selesai rapat, ia langsung pergi  mengejar Fern yang saat itu masih marah padanya. Sebenarnya, Gulf cukup terbebani dengan hadirnya Mew yang kini menjadi partner kerja nya namun ia tetap berusaha bekerja dengan profesional.

Gulf terus membuntuti Fern yang berjalan menuju kafetaria, dia duduk di sana sendirian murung.

Gulf tak ingin membuat kekasihnya sedih berkepanjangan, ia belikan sepotong kue red velvet kesukaan Fern dan Latte sebagai permintaan maaf atas kejadian semalam.

" Phi .. khu thodhod naa...". Mohon Gulf.

Cukup lama Gulf meminta maaf, akhirnya Fern luluh juga. Ia mengelus kepala Fern lembut, Gulf berjanji takkan melakukan hal seperti itu lagi.

Gulf melihat Mew dengan ujung matanya yang mematung melihat dirinya dengan Fern. Namun bukannya menghampiri, Gulf justru mengabaikan keberadaanya.

Bukannya kini tak peduli, namun Gulf hanya mengikuti alur yang Mew inginkan sedari dulu.

*****

OBSESSIVE LOVE DISORDER ( OLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang