35 : MASIH ADA JARAK

890 96 9
                                    

Telah kutemukan arti hidup, dengan seseorang yang menyalakan redup. Semua badai kita hadapi bersama, semoga langgeng dalam waktu yang lama.

Kesalahan lalu telah di tebus, kini sakit hati telas pupus. Untaian do'a telah memenuhi langit, sekarang waktunya kita married.

Hati mu sudah ku genggam, ku genggam sampai lebam. Niat hati menyembunyikan rasa, realitanya tak bisa jua.

Mew, niatnya kuat hingga tak bisa goyah. Ia akan melamar Gulf dalam waktu dekat, sumpah mati ia sangat terpikat.

Gulf dengan senang hati menerima, kapan waktunya? Ia juga masih bertanya.

" Gulf maafkan aku, besok harus pergi ke luar kota untuk seminar".

Gulf cemberut, namun dia harus nurut.

" Khu thodhod na .. ini tugas dari kampus, aku tidak bisa menolak".

" Berapa lama?".

" Hanya satu minggu".

" Satu minggu bagai satu tahun tanpa mu".

" Jangan marah na .. na...".

" Iya berangkat saja, akan ku siapkan keperluan mu untuk besok".

" Khob jai na teerak".

" Eeu ..."

*****

Gulf menolak berpisah karena ia selalu gelisah, apa daya Mew harus kerja untuk membeli sepasang kemeja. Kemeja di pakai untuk menikah, Gulf yang mendengarnya kembali sumringah.

" Boo sayang .. Phi pergi dulu ya, jaga mata jaga hati na ..".

" Iya Phi Bii sayang .. hati hati di jalan ya".

Mew melempar senyum singkat lalu berangkat ke luar kota untuk mengemban tugas nya. Gulf kembali cemberut ia tak biasa hidup tanpa Mew.

" Haaaahh, aku harus pergi kerja juga".

Gulf bersiap kemudian berangkat kerja.

*****

Gulf membuka laptop, menyelesaikan beberapa dokumen yang harus ia urus. Saat sedang fokus dengan pekerjaannya, Fern mendekatinya lalu menyapanya.

" Gulf ..".

" Ahh Phi .. ada apa?".

" Aku .. ingin membicarakan sesuatu, apa kamu masih sibuk?".

" Aku .. aku tidak sibuk. Phi mau bicara soal apa?".

" Kita bicara di kafetaria ya, kebetulan lima menit lagi istirahat. Nanti aku tunggu di sana ".

" Iya Phi ..".

Gulf cukup bingung, karena semenjak kejadian itu Fern mengabaikannya namun sekarang tiba tiba ingin membicarakan sesuatu.

Jam makan siang pun tiba, Gulf beranjak dari kursinya dan pergi menemui Fern di kafetaria.
Ia temukan Fern sedang duduk sendiri di temani segelas kopi.

" Phi ..".

" Gulf .. silahkan duduk ".

" Mm .. Phi ingin membicarakan apa?".

" Aku .. aku ingin minta maaf padamu".

" Minta maaf untuk?".

" Ya .. karena akhir akhir ini aku mengabaikan kamu".

" Phi .. disini aku yang salah. Wajar saja jika kamu mengabaikan aku. Aku sangat mengerti itu".

" Aku ingin kita berteman dan berhubungan baik seperti dulu".

" Akupun sama ... Phi aku tidak ingin seperti orang asing bagimu".

" Hmmm .. iya Gulf, berarti kita berteman lagi ya"

" Iya Phi, aku selalu menjadi temanmu selama ini".

" Baguslah. Untuk merayakan pertemanan kita, aku akan mentraktirmu segelas kopi".

" Haha terimakasih banyak".

" Gulf .. soal hubungan mu dengan Mew bagaimana? Boleh aku tahu?".

" Hubungan ku dengan dia sudah melangkah ke arah yang lebih baik. Aku .. berencana menikah dengannya".

" Menikah?".

" Iya Phi".

" Orang tua mu setuju?".

" Mereka setuju, aku sudah membawanya ke Chiang Mai untuk bertemu ibu dan ayah".

" Mmm begitu ya, aku bahagia mendengarnya. Oh iya, aku .. penasaran akan satu hal".

" Apa Phi tanyakan saja".

" Aku penasaran jika kalian menikah .. siapa .. yang berperan menjadi istri?".

" Phi kenapa bertanya itu .. hahaha". Jawab Gulf tersipu malu.

" Ihh sumpah aku penasaran".

" Aku .. yang menjadi istri dan dia adalah suami".

" Aahh begitu benar dugaanku .. ahahah kamu terlalu feminim untuk menjadi suami".

" Phi ..!!!" Protes Gulf.

" Hahaha loleenn loleenn .. dengan kata lain kamu .. kamu .. di 'tusuk' olehnya?".

" Wahh Phi ngadi ngadi pertanyaannya !!".

" Hahaha .. aku selalu senang menggoda mu seperti ini".

" Kamu membuat ku malu Phi ".

" Gulf .. aku harap kamu selalu bahagia ya ".

" Terimakasih atas doa nya Phi, kamu juga semoga bahagia selalu".

*****
Hari ini Gulf langsung pulang , saat memasuki rumah dia tidak terlalu senang. Hening tak ada suara yang menyambut nya pulang.

" Ih dari pagi aki aki itu belum memberi kabar!" Keluhnya.

Gulf mencoba menelpon Mew, namun tak ada jawaban. Gulf makin menekukkan wajahnya, dia kesal karena Mew tak mengabarinya.

Ia rebahkan dirinya di kasur dengan kasar. Beberapa kali ia cek ponselnya dan menelpon Mew juga. Namun tetap, tak ada balasan.

Sampai ia tertidur menunggu kabar, sampai esok pun belum juga berkabar. Gulf semakin gelisah gundah gulana.

Hari demi hari ia lewati sudah enam hari Mew pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari ia lewati sudah enam hari Mew pergi. Setiap detik terasa panjang, Gulf mengeluh kadang memaki .

" Ihh !!!! Masa saking sibuknya ga bisa luangin waktu buat komunikasi sebentar sih, ah jangan jangan dia menghilang lagi? Tapi ga mungkin sih dia kan udah janji? Ah ! Jangan jangan dia  selingkuh? Ga mungkin juga dia kan cintanya sama aku. Aah bangsat !! Bikin pusing,  kalo pulang aku hukum dia !!! Akan ku 'tusuk' dia sampai tepar !!!".

*****

OBSESSIVE LOVE DISORDER ( OLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang