Pulang dari klinik, Mew langsung mengantar Gulf kembali ke kosannya. Mew tampak sangat khawatir.
" Berbaringlah dulu, biarkan aku yang menyiapkan obat untukmu. Sebelum itu, kamu harus makan dulu. Akan ku pesan kan obat".
" Terimakasih banyak pak dosen, maaf aku selalu merepotkan dirimu".
" Tak apa, panggil saja Phi Mew jika sedang berdua seperti ini. Aku tidak nyaman di panggil pak dosen oleh mu".
" Tapikan .. itu tidak sopan pak".
" Aku yang minta, jadi tidak apa apa. Panggil aku Phi saja ya".
Kana mengangguk, tak lama makanan pun datang. Dengan telaten Mew menyuapi Gulf yang terbaring lemas di kasurnya.
" Enak ga makanan nya?".
" Enak Phi .. makasih ya".
" Iya sama sama".
" Phi ikut makan juga boleh kok". Ucap Gulf tersenyum manis.
Mew membalas senyuman manis Gulf ia pun menyendokan makanan yang ia pesan barusan ke mulutnya.
Setelah hari itu, mereka menjadi semakin akrab. Mew sering berkunjung ke kosan Gulf begitu juga sebaliknya Gulf sering berkunjung ke rumah milik Mew.
Hingga suatu hari, Mew mantap untuk menyatakan perasaannya kepada Gulf. Ia membawa seikat bunga matahari kesukaan Gulf, Mew menatap kosan Gulf jantungnya berdebar, tangannya berkeringat.
Ia menghela nafas nya dan melangkah kan kakinya masuk ke kosan itu. Langkah kakinya terasa memendek, kegugupan menguasai perasaannya.
Tok .. tok ..tok ..
" Gulf ..". Panggilnya dengan suara yang agak gemetar. Tak lama pintu dibuka, ia langsung menyodorkan bunga matahari itu dengan mata tertutup.
" Ini bunga untukmu !". Ucapnya cepat.
Ia di sambut dengan sebuah senyum teramat manis dari bibir pink plumpy milik Gulf.
" Haha .. kamu kenapa Phi, memberikan bunga sambil menutup mata seperti itu?".Gulf menarik tangan Mew lembut agar masuk ke kamar kos nya. " Masuk dulu sini". Ucapnya. Mew diam tak bersuara, ia gugup gelisah gundah gulana.
" Phi are you okay?". Tanya Gulf penasaran.
" Phi .. okay". Jawabnya terbata.
Gulf mengambil bunga matahari yang masih berada di genggaman Mew " Untukku?" Tanya Gulf.
Mew mengangguk pelan, pipinya berubah merah merona.
Gulf agaknya bingung apa gerangan tujuan Mew memberinya seikat bunga matahari nan indah kesukaannya itu. " Dalam rangka apa Phi memberiku bunga?".
Mew mengangkat wajahnya yang tertunduk malu, memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada manusia sempurna dihadapannya. " Phi .. menyukaimu".
Sebuah kata singkat penuh makna terucap dari bibir Mew, Gulf tersentak kaget. Ia memundurkan tubuhnya agak menjauh darinya. " Phi .. menyukai ku?". Tanya nya heran.
Mew tak menjawab, ia takut Gulf menolak perasaannya. Ia takut Gulf menjauh setelah dia menyatakan perasaannya itu.
" Phi kenapa tidak menjawab?".
" Aku ..". Belum sempat Mew melanjutkan kalimatnya, Gulf memotongnya dengan sebuah kata " Aku juga menyukaimu".
Mew kaget, ia melihat Gulf dengan mata berbinar seolah berkata 'apa kamu serius?' Gulf mendekati Mew memeluknya erat, matanya tertutup meresapi setiap cinta yang sebenarnya ia pendam sejak dulu.
" Sebenarnya aku sudah mencintai Phi sedari lama, hanya saja aku takut jika membicarakannya lebih dulu padamu". Ucapnya sambil tersenyum.
" Apa kamu serius? Kamu juga mencintai Phi?".
" Tentu saja aku mencintai mu".
Seikat bunga matahari menjadi saksi bisu berawalnya kisah cinta mereka, kisah cinta yang sangat indah berlimpah kasih sayang dan perhatian.
Kala itu, kebahagiaan meliputi kehidupan mereka. Meskipun mereka merahasiakan hibungan mereka ketika di kampus. Mereka ingin hubungan yang terjalin hanya untuk di nikmati berdua, bukan untuk orang lain. Serta sikap profesional Mew ketika mengajar membuat Gulf sangat kagum padanya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSIVE LOVE DISORDER ( OLD )
RomanceMenjalani sebuah toxic relationship bukanlah suatu hal yang mudah, begitu juga bagi Gulf seorang mahasiswa semester awal di sebuah universitas terbaik di Thailand. Ia berkencan dengan dosen mata kuliah matematika lanjutan di universitasnya bernama...