denial.

4.3K 361 3
                                    

Christy tengah asik berbaring di pangkuan Shani. Tiba-tiba sebuah buku mendarat di perutnya.

"Kamu apa-apaan sih Zee?!" Christy langsung bangkit dari tidurnya.

Pelakunya adalah Zee. Gadis itu mendudukkan tubuhnya di samping Shani dengan santai. Mencomot nastar di meja, lalu melahap nya.

"Jangan jail dong kak." tegur Shani.

"Dia duluan, taro buku di meja aku sembarangan. Kalo abis pake tuh ya simpen lagi ke tempatnya. Ini malah di biarin berserakan, nanti kalo ilang pasti nyalahin nya aku."

"Orang aku lupa." jawab Christy.

"Iya deh." Zee menyandarkan punggungnya ke badan sofa.

Mulut Christy komat-kamit, mengumpati Zee.

"Mah." Zee memeluk Shani dari samping, membenamkan wajahnya di bahu Shani.

"Kamu udah mandi?" tanya Shani sambil mengusap lengan Zee yang melingkar di perutnya.

Zee mengangguk.

Christy cemberut melihat itu. "Ihh aku juga pengen peluk mamah."

Christy memeluk Shani dari sisi kiri.

"Ikut-ikutan aja sih kamu!" Zee sedikit menoyor kepala Christy agar menjauh dari tubuh Shani.

"Gak usah mulai deh." Christy memukul pelan lengan Zee.

"Kamu kan dari siang sama mamah, sekarang gantian dong!"

"Udah-udah, kan bisa berdua peluk mamah. Jangan berantem ah." Shani menarik kedua putri nya ke dalam pelukan nya.

"Assalamu'alaikum, papah pulang!"

"Waalaikumsalam." terpaksa Shani melepas pelukan kedua putri nya, lalu menghampiri Gracio.

"Tumben pulang cepet Ge." Shani menyalimi punggung tangan Gracio.

"Iya, kangen kamu soalnya."

"Inget umur pah." sindir Zee.

"Denger aja kamu."

"Kan punya kuping." bukan Zee yang menjawab, melainkan Christy.

"Benar itu."

Gre yang merasa gemas pun segera menghampiri kedua putrinya. "Gak ada yang mau peluk papah?" Gre duduk di tengah-tengah mereka.

"Ge, mandi dulu. Baru boleh meluk anak-anak." peringat Shani.

Zee dan Christy tertawa. "Dengerin tuh pah."

Gre mendengus. "Awas kalian." Gre pun bangkit, dan bergegas mandi.

"Mah laper, tapi pengen disuapin." rengek Christy.

"Manja." cibir Zee.

"Iri bilang."

"Ngga, apaan. Aku punya tangan, bisa makan sendiri." bantah Zee.

"Tunggu bentar ya, mamah ambil makanannya dulu. Zee mau makan juga? Biar sekalian mamah ambilin."

"Boleh."

Setelah Shani pergi dari hadapan mereka, suasana menjadi hening.

"Kenapa sih, kita gak pernah akur." ucap Christy tiba-tiba. Zee menoleh.

"Gatau." jawab Zee singkat sambil fokus pada televisi yang sejak tadi ia ganti-ganti channel nya. Ahh- kenapa tontonan sore ini tak ada yang seru?

"Bisa gak sih romantis sedikit jadi kakak?" geram Christy.

"Aku gak bisa, karena setiap orang punya love language nya masing-masing." ucap Zee, tanpa menoleh kearah Christy, karena televisi benar-benar menjadi fokusnya saat ini.

RUMAH (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang