sick.

3.1K 317 15
                                    

Kaki jenjang yang di balut sneaker biru sudah berdiri di depan pintu berwarna coklat. Menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu. Setelah menunggu hampir dua menit, pintu pun terbuka.

Tubuhnya sigap menangkap tubuh lain yang tiba-tiba memeluk nya. Sudah sangat lama dia tak bertemu dengan wanita ini.

"Mommy, how are you?" tanya Zee dengan tangan yang masih bertengger di punggung wanita seumuran ibu nya.

Pelukan terlepas, wanita di depannya menatap Zee dengan mata berkaca-kaca. "Mommy baik. Gimana sama kamu?"

Senyuman terbit dari bibir Zee. "Zee juga baik."

Jemari lentik milik wanita tersebut menyusuri wajah Zee yang terlihat lebih kurus dari 11 bulan yang lalu, terakhir kali ia bertemu dengan gadis ini.

"Kamu kurusan. Kamu gak baik-baik aja."

Zee menurunkan tangan wanita tersebut dari wajah nya. "Ashel nya mana? Udah makan?"

Wanita di depannya menggeleng. "Dia gak mau makan. Udah mommy paksa, tapi tetep gak mau."

"Aku mau ketemu Ashel."

"Ashel ada di atas, kamu langsung ke kamar. Mommy mau lanjut masak. Have fun ya sayang." mommy Ashel mengecup puncak kepala Zee. Dia sudah menganggap Zee seperti anak gadis nya sendiri.

Zee sudah berdiri di depan pintu kamar Ashel, tangannya perlahan membuka pintu kamar sahabatnya yang tak terkunci.

"Ashel.." suara Zee bergetar.

Ashel masih tak menyadari siapa yang datang. Hingga Zee duduk di tepi kasur.

"Kamu sakit apa? Kenapa bisa sakit?"

Tubuh Zee sedikit terhuyung ke belakang ketika Ashel menubruk tubuhnya. Tangis nya pecah di bahu Zee. Ashel sangat merindukan sahabat kecilnya.

"Kamu jahat, Zee."

"Maaf aku baru bisa kesini."

"Sembilan bulan kamu kemana? Aku nyari kamu."

Ashel hampir gila ketika Zee hilang begitu lama. Hari-hari nya tak pernah lepas memikirkan Zee. Kurang lebih satu bulan yang lalu Zee di temukan, namun gadis tersebut tak kunjung menemui nya. Sementara dia, sibuk mengurus pendaftaran kuliah nya.

"Aku sangat berharap kamu dateng pas kita graduation, tapi ternyata engga. Zee, aku udah lulus dengan nilai terbaik."

Zee mengeratkan pelukannya pada tubuh Ashel. Matanya terpejam menikmati rasa sesak di dada nya. Dagunya ia letakkan di atas kepala sahabat kecilnya.

"Aku minta maaf. Kita gak bisa lulus bareng."

Zee mengurai pelukan nya, menangkupkan sepasang tangannya di pipi Ashel, mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Ashel.

"Kenapa bisa sakit?"

Ashel menggeleng. "Gak tau."

Ashel mengamati wajah Zee. "Kenapa kamu kurusan?"

"Diet." jawab nya asal.

"Makan dulu, aku bawa bubur kacang ijo mang Koko. Terus sama donat kesukaan kamu."

Zee mulai menarik kresek putih di meja. "Aku ambil mangkuk dulu di dapur ya?" setelah mendapat anggukan, Zee pun melenggang keluar kamar.

Beberapa menit setelahnya, Zee kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa mangkuk serta obat-obatan.

"Kata Mommy kamu gak mau makan sama minum obat. Kamu gak mau sembuh?" nada Azizi terdengar dingin, membuat Ashel sedikit menciut.

"Gak nafsu."

RUMAH (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang