Hari demi hari telah berlalu, tak terasa usia kandungan Shani kini sudah menginjak bulan ke empat. Perutnya sudah sedikit membuncit. Gre semakin overprotektif kepada istri tercinta nya tersebut.
"Minum susu dulu mah." Gre membawa segelas susu rasa vanila ke hadapan Shani.
Shani menerima segelas susu yang di sodorkan Gre, lalu meminumnya. Dia tersenyum, Gre selalu rutin membuatkan nya susu setiap malam dan pagi hari, padahal dia tau suami nya itu sangat sibuk. Tingkat keromantisan Gre tidak memudar meski pernikahan nya sudah berusia puluhan tahun.
"Sehat-sehat ya nak, papah gak sabar buat ketemu kamu." Gre berjongkok, mengusap perut Shani.
Shani mengusap surai hitam Gre, kemudian beralih ke rahang tegas milik suami nya. "Makasih ya Gre. Makasih udah jadi suami dan ayah yang baik buat aku dan anak-anak."
"Makasih juga udah jadi istri dan ibu yang baik buat aku dan anak-anak. Aku gak bisa kalo gak ada kamu Shan." ucapnya dengan sendu.
Mereka pun berpelukan, menyalurkan rasa cinta nya masing-masing. Gre sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu menjaga dan menemani Shani hingga nafas terakhir nya.
"MAMAH! PAPAH! ZEE NGATAIN AKU BEGO!"
Gre mengeluh malas mendengar teriakan itu. "Aku punya cita-cita baru Shan."
"Apa?"
"Liat mereka berdua akur."
Shani terkekeh, dia kecup sekilas bibir Gre. "Kita cek anak-anak, lagian ini udah malem. Suruh mereka istirahat."
"Kakak, Adek. Liat sekarang jam berapa?"
"10 mah." jawab Christy, melirik Zee, melayangkan pukulan di pundak kakak nya itu.
"Tuh mah pah, dia mukul aku terus. Padahal aku diem aja loh." adu Zee dramatis.
Christy memutar bola matanya. "Gak usah berlagak jadi korban."
Gre memijit pangkal hidung nya, jam sudah menunjukkan waktu nya istirahat. Tapi putri-putrinya masih asik berdebat.
"Kenapa sih, hm? Udah malem pada teriak-teriak?" Shani duduk di samping mereka.
"Zee ngatain aku bego masa, dia juga tadi ngomong kasar mah."
Shani menatap Zee seolah meminta penjelasan.
"Christy yang duluan." tuduh Zee.
"Orang kamu juga yang dateng-dateng rebut ipad aku."
"Aku kan cuma iseng." Zee membela diri.
"Malesin banget." Christy turun dari Sofa, menyambar ipad dan beberapa cemilan, lalu pergi ke kamar dengan perasaan dongkol nya.
Zee hanya menggeleng pelan, kembali fokus dengan televisi. Tak peduli dengan tatapan orang tuanya.
"Adek nya marah kok diem aja Zee?" Gre mendekati Zee.
"Ya aku kudu piye?"
"Kejar dong."
"Gak ah, takut sendal swalow ku putus."
Gre mendengus malas. "Papah serius Azizoy."
"Aku mau tidur, bye semua." Zee mengecup pipi Gre dan Shani bergantian. Lalu berlari ke kamar nya sebelum mendapat ceramah dari Shani.
Gre bersandar lemas. Dua anak itu benar-benar membuat kepala nya migran.
"Sekali-kali harus tegas sama anak tuh, jangan di manja terus." kata Shani sambil membereskan beberapa cangkang cemilan bekas putri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH (Selesai)
FanfictionRumah adalah tempat di mana cinta berada, kenangan diciptakan, teman selalu menjadi milik, dan tawa tidak pernah berakhir. Ini tentang rumah dan beberapa masalah di dalam nya. Note: hanya sebatas karangan penulis. Jangan sangkut pautkan dengan kehid...