"Iya, ini hari terakhir Papah disini, karena besok Papah pulang."
"Serius Pah?" mata Zee berbinar bahagia.
Gracio mengangguk. "Iya. Papah udah pesan tiket pesawat. Tunggu Papah ya? Kalian pasti kangen Papah kan?"
"Dih Papah ge-er." cibir si sulung.
Gracio terkekeh di seberang sana. "Papah kerja lagi ya? Kalian baik-baik sama Mamah. Jangan pada nakal, oke? Bantuin Mamah jaga Sean."
"Oke Pah. Love you." jawab Christy.
"Love you more sayang."
Layar pun berubah menjadi hitam. Setelah menutup laptopnya, Azizi menghempaskan tubuh ke badan sofa.
"Udah vidcall sama Papah nya?" itu Shani, datang menghampiri dengan membawa dua gelas susu cokelat hangat untuk Zee dan Christy.
Kedua nya kompak mengangguk. "Papah besok pulang."
"Iya, Mamah udah tau. Harusnya Papah pulang hari ini, tapi karena ada kerjaan mendadak. Di undur jadi besok."
"Kita ikut ke bandara ya, Mah?"
Shani menggeleng. "No. Kalian sekolah aja. Papah biar Mamah yang jemput. Oke?"
"Tapi Mah–"
"Gak ada tapi tapi. Ini minum dulu susu nya."
"Mah, kita ikut ya." rengek Christy, memasang wajah sendu.
"No."
"Mah–"
"No." Shani tetap pada pendiriannya.
"Ak–"
"Ngga Angelina Christy. Mau bantah Mamah hm?"
Nyali Christy seketika ciut, ia diam, pasrah dengan keputusan Shani. Meski hatinya ingin ikut menjemput Gracio ke bandara.
"Mamah gak asik!" Christy bersedekap dada dengan wajah cemberut.
"Kalo kalian gak sekolah Mamah izinin. Tapi kan kalian sekolah."
"Kan bisa bolos." jawab Azizi enteng.
"Gak ada bolos-bolos. Pokoknya besok kalian harus tetep sekolah. Oke cantik?"
"Yes mam." jawab keduanya malas.
"Pintar." Shani mengusap rambut Zee dan Christy.
•••
Pagi, sekitar pukul 8. Shani merasa ada keanehan, karena tak biasa ponselnya terus-terusan bergetar. Dia mengecek ponselnya yang sedari tadi bergetar pertanda banyak pesan masuk.
Pesan beruntun dari kedua orang tua Gracio, kemudian dari orang tua nya juga. Kedua alis Shani menyatu. Ada apa?
Buru-buru Shani mengecek satu-persatu pesan yang masuk. Hatinya mencelos melihat apa isi pesan tersebut.
"Pesawat Garuda Indonesia GA 811 jatuh di perairan kepulauan seribu..."
Shani mematung melihat berita yang tengah di siarkan di layar televisi. Dengan tangan bergetar hebat, Shani mencari kontak Gracio lalu membaca pesan semalam.
"Kamu besok pake pesawat apa, Ge?"
"Garuda Indonesia GA 811, Shan."
Shani segera menghubungi Gracio.
Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
"Gee, angkat.." Shani benar-benar gelisah.
"Ayo Gee angkat." Shani masih berusaha menghubungi nomor Gracio.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH (Selesai)
FanfictionRumah adalah tempat di mana cinta berada, kenangan diciptakan, teman selalu menjadi milik, dan tawa tidak pernah berakhir. Ini tentang rumah dan beberapa masalah di dalam nya. Note: hanya sebatas karangan penulis. Jangan sangkut pautkan dengan kehid...