Azizi sedikit terkesiap ketika tiba-tiba segelas susu tersodor di depan nya. Zee mendongak, ahh- ternyata Gracio.
"Ngagetin aja pah." Terlalu fokus belajar hingga Zee tak mendengar pintu kamar nya terbuka.
Gracio terkekeh geli. "Papah buatin susu spesial buat kakak."
"Makasih ya pah."
Gre mengangguk, diusapnya kepala Zee dengan sayang.
Zee menghentikkan kegiatan menulisnya, mengetukkan pulpen nya ke meja. Ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada papah nya, namun dia gugup.
"Ehm, pah?"
"Kenapa sayang?"
"Aku minta waktu sehari aja sama papah, boleh?"
Gre mengerutkan dahinya, permintaan macam apa ini? Dia bahkan rela memberi seluruh waktu nya untuk kedua putri nya.
"Kenapa ngga?"
Zee tersenyum penuh arti. "Berdua ya pah?"
"Christy gak di ajak nih ceritanya?" Gracio menaik turunkan alis-nya, menggoda.
"Aku cuma pengen berdua aja sama papah. Sehari aja, Boleh ya?"
Gracio tentu mengiyakan permintaan putrinya. Walaupun di dalam hati dia masih bertanya-tanya.
"Mau nya kapan sayang?" Gracio kembali mengusap rambut Zee.
"Kalo papah punya waktu luang."
"Lusa ya."
"Oke pah. Makasih ya?"
Gracio tersenyum gemas, lantas ia mencium puncak kepala Zee. Sebesar apapun Zee, di matanya tetap menjadi putri kecil. Begitupun dengan Christy.
Mereka sedikit berbincang kecil, membicarakan mengenai banyak hal, walaupun terkesan random. Tapi cukup berhasil mengocok perut Gracio, putri sulung nya ini benar-benar copy-an diri nya.
Gracio melirik jam tangannya, sudah pukul sembilan lewat tiga puluh menit.
"10 menit lagi belajar nya udahan ya, terus istirahat. Besok sekolah kan?"
Zee mengangguk, mengiyakan.
"Yaudah, kalo gitu Papah cek kamar adik kamu dulu. 10 menit lagi Papah kesini lagi."
"Iya Pah, ini sebentar lagi udah kok."
Gracio pun pamit, dan segera berlalu dari hadapan Zee.
Melihat punggung Gre menghilang di balik pintu, Zee pun bersandar lemas di kursi. Memutar-mutar bolpoin di tangan nya, ada banyak hal yang menganggu kepala Zee akhir-akhir ini.
Sesuai perintah Papah nya, Zee segera membereskan alat tulisnya, kemudian ke kamar mandi untuk cuci kaki dan sikat gigi. Setelah itu, ia siap beristirahat.
"Dek?" Gracio memasuki kamar Christy, pandangan nya jatuh kepada gadis yang terlelap di meja belajar dengan posisi duduk.
"Yaampun dek." Gre mengusap kepala belakang Christy.
Gracio pun membereskan buku-buku beserta alat tulis si bungsu. Setelah itu menggendong Christy dengan sangat hati-hati ke kasur nya.
"Good night sayang." bisik Gre seraya mengecup kening Christy.
Seperti janji nya tadi, Gre kembali ke kamar Zee di menit ke sebelas. Gre menghela nafas lega ketika kamar Zee sudah gelap, itu artinya Zee sudah istirahat.
Sekarang waktunya Gre kembali ke kamar. Mengistirahatkan tubuh nya setelah seharian beraktivitas di kantor. Cukup melelahkan memang, tapi ketika melihat senyum ketiga bidadari nya, lelah itu lenyap begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH (Selesai)
FanfictionRumah adalah tempat di mana cinta berada, kenangan diciptakan, teman selalu menjadi milik, dan tawa tidak pernah berakhir. Ini tentang rumah dan beberapa masalah di dalam nya. Note: hanya sebatas karangan penulis. Jangan sangkut pautkan dengan kehid...