Jangan lupa vote & comment ya 🥰
🖤🤍 • 🤍🖤
Julian, Jeremy dan Darrel akhirnya pulang saat hari menjelang malam. Itu pun mereka dipaksa pulang oleh Yuni. Travis memilih untuk menjaga Haru malam harinya, yang tentu saja sempat mendapat protes dari sang ibunda karena kondisi bahunya yang masih cidera.
Tapi apa daya saat bungsu Atmaja itu sudah bersikeras, tak ada yang bisa membujuknya. Mungkin itu kesamaan lain yang dimiliki oleh si kembar selain wajah identik mereka.
Maka sekarang hanya tinggal Haru dan Travis yang berada di ruang inap si sulung. Yuni dan Galih pulang setelah melihat kedua anak mereka makan malam. Baik Haru maupun Travis tidak ada itensi untuk membuka pembicaraan. Keduanya masih sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.
Haru masih merasa bersalah karena Travis tak bisa ikut trial match akibat cideranya, sedang yang muda sibuk berpikir bagaimana caranya membujuk sang kakak untuk melakukan operasi.
"Gue—" // "Gue—"
Keduanya memulai pembicaraan di saat yang bersamaan. Travis mempersilahkan yang lebih tua untuk berbicara terlebih dahulu.
"Sorry karena gue, besok lo gak bisa ikut trial match. Padahal gue yakin lo punya peluang besar buat lolos." ucap Haru dengan penuh rasa bersalah.
"It's okay ru. Lolosnya gue di trial match juga gak tentu bakal bikin ayah ijinin gue ngambil olahraga as my main college major. Mungkin ayah akan ngira gue main-main sama masa depan gue." sambil tertawa kecil Travis membalas ucapan yang tua. Tawa sarkas yang menggambarkan sedikit rasa kecewanya terhadap sang kepala keluarga.
"Ayah cuma belom liat seberapa seriusnya lo di basket vis. Once he knew, gue yakin ayah bakal dukung lo 200 persen." Haru mencoba meyakinkan Travis untuk tidak menyerah akan hobi dan impiannya.
'Bagaimana ayah mau tau kalau tiap gue tanding dia gak pernah nonton.' batin Travis sambil tersenyum tipis. Sekali-dua kali Travis mencoba mengundang si kepala keluarga untuk bisa hadir menonton dirinya bertanding saat SMP, namun selalu saja ada pekerjaan atau alasan lain yang membuat Galih tak datang. Maka sejak saat itu Travis menyerah meyakinkan sang ayah untuk hadir.
"That's why I have to say no to whatever you wanna try to say right now. Gue gak mau operasi." Haru melanjutkan ucapannya yang ternyata belum usai. "Gue tau Dokter Michael tadi info mengenai gue harus operasi. Dan gue yakin lo mau bujuk gue. Jawaban gue gak. Gue gak mau."
"Tapi ru—"
"Vis, kalaupun gue operasi, gue mau donornya orang lain. Bukan lo." Haru memotong kalimat Travis sebelum yang lebih muda tiga menit darinya itu berbicara.
"Lama ru kalau nunggu orang lain. Kalau kesehatan lo makin buruk gimana? Lo gak kasian sama badan lo?!" Travis menatap Haru, berharap sedikit saja sang kakak mau mengalah.
"Dan lo gak kasian sama impian lo vis? Setelah operasi gue gak tau bakal ada efek samping apa nantinya ke tubuh kita berdua. Gue gak mau ambil resiko itu. Dan lo udah tau pemikiran gue ini dari awal, jadi gue gak akan rubah keputusan gue." dengan tegas, Haru kembali menyatakan keputusannya.
"Kalau masalah itu, kita bisa pikirin after the surgery runa. Dan kalau lo berpikir setelah operasi gue mungkin bakal lama untuk bisa main basket lagi, gue gak masalah." nada putus asa sudah terdengar di kalimat yang diucapkan si bungsu. Seakan berteriak meminta Haru untuk luluh dan sedikit egois terhadap dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
noir et blanc | haruto twins
Fanfiction[END] Kehidupan si kembar yang hampir berbeda 180° karena perbedaan sifat dan perilaku notes: 🖤 bxb 🤍 Main Pair: jeongharu & haruhwan 🖤 Side Pair: yoshisuk, jaesahi 🤍 100% fiction 🖤 local set up 🤍 Bahasa Indonesia + random english 🖤 please k...