Jangan lupa vote & comment ya 🥰
cw // curse or harsh words,
🖤🤍 • 🤍🖤
Haru sedang bersantai di kamar inapnya, memainkan telfon genggamnya untuk membunuh rasa bosan. Sang ibunda sedang menerima telfon dari pegawai toko makanya tidak berada di dalam ruangan.
Pintu kamar inap Haru terbuka, menampilkan wajah kembarannya yang terlihat letih. "Kenapa muka lo kayak habis marathon gitu deh vis?" tanya Haru yang bingung melihat raut muka sang adik.
"You don't know what hell I've felt today!" Travis langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Tubuhnya remuk karena bermain basket dengan sang ayah selama tiga jam penuh. Bahkan pertandingan antara ayah dan anak itu menjadi tontonan warga komplek mereka.
"Emang lo ngapain sampe ngerasain hell? Palingan lo cuma goleran di kasur seharian!" sindir yang lebih tua.
"Gak ya!" Travis menatap kakaknya tajam. Namun detik berikutnya yang muda membenarkan posisinya dan duduk di kursi yang ada di samping kasur Haru. "Ru, gue hari ini nemuin fakta yang mungkin bisa buat lo mindblown."
"Oh shut up vis, you're just overreacting." Haru mengerlingkan matanya malas. Ia yakin adiknya itu hanya melebih-lebih kan fakta yang hendak diberitahu kepadanya.
"Ayah dulu pemain basket inti kampusnya dia."
"No fucking way!" dengan sekejap Haru mengubah ekspresinya yang dari meremehkan sang adik menjadi sangat terkejut.
"Yup, until he dislocated his shoulder dan berakhir banting haluan minat. Bayangin aja gue tadi main basket tiga jam ru! Lebih lama daripada match yang biasa gue ikutin!"
Galih dan Yuni menguping pembicaraan kedua anak mereka dari luar. Sedikit tersenyum saat mendengar antusiasme keduanya membahas masa lalu ayah mereka.
"Mas akhirnya kasih tau Travis?" Galih mengangguk. "Even the reason you disapproved his passion in basketball?"
"Ya, aku juga kasih tau itu. Aku harus tau seserius apa dia sama basket." Galih menanggapi pertanyaan istrinya. Ia memang menghabiskan waktu satu jam berbicara mengenai masa lalunya terhadap Travis, dan juga alasan ia tidak memperbolehkan Travis hanya bergantung terhadap skillnya bermain basket. Dulu Galih butuh waktu yang cukup lama untuk bangkit setelah cideranya yang membuat ia harus melepas kecintaannya terhadap basket.
"You knew mas. You just don't want Travis ngalamin apa yang mas alamin dulu. Makanya mas tutup mata." Yuni mengelus pundak suaminya lembut, ia sangat paham kekhawatiran Galih.
"Maybe you were right. Aku mau ke Michael dulu. Ada yang pengen aku obrolin sebentar sama dia."
"Okay, aku di kamar Haru ya." Galih mengecup kening Yuni lalu beranjak menuju ruangan Dokter Michael, sementara sang istri masuk kembali ke kamar inap si sulung.
🤍🖤
"Ayah serius?!" Haru berseru kaget saat mendengar ucapan sang ayah setelah kembali dari ruangan Dokter Michael.
"Iya, ayah udah ijin besok kita jalan-jalan ke taman bermain." Galih mengulang kembali perkataannya.
Haru dan Travis tidak bisa menyembunyikan senyum mereka. Bak anak kecil yang diberi mainan baru, keduanya sangat senang mendengar kabar liburan kecil keluarga mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
noir et blanc | haruto twins
Fanfiction[END] Kehidupan si kembar yang hampir berbeda 180° karena perbedaan sifat dan perilaku notes: 🖤 bxb 🤍 Main Pair: jeongharu & haruhwan 🖤 Side Pair: yoshisuk, jaesahi 🤍 100% fiction 🖤 local set up 🤍 Bahasa Indonesia + random english 🖤 please k...