une

8.2K 684 94
                                    

Jangan lupa vote & comment ya 🥰








🖤🤍 • 🤍🖤








"Kak Haruuu!!!!!" Haru menolehkan kepalanya kepada sumber suara. Itu suara Julian, pacar dari adik kembarnya.

Travis - sang kembaran - kini tengah melahap sarapannya di meja makan. Pemandangan sang kakak kembar dan pacar berpelukan sudah menjadi hal yang wajar untuk disaksikan bagi pentolan SMA Jaya Harapan itu.

"Bunda sama ayah gak ada di rumah kak?" tanya Julian. Travis dan Haru menggeleng. "Hari ini kak Haru gak ada jadwal ke dokter kan?"

Haru kembali menggelengkan kepalanya. Sejak di diagnosis mengidap leukimia setahun lalu, tiap sebulan sekali Haru ada jadwal kontrol ke dokter.

"Mau jalan sekarang?" Travis yang sudah selesai makan menghampiri sang kekasih.

"Kak Haru ikut kita aja gimana? Daripada bosen di rumah." Julian mengajak sulung Atmaja. Haru ragu, ia melirik adik kembarnya, meminta persetujuan. Travis yang sadar akan tatapan sang kakak hanya mengangkat bahunya.

"Ikut aja, daripada gue diomelin karna ninggalin lo sendirian di rumah." Travis melenggang pergi mengambil kunci mobil dan berjalan ke garasi rumah mereka untuk memanaskan mesin mobil.

"Tuh kak, kak Avis udah bolehin, ikut aja ya." Haru pun mengangguk. "Asyik!!"

"Jangan lupa bawa jaket!" Travis berteriak dari arah garasi. Haru tahu, yang dimaksud Travis adalah dirinya. Maka dengan segera sulung Atmaja itu mengambil jaket hoodie kesayangannya dan mengekori si Sanjaya ke arah mobil.








🤍 🖤








Setelah membayar tiket masuk, ketiganya pun memasuki area taman bermain. Travis memperhatikan dari belakang, kekasih dan juga kakak kembarnya berjalan di depannya.

"Kak Avis ayo cepetan jalannya!!" Julian kini ikut menarik lengan Travis saat tahu kekasihnya berjalan agak jauh di belakangnya. Kedua tangan Julian dikaitkan dengan tangan kembar Atmaja. Travis di sebelah kiri dan Haru di sebelah kanannya.

Sebenarnya tak ada banyak wahana yang bisa dinaiki Haru. Jadi ia memutuskan untuk menunggu adik kembarnya dan Julian di salah restoran cepat saji yang ada di dalam taman bermain itu.

Namun karena hari itu adalah akhir pekan, suasana di dalam restoran sangatlah ramai. Haru jadi sulit menemukan tempat duduk yang kosong untuk ia tempati. Sampai di salah satu corner restoran, ia melihat ada satu meja yang hanya diisi oleh seorang remaja yang kelihatan seumuran dengannya.

Dengan tekad bulat (akibat dia juga sudah sangat lapar dan lelah berdiri), Haru mendekati meja orang itu. "Permisi, kamu sendiri atau lagi nunggu orang lain?"

Lelaki itu mengangkat kepalanya melihat Haru. "Gak, gue gak sendiri." jawab orang itu singkat.

"Ah gitu ya, maaf kalau begitu." Haru berniat mencari tempat lain, sebelum akhirnya lelaki itu menahan ujung hoodie Haru.

"Duduk aja di sini. Gue emang gak sendiri, tapi masih ada kursi kosong buat lo duduk." ucap orang itu. Haru terdiam dengan perkataan orang itu. "Udah cepet duduk, lo kelihatan capek banget tuh. Jam segini mah pasti rame banget, gak bakal tempat lain kalo lo mau duduk."

Akhirnya si sulung Atmaja tersenyum dan duduk di salah satu bangku kosong yang ada di situ. "Makasih ya." Lelaki itu balas tersenyum tipis.

Haru memakan makan siangnya dengan cepat, takut kalau nantinya Travis melihat ia memakan makanan cepat saji, ia akan dimarahi.

noir et blanc | haruto twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang