2

87 13 0
                                    

Dari dalam mobil city matik mungil, seorang wanita cantik bertubuh sental itu sedang sibuk-sibuknya membubuhkan maskara di kedua bulu mata ekstension lebatnya, dengan pandangan setengah lurus melihat jalan sambil terus memegang setir mobilnya; setengah lagi melihat kaca spion dalam di atas kepalanya. Poni panjangnya masih tergulung rapi diampit roll hair besar warna merah muda yang kadang kelupaan masih menyangkut hingga ke ruang kerjanya. Mulutnya tak henti bersuara, sejak tadi lantunan lagu 'Youngblood' milik 5 Seconds to Summer dikumandangkan dengan suara yang dipaksakan tinggi tapi gagal.

Sebuah lanyard name tag merk 'Coach' menggantung di batang tengah kaca spion dalamnya, bertuliskan 'Jola Nadien, Senior Copywriter Adsverb Indonesia' lengkap dengan foto karismatik seorang wanita muda berusia 25 tahun dengan senyum lebar menawan yang menyembulkan kedua pipi merah meronanya, membentuk garis tepi wajah dengan rahang tegas yang membuat wajahnya nampak presisi sempurna.

Selesai dengan maskara, Jola bersiap melepas roll hair besar di atas dahinya. Namun, fokusnya teralihkan, "Anjir, macet apaan sih, nih?" Gerutunya sesaat setelah ia memutar setirnya perlahan ke kiri. Tombol klakson berlogo H besar itu jadi pelampiasan kekesalannya. Beberapa kali ia menekan klakson sampai para pengendara motor yang sedang berhenti di depan mobilnya menoleh kesal.

Sementara itu, masih dari atas motor bang Eko, Ghean menyadari mobil di belakang motor yang ia tumpangi juga ikutan kesal dengan kemacetan yang timbul imbas dari keributan bang Eko dan pria berhelm glossy yang ia panggil Pak Gege itu. "Bang ... udah dong ngomelnya, saya turun lah, ya?"

"Eh siapa suruh turun! Bayar dulu sini! Ini orang somplak juga!" Bang Eko menunjuk Gege, "Mentang-mentang orang kantoran, semena-mena negor orang tua!" Niat Ghean menengahi adu mulut antar keduanya gagal akibat Bang Eko yang bersikeras tidak mau mengalah, dan Gege yang terlalu intimidatif, bikin Ghean bingung harus bagaimana.

Sementara itu, beberapa satpam mulai berdatangan dengan wajah panik tak tertahankan. Bukan cuma satpam yang panik, Ghean jauh lebih panik. Ia menyadari dompetnya tertinggal di kosan. Mati gue. Gerutunya dalam hati sambil terus merogoh isi tasnya yang makin acak-acakan. Tak sengaja, telunjuknya mendeteksi keberadaan uang kertas dari saku kecil di dalam tasnya. Uang itu tergulung rapi. Ia mengeluarkan dua lembar uang Sepuluh Ribuan tersebut.

Tin...tin... suara klakson mobil Jola makin menambah panas arena tarung Gege dan Eko. Jola membuka sedikit kaca mobilnya, "MINGGIR WOY! BUDAK KORPORAT MAU KERJA!" Teriak Jola yang sontak membuat banyak orang di sana menoleh ke arahnya lagi. Termasuk Ghean.

Gege ikutan menoleh ke arah Jola, wajahnya merengut, "Siapa, sih?"

Ghean baru sadar yang ada di dalam mobil itu adalah Jola. Tanpa fikir panjang, Ghean turun setengah melompat dari atas motor bang Eko, melepas helm yang ia kenakan, menggantungnya kembali di batang kaca spion motor, dan menyelipkan uang tunai ke dalam sela kantong jaket bang Eko, dan lari menuju mobil Jola.

Cepat-cepat bang Eko merogoh saku jaketnya, "WOY KURANG INI!"

"LA BUKA PINTU LA!" Teriak Ghean. Pontang-panting ia berlari ke arah mobil Jola di tengah keributan yang makin jadi, ditambah dengan teriakan Bang Eko akibat kurang ongkos.

Jola menyadari cewek bertubuh mungil di atas motor itu adalah Ghean yang kini sedang berlari ke arahnya. Ia bergegas menekan tombol buka kunci pintu kiri dari central lock di sebelahnya. "Aduh anak gila ini bikin kacau apaan lagi?" Gerutunya sendiri sambil menggigit bibir bawahnya.

Ghean berhasil meraih gagang pintu dan masuk ke dalam mobil dengan selamat, meninggalkan Bang Eko yang lari mengejarnya di belakang dengan wajah merah menuju ungu Thanos. Nyaris. Tinggal beberapa langkah lagi.

Through Her EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang