8

35 10 0
                                    

Motor itu berhenti di sebuah tempat jajanan malam kaki lima yang lumayan dekat dengan Pakuwon Mall. Tukang parkir sigap menyambut dan bantu membenahi posisi motor.

Riuh ramai orang mondar-mandir, bergriliya dari satu tenda ke tenda penjual makanan lainnya. Beragam jajanan kaki lima tersedia. Bermacam bau asap dari sate hingga steak pinggiran ada.

"Mau makan apa?" tanya Gege.

Ghean tertawa, "Aduh si bapak, padahal saya cuma minta ..."

"Mi instan pake nasi?" sahut Gege sambil tertawa geli. "Itu double karbo tahu!"

"Ya cocok, pak, kan tujuan saya biar kenyang."

Entah apapun yang keluar dari mulut Ghean membuat Gege hanya mampu tertawa tanpa membalasnya.

Matanya menelusur berbagai makanan yang tersedia. Dari sekian banyak pilihan makanan, Ghean tertarik dengan rawon setan yang kelihatan laris manis dengan antrean pengunjung mengular.

"Mau rawon lesehan?" tanya Gege.

"Boleh, pak! Ayok!"

***

Lita mencoba menghubungi ponsel Gege berulang kali namun tidak juga diangkatnya.

"Ma, ponselnya Mas Gege ditinggal di kamar." seru Gina.

Lita bergegas melihat ke dalam kamar. Ia menemukan tumpukan baju yang nyaris dikemas rapi.

"Memang kebangetan papamu tuh, Gin. Gege pasti mau balik lagi ke Jakarta." ujar Lita.

Gina berusaha menguatkan ibunya. "Nggak mungkin, Oma kan belum datang. Mana mungkin Mas Gege pulang ke Jakarta gitu aja."

"Ndak mungkin opo? Bayangin koe diele-ele'i¹ di depan calonmu. Kebangetan babar blas papamu." gerundel Lita.

"Ya, mungkin sekarang Mas Gege lagi ditenangin Ghean kali, Ma. Buktinya Ghean juga nggak ada di kamarnya."

"Koe iki, yo! Bisa dadi ora ditenangin. Iso dadi mereka lagi berantem hebat. Koe denger tadi papamu nyebut-nyebut mantan calon mertua segala. Ampun, aku ki."

Mendengar hal itu, Gina ikut berfikir bahwa mungkin hubungan kakaknya akan berakhir malam ini.

Gina tak lantas menjawab atau berkata apapun. Ia hanya merengut memikirkan nasib Gege dan sosok calon kakak ipar yang sebenarnya mulai ia sukai.

***

"Haaaah..., kenyang beneer! Mantep!" seru Ghean sambil menggelosorkan tubuh dan menepuk-nepuk perutnya yang membuncit.

"Gila, kamu kuat banget makan rawon sepedes itu." puji Gege sambil menyelonjorkan kakinya yang panjang.

"Hahaha~ bapak aja yang cemen. Orang Surabaya tapi nggak kuat pedes."

"Aduh, nggak deh, saya tuh suka kambuh asam lambungnya kalo makan pedes."

"Kalo yang itu, Jola tahu juga nggak?" goda Ghean.

"Apa? Asam lambung? Iya, dia tahu juga, kok. Kenapa?"

"Berarti bener, Jola tahu semua hal tentang bapak." pungkas Ghean.

Through Her EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang