Saat ini,
Wajahnya pucat seolah seluruh aliran darahnya terhenti. Gege ingin melakukan sesuatu, berbicara sekeras-kerasnya, menangis sejadi-jadinya, tapi, tubuhnya terasa lemas dan kaku. Keduanya jatuh terduduk usai tubuh Ghean yang sejenak kuat mendadak lemas tak bertenaga. Pendengaran Gege disesaki gusar tangis kepedihan gadis malang yang ia kasihi. Matanya tak henti menyoroti wajah lemah Ghean. Semua mimpi buruknya seolah bangkit dari tidur. Gege tak mampu berbuat apapun kecuali diam.
Sementara itu, Tiara berlari pergi meninggalkan tempat kejadian saat orang-orang mulai ramai berdatangan.
Beberapa staf hotel berinisiatif mengevakuasi Ghean dengan membopongnya ke area dalam lobi hotel, sementara itu, Gavin bangkit dan mencoba mengejar Tiara.
Dari arah dalam lobi hotel seseorang berlari kencang tergopoh-gopoh dengan wajah cemas. "Ge!" seru wanita paruh baya tersebut.
Gege tak menghiraukannya, ia tetap diam dengan pandangan kosong.
"Ge!" wanita itu tiba di hadapan Gege lantas membantunya berdiri, "Kamu ndak pa-pa, Ge?" tanyanya cemas, "Bude Wita dengar tadi dari staf hotel, ada keributan di sini, itu kamu?"
Gege tetap tak bergeming meskipun tubuhnya telah bangkit.
"Ge? Ayo kita masuk dulu, ayo kita duduk."
Gege menepis rangkulan tangan yang diberikan Wita. "Kenapa ada Gavin?" tanyanya kaku.
Wita bergeming.
"Bude tahu saya dateng? Bude tahu kelakuannya dulu?" cecar Gege dengan mata memerah dan berkaca-kaca.
"Ge ..."
"Tiara datang. Gavin datang. Maksudnya apa, Bude?"
"Tiara?" Wita kaget.
"Satu keluarga besar ini mau ngejebak saya apa gimana?" suaranya mulai goyah.
Perlahan Wita mendekat dan memeluk Gege yang sontak menumpahkan tangisannya di pundak Wita. Perempuan itu memeluk erat Gege lantas juga menenangkannya dan membiarkan pria itu menangis sejadi-jadinya.
***
Gavin berhasil meraih tangan Tiara meskipun berlari tergopoh-gopoh. Tiara menghentikan langkahnya.
"Lepas!" seru Tiara.
"Enggak!"
"Kenapa, sih, Gav!"
"Ini pernikahan adik sepupuku! Kamu yang kenapa bisa hadir di sini?!"
Tiara melengos, "Bukan urusanmu."
"Tiara! Kamu nggak bisa selamanya semena-mena sama orang lain!"
"Ya memang bukan urusanmu!" Tiara masih berusaha melepas genggaman Gavin.
"Kamu dijanjiin apa sama Dipo? Hah? Segila itu kamu?"
"Lepas, Gav! Kamu udah dapet apa yang kamu mau! Apa yang papamu mau, kan?"
"Apa?"
"Uang! Status! Udah cukup buatku bantu kamu!"
Gavin melepas cengkramannya dari Tiara, "Uang, Ti?" tanyanya lesu, "Kamu mengandung anakku waktu itu!"
Tiata terdiam. "Ya, terus kenapa sekarang? Ada masalah apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Through Her Eyes
Romance... Namun, kepura-puraan mereka pada akhirnya menimbulkan kisah romansa unik yang penuh tantangan dan tarik ulur satu sama lain dan membawa keduanya pada kenyataan yang pahit.