◉32

1.2K 55 0
                                    

"Bang,"

Steeve menoleh, melihat Rara yang masuk kedalam kamarnya. Ia buru-buru mengusap air matanya. Karena sejujurnya pun Steeve diam-diam menangis.

"Rara kangen bunda,"

Rara memeluk Steeve, menangis sekencang mungkin dan membiarkan ingus nya melebur di kaos Steeve.

"Mau makan seblak ga?" ucap Steeve seraya menenangkan Rara.

"Gamau,"

"Mau nya apa?"

"Bunda,"

"Rara,"

"Gamau apa-apa, dah ah. Rara males," Rara memundurkan wajahnya, ia segera meninggalkan Steeve sendiri.

Jujur, berat sekali rasanya melihat Rara selalu merasa sendiri. Dulu, sebelum bunda nya pergi, mereka juga jarang bersama, selalu pulang balik Singapura demi menjaga bisnis keluarga. Kemudian, bisnis bukan jadi alasan utama, kemotrapi bunda lah alasannya. Steeve juga berkuliah dengan perasaan cemas memiirkan bunda, dan sekarang harus kembali menahan sakit dua kali lipat.

"Bang,"

Zel fora kembali muncul dari balik pintu, mengintip sekilas abang nya yang diam-diam kembali melanjutkan air mata.

"Apa Ra?"

"Jrenggg, Rara bawa seblak, geprek, jus apel, jus jeruk, bakso, mie ayam, mie goreng, mie tektek, mie balap, nasi goreng, pecel lele, ayam penyet, yang ini Rara lupa, ini bola-bola ubi, piscok juga ada, ohiya ini pempek, ada ikan nila bakar juga bang, ada mcd, kfc, pizza juga."

Steeve tersenyum hangat, melihat Rara dengan semangat menyebutkan pesanan yang ia bawa.

"Bakalan habis ga?"

"Kan ada abang,"

"Idih, abang gamau gendut. Panggil Mba aja ya?"

Rara mengangguk, kemudian segera melangkah kembali, memanggil mba Tina dan Pak Tisna.

Beberapa saat kemudian, keempatnya makan dengan lahap di dalam kamar Steeve, duduk lesahan dan menikmati semua tanpa ada yang tersisa.

"Ayo, si bapak sama ibu, jangan ragu-ragu, kita harus gemuk." ucap Rara seraya melahap Nasi goreng dipiringnya.

"Iya de, ini enak banget loh. Makasih ya, kita jadi tau rasanya seblak gimana. Pizza nya juga MasyaAllah. Enak banget ini, ya kan pa le." Senggol mba Tina pada pa Tisna yang lahap menikmati bakso.

"Enak banget ini, mie tek-tek nya sama pak le ya nduk."

Steeve dan Rara segera mengangguk, memberikan 2 bungkus mie tek-tek.

"Nanti kalau Bu Tina sama pak Tisna mau lagi, bilang ya, biar Rara pesen. Nanti kita makan langsung aja di tempat nya. Kulineran gitu," ucap Rara kemudian menoleh melirik abangnya, "yakan bang?"

"iya, nanti deh. Pas hari minggu kita kulineran sepuasnya, Rara yang bayar katanya."

"Iya, Rara yang bayar pake uang abang."

SHELDON🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang