● 2

3.5K 233 45
                                    

Setelah lama menunggu jam pelajaran usai, akhirnya Rara dapat merenggangkan tangan selebar mungkin. Kini ia masih sibuk mengemasi buku-buku yang berserakan di atas meja. Dengan terburu-buru, Rara segera beranjak ke lantai satu, menyelusuri lorong panjang menuju kantin kelas 12.

"Jahat banget, ninggalin mulu," omel Rara mendengus kesal. Ia menopang dagu di atas meja. Di depannya ada Rayhan yang juga tertawa manis seraya mengacak rambut Rara.

"Lo ngapain kesini ya Allah, Ra. Di kelas aja, kaki lo belum sembuh ege." Ucap Clara emosi.

"Gapapa, hehehe." Ucap Rara tersenyum kuda.

"Gue mau cerita,"

"Yaelah, kita lagi ngebahas hutang jadi lupa lagi kan." Gerutu Naya masih sibuk dengan ponsel ditangannya.

Clara terkekeh, "Bentar Ra."

"Lanjut," ucap Naya seraya fokus dengan topik pembicaraannya dengan Clara, "kemarin lo minjem ke gue," ucap Clara menekan kalkulator yang mereka ambil dari pak Mus.

"Wait, gue gak pernah ngutang buat beli kuota Njir!"

"Yakin lo?" Tanya Clara membuka ponsel nya, membuka semua data hutang piutang yang mereka lakukan.

"Ra, lo juga kemaren minjem uang dari gue sebesar Seratus Ribu Rupiah. Haha, kaya melintir gue hari ini." Celetuk Clara seraya menerima uang dari Naya.

"Gapernah, Astagfirulah. Kapan?" tanya Rara ikut bergabung melihat ponsel Clara.

"Haha anjing, ngasal kan lo?" ucap Naya tertawa hingga menarik perhatian segerombolan anak IPS di sudut kantin.

"Ohiya, ternyata yang ngutang gue. Hehe," Clara segera membuka dompet nya hingga kemudian memberika uang bewarna biru sebanyak dua lembar.

"Makasih Clara sayang, berutang lagi ya. Biar bisa investasi bulanan."

"Ra, lo udah inget belum? Lumayan nih, gue mau checkout si Oren."

Rara menyodorkan ponsel milik Clara, "lo liat kan, yang ngutang itu elo."

"Tau ah, gue jadi ga selera makan." Ucap Clara hingga diikuti cengiran dari Naya.

"Ra, udah?" panggil Rayhan yang sedaritadi terdiam di sebelah Rara.
"Udah kok, kenapa?" tanya Rara lembut.

"Pulang sekolah mau ditemenin lagi?" ucap Rayhan masih menatap lekat mata Rara. Rara tersenyum mengerucutkan bibir.

"Nay, pindah yuk. Jadi nyamuk nih!" celetuk Clara kemudian menggeser mangkok bakso nya.

"Kalo lo suka sama Rara tembak dong, jangan cuman ngode mulu!" Naya berujar, ucapan perempuan ini selalu saja benar dan berhasil menohok Rayhan. Kini cowok bertubuh tegap itu menatap lekat mata Rara. Mencoba menelusuri jalan pikiran Rara. Cukup lama, hingga akhirnya Rara mengedipkan mata nya kepedihan.

"Rara," Rayhan meraih tangan Rara dengan tatapan lembut nya. Seisi kantin mulai ikut berbisik-bisik dengan kedekatan mereka yang setiap saat selalu terlihat mesra. Rayhan, laki-laki berparas manis dan lembut itu selalu memberi perhatian lebih hingga akhirnya mereka selalu menjadi bahan perbincangan seantero sekolah.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo, Ra."

Rara mengangguk kemudian tersenyum lembut.

SHELDON🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang