● 22

1.4K 69 15
                                    

"Tangkap Nay!"

"NAY, TANGKAP!"

"Wah, Rara lo salah sasaran. Mati lo!"

"Woy, Naya pingsan."

"Gila, si Naya bisa pingsan gara-gara kena bola."

"Wah, mati lu Ra."

"Sekeras apa sih bola nya? Lempar ke kepala gue dong Clar. Keras aja nggak ap,-"

"DIEM!" Rara memuncakkan emosi nya. Kini jantungnya berpacu kencang ketika Naya yang ia lihat sudah tergelatak di lapangan basket. Naya yang pingsan kini sudah di kerumuni murid kelas 12 IPA 2. Sekolompok laki-laki yang berada di lapangan futsal juga sudah segera bergegas melihat keributan yang terjadi.

"Anjir, pada nonton oppa-oppa korea kan?" ucap Anre menduga-duga.

"Pak Firman mantau njir. Ntar nilai kita di kurangi. Bubar deh!" teriak Anre dengan posisi menggenggam bola di tangannya.

Permainan bola di lapangan futsal berhasil tetalihkan oleh amukan Anre yang tidak menyukai keributan di lapangan basket milik perempuan. "WOY, RA. BUBAR WOY. DI LIHATIN PAK FIRMAN TAU GAK SIH!"

"Anre, lo ribut amat sih. Makin ketahuan. Biarin aja, sekarang lo fokus nendang bola ke gawang. Cepetan," geram Rayhan dari sudut lapangan futsal.

"Woy, astaga. Ni anak ngapain coba pergi segala." Rayhan segera menyusul Anre yang kini sudah ikut bergabung di antara kerumunan para cewe.

"Astaga!"

"Woy, gila ya kalian semua. Udah tau pingsan masih juga di pelototin." Sewot Rayhan masuk di antara kerumunan. Rara sedikit bersalah atas perbuatannya.

"Ra, bawain hp Naya." Ujar Rayhan ketika ponsel Naya terjatuh dari celana training nya.

"Han, Naya pingsan gara-gara aku." ujarnya seraya mengikuti langkah Rayhan hingga menuju UKS sekolah.

"Bukan salah lo kok. Dia nya aja yang lemah," ujar Rayhan membela disertai senyumannya.

Langkah kedua nya semakin dipercepat, hingga akhirnya tiba pada belokan koridor yang mempertemukan mereka dengan kedua laki-laki berseragam urak-urakan. Rara berhenti melajukan langkahnya, menatap mata cowok yang kini sudah berhasil membuat jantungnya berdetak kencang. Johan dan Sheldon dengan tampilan yang di duga habis berkelahi. Tidak tahu siapa yang menjadi lawan mainnya, namun adu tinju kali ini lebih parah dari sebelumnya.

"Oh, mumpung lo ada disini, Jo! Si Naya kena bola, lo aja yang bawain," ujar Rayhan kemudian segera memberikan Naya pada Johan.

"Gila, pelan-pelan dong njir!" ucap Johan.

"Santai dong, lagian lo lemes amat sih. Jantungan lo?" ejek Rayhan.

Johan hanya tersenyum tipis, "Shel, gue ke UKS dulu. Lo sendiri aja ya, gak apa-apa kan?" ujar Johan tanpa menunggu jawaban dari Sheldon.

"Serah," ucap Sheldon menggaruk kepala dengan kesal.

Ucapan itu berhasil membuat Rara menjauhkan kepala nya. Aroma asap rokok mulai terasa masuk ke dalam penciumananya, deru nafas yang Sheldon hembuskan terasa lekat dengan aroma asap rokok.

SHELDON🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang