"Satu, dua, tiga,-"
"Ra!"
Rara mendengus kesal, ketika namanya berulang kali ditegur oleh pelatih balet mereka. Posisi nya masih setengah menjinjit menahan sakit dan juga pegal didaerah tertentu.
"Ra, ini kaki kamu di lekukin. Bisa gak sih?" ucap Evi, salah satu pengajar mereka yang sudah terlatih dan berhasil memenangkan sejumlah penghargaan.
Rara mengangguk, kemudian tersenyum pada teman-temannya yang juga sudah merasa jengah melihat kesalahnannya.
"Kita ulang!"
Didalam hati, Rara menggangguk yakin bahwa dia sanggup melewati semuanya. Rra ingin memeberikan yang terbaik bagi Sheldon, bahwa dirinya layak untuk diakui sebagai pacar. Sejak dulu, Rara berpikir pasti bahwa Sheldon tidak mau mengakuinya karena sesuatu hal. Dan Rara cukup pandai untuk menebak semua nya, bahwa Sheldon malu mengakui dirinya yang bukan apa-apa dibandingkan yang lain.
Gerakan-gerakan lembut mulai mengalir diikuti alunan musik yang dinyalakan melalui speaker disana.
Rara berlatih keras, mengikuti ritme dengan tepat. Baju yang ia kenakan dengan renda-renda sebagai rok nya. Balutan kain ketat itu menempel indah membuat Rayhan yang berada disana ikut tersenyum.
Rara membalas senyuman itu berulangkali dengan tatapan sinis tak berminat. Bagaimana bisa cowok tersebut tetap bertahan walau sudah diusir. Mata Rayhan tak bisa beralih dari gerakan maut yang menurut Rayhan begitu lembut. Tatapannya tertuju pada Rara, mengikuti pergerakan perempuan tersebut kemana saja ia berputar menari-nari.
Rayhan bersiap-siap, merapikan dasinya yang bergeser, begitu juga seragamnya yang mencuat keluar. Senyuman bibirnya begitu manis, hingga berhasil membuat para penari balet disekitar ikut membalas senyumannya.
Disebarang sana, Rara tenga berbicara dengan Evi. Berkali-kali kepalanya ditundukkan memghormat, bahkan seperti nya Rara sedang mengusap wajahnya. Rayhan melihat dengan jelas, seberapa perih nya bentakan itu hingga mampu membuat perempuan diseberang sana menangis. Perbincangan dua orang disana cukup panas, Evi yang mulai membentak-bentak keras, mendorong tubuh Rara, hingga akhirnya membuat perempuan itu semakin menangis.
"Kak Evi, Rara minta maaf. Lomba kali ini benar-benar penting bagi Rara. Izinkan Rara yang ikut berlomba, kak, hiks..." Rara memohon seraya menunduk berkali-kali, "Rara janji kan memberikan yang terbaik!" ucapnya menatap mata Evi.
"Gimana mau menang, Ra. Kamu aja gak bisa melakukan gerakan polos tadi. Oke, kakak terima kalo alasan kamu adalah karena sedang tidak fokus. Kamu kakak izinikan ikut lomba, NGERTI!" ucap Evi, dengan kalimat terakhirnya yang dipertegas membuat Rara segera mengangguk.
"Bay the way, itu pacar kamu ya?" bisik Evi dan Rara segera menggeleng kuat, "dia cuman teman!" elak nya.
"Hm....teman atau temen? Udah gih, sana!" celetuk nya disertai tawa kecil. Rara sendiri masih terheran, ditempat nya ia bingung sendiri. Setelah dibentak-bentak seperti tadi, dan kini Evi kembali melembut pada nya.
Rara berjalan menuju tempatnya. Ralat, menuju tas nya yang ia letakin tepat berada disebelah Rayhan. Tatapannya fokus dan.lurus memandang tingkah cowok diseberang sana. Seperti orang kesurupan, Rayhan semakin tak kuasa melihat aura dan kahrisma yang Rara miliki. Menurutnya, hanya Rara yang memiliki kharisma semenakjub itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELDON🚫
Romance"Jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran. Lo ngerti kan?!" Bentak Sheldon dengan tatapan tajam. Bernama Sheldon Arwanda Nikson, laki-laki yang mampu membuat siapa saja terpikat. Kata murid Cakrawala, Sheldon jutek nan bengis, ketua Osis yang...