Mungkin sejak Rara hidup di dunia ini, belum pernah rasanya ia menikmati tidur semiris ini. Bahkan sejak tadi dirinya berhasil dibuat sadar dan tidak sadar dengan dunia fantasi nya. Jam sudah melewati angka 10 dan perempuan tersebut masih ingin melanjutkan mimpi horror yang berhasil membuatnya tegang, gangguan dan juga goncangan yang Rara terima berhasil memadamkan puncak mimpi yang Rara tunggu-tunggu. Mungkin Rara tidak sadar bahwa dirinya sedang mengatur mimpi nya ke dalam dunia fantasinya.Itu sebabnya perempuan tersebut mencoba tertidur agar bisa melanjutkan mimpi gila yang belum sempat ia ketahui ujungnya.
Tepat berada diatas sofa empuk yang ada diruang tamu, Rara mencoba kembali tidur walau dirinya sudah bersiap-siap pergi bersama Naya dan Clara.
"Dek, bangun. Gak bagus buat kesehatan kalo tidur sampai jam 10 gini."
"DIEM BANG. LO NYEBELIN BANGET!"
"Kenapa sih lo?" Steeve kembali mengguncang tubuh Rara sama persis ketika membangunkan Rara tepat pukul 6 dini hari.
Rara mengetatkan tangannya, memaksa mata nya agar bisa tenang. Hampir saja, sedikit lagi hingga akhirnya Steeve kembali mengganggu.
"ARGH...ABANG! INI RARA PENASARAN DENGAN MIMPI RARA TADI PAGI. BISA GAK SIH JANGAN GANGGUIN RARA!"
teriak Rara seraya mengacak rambut nya sendiri. Semuanya karena mimpi yang melibatkan dirinya tenga di kejar-kejar hantu hingga akhirnya sang penyelamat datang. Sialnya semua semakin berantakan kala Rara hendak berhasil mengetahui cowok tinggi berkaos robek-robek yang ada dalam mimpi nya hingga sebuah benturan keras berhasil mengusik mimpinya. Semua buyar.
"Gue gatau, bukan urusan gue. Temen lo datang!" ujar Steeve membuat Rara berpaling memandang Naya dan Clara yang tenga berdiri di pembatas pintu.
"Masuk aja woy, udah kayak ikan asin di keringin lo bedua!" Ujar Rara.
"Bang, bunda tadi nitip pesen. Kalo mau nongkrong kerja dulu, inget ngepel, nyuci piring, ohiya sekalian bersihin gudang belakang. "
"Pesen bunda loh, abang tau kan kalo bunda ngasih perintah terus gak di jalani bakalan gimana?"
"Hati-hati bang."
Ucapan halus nan lembut yang Rara tuturkan berhasil membuat Steeve geram sendiri, remote yang ada di genggamannya saat ini sudah berhasil remuk. Bahkan batrai yang ada didalamnya sudah mencuat keluar berserakan dilantai.
"Bang,-" ucapan Rara terputus ketika Franz memutar bola matanya jengah.
"APALAGI, HA? BICARA AJA TERUS SESUKA LO. TERUS AJA SIKSA GUA!"
Mata Rara membulat ketika Steeve berhasil menunjukkan keasliannya. Naya dan Clara saja sudah hampir cengengesan melihat aksi abangnya yang memunculkan diri dari balik sofa berukuran besar tersebut.
"Gajadi deh," Rara memukul dada abangnya hingga mencipta senyuman dibibir Steeve.
"Ayo, males gue lama-lama disini." Rara segera memeluk Naya dan Clara.
"Gue naik sama Clara!" cetus Rara segera memeluk Clara tepat ketika Naya hampir menarik nya.
"Ogah, lo liar. Gue gak mau kena sial gegara bawa lo naik motor gue lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELDON🚫
Romance"Jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran. Lo ngerti kan?!" Bentak Sheldon dengan tatapan tajam. Bernama Sheldon Arwanda Nikson, laki-laki yang mampu membuat siapa saja terpikat. Kata murid Cakrawala, Sheldon jutek nan bengis, ketua Osis yang...