● 11

1.9K 135 7
                                    

Kelas 12 IPA 1 tenga di landa kepanasan, AC yang biasanya selalu menjadi andalan kelas unggulan tersebut kini malah rusak secara tidak wajar sejak beberapa hari yang lalu. Seisi kelas berhamburan tidur di lantai akibat kepanasan setelah mengikuti kelas olahraga.

"Pantesan gue cium bau keti, ternyata lo belum ganti seragam."

Angga mengeringkan wajahnya menggunakan kipas angin, ia baru saja selesai mengganti pakaian.

"Cium, wangi banget gue," Sheldon sedikit memundurkan wajahnnya ketika Angga semakin mendekatkan wajah ke arahnya.

"Lihat," Angga membulatkan mata nya seraya menunjuk beberapa jerawat yang menempel di wajah sheldon.

"Sejak kapan lo punya jerawat?"

Angga berusaha terkaget namun nyatanya hanya meledek, biasanya Sheldon selalu menghina dirinya akibat jerawat batu yang diidapnya sejak SMP. Hingga Angga sempat ingin melakukan oplas ke tempat terhebat.

"Dunia memang selalu berputar," ucap Johan yang muncul tiba-tiba membuat Sheldon ikut mengutuk laki-laki tersebut. Tatapan tenang sekaligus menghanyutkan yang ditujukan pada dua orang itu semakin membuat Johan dan Angga saling membalas tatapan.

"Sejak kapan emangnya dunia pernah berhenti berputar?"

"Sejak kelahiran gue kedunia, nah pada saat tu kan ya, Tuhan terkaget melihat ketampanan gue yang hakiki," sahut Johan enteng.

"Gak usah gitu deh natapnya, lu sih gak denger kata gue, sok jual mahal kalau ada sista yang nawarin lu obat jerawat," cerca Angga seraya mengekspresikan diri dengan gerak tubuhnya.

"Enggak sis, gue gak berjerawat."

sahut johan ikut berlagak marah seperti Sheldon.

"Gue kan ganteng, nanti muka gue rusak kalo makai yang abal-abal. Nyenyenye..." ejek Johan lagi-lagi menyindir Sheldon seraya memanyunkan bibirnya.

"Hahaha," Angga tertawa kemudian reflek memukul pundak Sheldon.

"Astagfirullah Angga goblok, sakit woi," ucap Sheldon.

"Gue mau ke kelas sebelah, ada yang mau ikut?" tanya Johan segera di angguki oleh Angga dan Sheldon.

Mereka bertiga kini mampir ke kelas tetangga. Di dalam sana, beberapa teman sekelasnya tenga mengungsi demi menikmati AC.

"Woi Anre, geseran dikit napa. Panas nih," ucap Angga merasa kurang puas dengan kipas angin mini ditangannya.

"Rusuh banget lu, Rayhan geseran dikit napa."

Rayhan tetap santai dengan headset nya, ia tidak perduli dengan anak MIPA 1 yang mengungsi ke kelasnya.

"Shel, lagi nyari gue?" Tanya Clara kegirangan ketika ia baru tiba dari kantin dan disusul dengan Naya yang marah membawa seplastik bakso tusuk.

"Sayang," ucap Clara meraih pinggang Sheldon.

"Najis, doi lu noh. Jangan ganjen," cibir Sheldon membuat Clara segera berbalik menatap Angga yang sudah emosi.

"Wah, Sheldon. Tumben dateng, kemarin lo keren, waktu jadi pemimpin upacara. Serius!" Puji Neta dengan heboh, apalagi ia berdiri dibarisan terdepan.

"Sheldon, lu cuek amat sih. Jadi makin semangat ngejar," celetuk Neta sedangkan Sheldon hanya memutar bola matanya.

"Sheldon, lu tau ga sih?" Neta mendekatkan dirinya ke arah Sheldon.

"lu di anggep gay, lu emang beneran gitu?" Tanya Neta takut-takut.

"Liat lu aja udah pengen gue cium."

Neta memundurkan wajahnya, "Ya Allah, gue pikir Sheldon polos."

Neta menutup mulutnya, membulatkan mata nya, ia masih tidak percaya bahwa Sheldon sangat seksi ketika mengucapkan kalimat barusan.

"Gue mau Shel," Neta kembali meraih tangan Sheldon.

"NETA!" Sheldon mendorong perempuan itu ketika hampir saja
mencium pipi nya.

***


"Gue gabakalan ngurusin berkas lagi!" Rayhan melempar berkas kearah Mitha, ia begitu kesal ketika perempuan di depannya hanya sibuk tertawa bersama ponselnya.

"Lo mau gue aduin?" Mitha menaikkan sebelah alis matanya, membuat Rayhan ingin menampar perempuan itu.

"Lu sebagai sekretaris kan? lu harusnya bertanggung jawab! Tujuan lu masuk OSIS buat apa sih? Gaya-gaya an doang lu!"

Mitha semakin terpancing dengan ucapan Rayhan yang cukup berani dari biasanya.

"Lo udah berani ya sama gue,"

"Rayhan, stop!" Ucap Sheldon ikut geram dengan keduanya.

"Tugas bagian lo mana?"

Rayhan pun terdiam, tidak bisa menjawab. Bagaimana bisa ia mengerjakan 2 tugas sekaligus.

"Lo gatau gue ngerjain apa aja?"

"Gue gaperduli, yang gue tanya tugas punya lo!"

Beberapa anggota yang melihat kejadian tersebut memilih menunduk. Sudah hal biasa bagi mereka melihat kejadian seperti ini. Sejak rapat yang dipimpin Rayhan beberapa bulan lalu, Sheldon memang tidak menyetujui saran dan juga masukan yang Rayhan paparkan. Hingga saat ini mereka masih bermusuhan oleh sebab itu lah ruangan yang saat ini mereka tempati malah jarang terurus.

Sheldon sendiri masih mengetatkan rahangnya, memandang wajah sombong Rayhan. Diraihnya setumpuk kertas yangberada di depan Mitha, kemudian segera pindah ke posisi kursi pemimpin.

"Sejak kapan kita semua setuju acara kampanye di buka tanggal 7!" gertak Sheldon membuat Mitha ketakutan.

"Bendahara!" ucap Sheldon membuat perempuan yang tepat berada disebelah Rayhan mengacungkan tangan.

"Perkiraan dana yang kita butuhkan terlalu banyak. Lo mau korupsi apa?" ucap Sheldon dengan tatapan tajamnya.

"Gue gatau kalau dana segitu terlalu banyak, tapi lo udah liat rincian yang gue paparkan belum?"

"Rincian yang ini maksud lo? Ngapain dana luar lo masukin? Itu bukan urusan kita." Ucap Sheldon mencoret kertas dihadapannya.

Sheldon menghela napas, kemudian kembali meraih laporan lainnya.

"Buat lo Mit, gausah bawa-bawa nama bokap lo. Harusnya Lo bertanggung jawab saat ini."

"Buat Lo Ray,"

"Gue gaperlu nasehat lo." Ucap Rayhan melempar laporan di tangannya, kemudian meninggalkan ruang rapat.

Keadaan ruangan tersebut semakin dingin, tidak ada yang berani berbicara, hanya menunggu perintah bubar dari Sheldon.

Tangan Sheldon sudah mengeras, ia menarik dasi nya dengan kasar. Kemudian mengusap rambutnya.

"Bubar aja, gue tau lu semua muak."

Tanpa pikir panjang, kondisi ruang OSIS sudah sepi. Menyusahkan Mitha dan juga laki-laki cuek sentero sekolah.

"Sheldon sayang,"

Mitha mendekatkan kursinya disebelah Sheldon. Ia meraih tangan Sheldon dengan lembut. Sedangkan Sheldon sudah geram tak karuan. Ia mengeraskan wajahnya, kemudian menatap Mitha dengan tajam. Sangat dingin, berhasil membuat Mitha terkejut.

"Lo tau kan batasan yang seharusnya gaboleh lo lakuin?" Ucap Sheldon dengan suara berat nya.

"Keluar, gue lagi gamau keras sama lo." Ucap Sheldon menghela nafasnya, membuat Mitha segera pergi.

SHELDON🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang