"Naya!""NAYA...."
Rara mendengus kesal ketika perempuan yang ia panggil sama sekali tidak menoleh.
"NAYAAAA!"
Naya mendengar nya, suara teriakan tersebut masih terdengar lembut dan halus meski sudah berteriak sekuat tenaga. Kaki jenjangnya berlari melewati beberapa murid yang tenga sibuk memarkirkan kendaraannya.
"Naya, mau ikut juga." Ucap Rara gugup
"Nay, gue ikut juga ya numpang wifi dirumah Neta," Rara mencoba mencari topik ketika sudah berhasil mengejar langkah Naya.
Naya masih diam tanpa berniat membalas ucapan Rara.
"Nay, gue ada salah?"
Pertanyaam itu berhasil membuat Naya naik pitam, bagaimana bisa Rara berpura-pura tidak tahu dan seolah semua nya baik-baik saja.
"Nay, boleh ya. Kan kita udah jarang main-main sama lagi."
"HUWA... ANGGA BELIIN GUE KALUNG!" Clara berteriak di sepanjang koridor.
"Eh, kok diem-diem segala. Sawan lu pada?"
Rara cuman mengedikkan bahu, "tau deh, si Naya lagi marah sama gue." ucap Rara menundukkan kepala nya.
"Nay, lo kenapa?" tanya Clara segera berpindah posisi berada di antara Naya dan Rara.
"WOY, LO LAGI SAWAN?"
"BUDEG, NJIR. NAYA, UANG KAS GUE UDAH LUNAS. GAUSAN NGAMBEK SEGALA DEH!Clara mencoba menggelitik pinggang Naya, namun lagi-lagi tanpa reasi-Naya malah memilih pergi melenggang dengan cepat.
"Nay, gue ada salah ya?"
"NYADAR DIRI DONG." Naya berhenti kemudian berbalik dan berteriak kencang.
Clara membungkam mulutnya, "lo berdua kenapa sih? Gue jadi takut!" Clara berdiam di tempat sedangkan Rara mencoba mengejar Naya.
"Klei," suara bariton khas milik Johan berhasil mengagetkan Clara.
"Naya pergi kemana?"
"Noh, ke parkiran. Lo sama dia lagi bermasalah?" tanya Clara mencoba mencari informasi.
Johan mengangguk, "dia lagi badmood gue udah bela-belain kerumah dia cuman buat nganterin cake kesukaan dia. Tapi tetep di tolak."
"Lo gak lagi buat masalah kan?" lagi-lagi Clara menanggapi.
"Ya engga lah, lo tau kan seberapa sayang gue sama dia. Eh yaudah deh, gue mau nyusul Naya," ucap Johan setengah berlari menuju parkiran.
"Ra, lo balik sama siapa?" tanya Clara rumah mereka jelas berlawanan arah.
"Gue masih mau ke gramedia. Lo duluan aja. Lagian kan nggak jadi kerumah Neta."
"Yaudah deh, lo hati-hati ya." Clara segera melangkah jauh, meninggalkan Rara sendirian.
Hari ini berbeda dari sebelumnya, Rara merasa semua semakin menjauhi nya. Yang benar aja, selama ini susah payah Rara menjaga persahabTan ketiga nya, namun sekarang berpecah akibat diri nya. Sampai sekarang Rara belum tau apa alasan Naya menjauhi nya. Padahal, disaat berada di kelas, Naya jelas masih membela nya.
Suara notif hp Rara memecah lamunannya. Ia merogoh saku rok nya. Nama Sheldon tertera di layar. Ia angkat tanpa ragu, menyinggungkan senyuman terbaik nya, hingga kemudian bersuara.
Iya Shel? Tumben.
Lo dimana? Di parkiran?
lagi di depan ruangan Lab komputer.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELDON🚫
Romance"Jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran. Lo ngerti kan?!" Bentak Sheldon dengan tatapan tajam. Bernama Sheldon Arwanda Nikson, laki-laki yang mampu membuat siapa saja terpikat. Kata murid Cakrawala, Sheldon jutek nan bengis, ketua Osis yang...