● 3

3.1K 208 18
                                    

"Baiklah, ayo fokus Ra." Ucap Rara mengangkat tangannya seolah ia pantang menyerah.

Ia beranjak ke meja belajar berusaha merapikan tisu bekas yang tergeletak dimana-mana. Hampir lama ia menatap tugas nya, namun tidak berselera, mengehela nafas, menggaruk tangannya yang gatal, dan pasrah kembali ke tempat tidur.

"Di read doang, emang bener-bener ya."

Lama sekali ia memandang roomchat nya bersama Sheldon, membaca chat sebelumnya, sesekali tertawa atas kebodohannya. Selain Y, engga, terserah, dan juga lo gaboleh bocor, tidak ada kalimat lain yang benar-benar mereka bahas.

Sudah terlanjur gemas sendiri, Rara mulai mengetikkan beberapa kalimat.

gutnite:)

"Centang satu," desis Rara merasa perih di hati nya. Apa mungkin ia sudah di blokir mengingat beberapa menit yang lalu photo profil Sheldon masih terlihat.

"Arghhh....!"

Aku main kerumah kamu boleh.

Segera ia merapikan rambutnya, tanpa menunggu balasan dari Sheldon dan segera berlari keluar rumah. Nikmatnya tinggal sendirian.


***

Pukul 20.45, dan Rara sudah berada tepat didepan rumah besar, ia tidak yakin jika rumah yang ada di depannya adalah rumah milik Sheldon. Pernah dulu, ketika Rara bertanya pada sheldon, dimana alamat rumah nya dan ia malah diberikan kertas berisikan soal Fisika. Kali ini Rara benar-benar nekat, entah mengapa dia semakin berani dengan Sheldon. Sudah dilarang, tapi tetap saja. Jika bukan karena Papa dan Bunda nya berada di Singapura, mungkin saat ini ia sudah disodori beberapa pertanyaan.

Rara memilih menjauh dari tempat nya berdiri saat ini, ia duduk meregangkan kaki nya di trotoar jalanan seraya memainkan ponselnya bertanya dimana rumah Sheldon.

Dimana sih, gue takut dikira maling


Kan gue udah bilang kalo gue enggak tau alamat lengkapnya.

Seinget gue di gang sakura

Lo gamau album BTS nih?

Nah gitu dong

Gajadi, bye🙂🔫

Rara menyimpan ponsel nya, kemudian segera berlari mengejar mobil milik Sheldon.

"SHELDON!"

"TUNGGUIN."

Bagaimana bisa Sheldon tidak mendengar teriakan nya yang begitu keras. Begitu lama ia duduk di tepi jalanan malam, nyamuk sudah mulai menggangu Rara. Beberapa kali ia mencubit bekas gigitan nyamuk di tangannya, ia juga berjalan pelan kemudian memilih duduk lagi di tepi jalanan. Beberapa kali ia kembali melakukan kegiatan tersebut dan akhirnya menangis sesegukan di daerah orang.

"Kenapa lo gapernah nurut?"

Rara terlonjak kaget dengan suara berat yang ia dengar. Belum lagi sentuhan yang ada di tangannya begitu erat, membuat tubuhnya merinding dan enggan untuk sekedar berbalik ke belakang. Ia tak sanggup, bahkan hanya untuk sekedar berdiri kembali. Seperti memahami tubuh Rara, Sheldon memilih berputar menghadap Rara. Ia menunduk menatap Rara yang sedang menutupi wajahnya, kemudian beralih meraba tangan dan kaki Rara, mencari sesuatu di kulit halus perempuan itu. Setelah itu, ia membawa Rara, menggendongnya menuju mobil.

SHELDON🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang