●1

4.6K 246 82
                                    

Happy Reading
V o t e

C o m m e n t

Pusat perhatian seluruh penghuni sekolah tertuju pada murid laki-laki yang ada di tengah lapangan dan berbincang hangat bersama kepala sekolah yang baru saja memperlihatkan diri setelah 6 bulan lama nya, pagi ini beliau yang menjadi pembina upacar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pusat perhatian seluruh penghuni sekolah tertuju pada murid laki-laki yang ada di tengah lapangan dan berbincang hangat bersama kepala sekolah yang baru saja memperlihatkan diri setelah 6 bulan lama nya, pagi ini beliau yang menjadi pembina upacara dan bertanya terkait kondisi murid-murid Cakrawala kepada Sheldon. 

Lima Belas menit lamanya, Sheldon memasang wajah bahagia dan tidak tertekan ketika dicecer  berbagai macam pertanyaan hingga berhasil membuat dirinya tertekan batin. Bukan hanya murid Cakrawala yang fokus memperhatikan interaksi keduanya, beberapa guru yang sudah berbaris juga turut berbisik-bisik dengan tingkah Sheldon yang saat ini menujukkan wajah tertekan.

"Permisi-permisi, tukeran dong. Gue mau baris di depan." Ucap Rara pada Neta yang terkenal tomboy dan paling pemarah. Rara masih adu tatap, Neta yang di depannya menatap lebih tajam.

"Lo di belakang aja deh. Berisik banget!"
Neta mengamuk karena fokus nya diganggu, kemudian menepis bahu Rara.

"Pelit banget sih," gerutu Rara berusaha memperhatikan Sheldon yang saat ini sudah menuju posisi pemimpin.

"Siapa suruh lo kecil."

"Jangan merajuk cantik," Rara menoleh ke sebelah, ada Rayhan yang tersenyum lembut pada Rara. 

"PEMIMPIN BARISAN MEMASUKI LAPANGAN UPACARA."

Begitu kalimat yang keluar dari MC yang bertugas hari ini. Suara berisik dari kelas sepuluh mulai terdengar riuh, banyak yang terlihat mengusap dada seraya senyum-senyum sendiri akibat tidak tahan melihat tubuh Sheldon yang tercetak jelas dengan seragam nya yang mulai basah.

Jejeran murid berbaris rapi, sama halnya seperti Rara. Perempuan pendek itu sengaja mempercepat kedatangannya setengah jam sebelum bel masuk hanya untuk mendapatkan barisan terdepan, namun tetap saja gagal. Rara tidak bisa berhenti memanyunkan bibir seraya berdecak kesal. Ia meratapi nasibnya yang harus terlahir pendek dan berakhir di barisan belakang. Niatnya melihat sang pemimpin upacara pupus sudah.

"Sheldon ganteng banget, buset."

Rara menunduk, tersenyum tipis ketika mendengar ucapan Naya.

"Gabisa ber word-word lagi gua, cakep banget gila."

Benar, Sheldon semakin terlihat tampan dan luar biasa keren. Rara tidak bisa membantah fakta tersebut, sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya.

Rara masih antusias memandang jauh diantara sela-sela lubang barisan. Ia memicingkan mata, berusaha menangkap momen penting seperti pagi ini. Walau samar-samar, ia masih bisa melihat tubuh Sheldon yang atletis dengan balutan seragam yang pas, menambah kesan cool. Tak hanya itu, dari barisan terbelakang pun, Rara masih bisa melihat keringat Sheldon yang memenuhi pelipis hingga leher nya.

SHELDON🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang