BAB 3. SAMUEL

805 136 50
                                    

Bahagia itu kita yang ciptakan. Tapi, jangan sampai kita merusak kebahagiaan orang lain hanya untuk menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri.

-----

"Tarik gosip murahan lo itu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tarik gosip murahan lo itu!"

"Murahan, teriak murahan?" teriaknya lantang. Roni tidak terima karena dipukul dan ditampar oleh perempuan di hadapannya disaat ia sudah berbicara lembut di awal tadi.

Semua pasang telinga di parkiran itu sudah mendengar suara Roni yang menggema.

Samuel menarik Roni mundur. Ia mendekati Maura.
"Kalo lo gak mau gosip murahan itu tersebar, sebaiknya lo ga usah bikin perhatian publik. Liat sekitar lo, semuanya ngeliatin lo dan gosip itu tersebar akibat ulah lo sendiri!" ujarnya tegas.

Maura melihat sekitarnya, melihat tatapan semua orang dan mendengar mulut-mulut itu riuh membicarakannya.

"Bawa temen lo balik!" pinta Samuel pada Tita.

Samuel berjalan ke arah motornya dan menghampiri Roni yang wajahnya memar.
"Lo, balik sendiri. Gue malu banget temenan sama lo."

"Semuanya, bubar! Gak ada yang perlu kalian tonton di sini!" teriak Samuel kemudian, membuat sorakan meriuh di area parkiran.

Maura menangis di tempat.

"Ra, motor gue mogok," ujar Tita panik.

Tangis Maura semakin pecah. Rasanya ia ingin mengenyahkan pandangan semua orang dan ingin menghilang dari tempat ini sekarang juga.

Samuel melihat Tita yang kesulitan menyalakan motor, serta Maura yang menangis terisak.
"Naik!" Samuel menyuruh Maura naik ke motornya.

Maura masih menangis, ia bingung.
"Naik ke motor gue, sekarang," perintah Samuel sekali lagi.

"Udah, lo ikut dia aja dulu. Motor gue mogok," bisik Tita pelan.

Maura naik ke motor Samuel hingga keduanya berlalu meninggalkan sekolah.

Menyisakan parkiran yang mulai kembali normal.
Dan Roni dengan tatapan yang sulit diartikan.

Dion bingung, apakah semua ini salahnya?
Sebelum Dion berlalu dengan motornya, ia mendekati Roni.

"Ron, gila lo. Bisa bisanya mikir kak Maura begitu? Lo kayaknya salah paham. Kak Maura buka jasa les privat. Gue ikut bimbingan belajar sama dia. Lo salah sangka karena kata-kata gue?"

Tak lama setelah itu motor Tita akhirnya bisa menyala.
"Sakit lo, Ron!" ujarnya lalu berlalu meningalkan sekolah.

💨💨💨

Maura sedang menangis, duduk di atas motor bersama seseorang yang ia sendiri tidak begitu mengenalnya.

Maura sebenarnya tidak tahu kalau dia adalah adik kelasnya, karena pertama, ia mendengar kalau Samuel berbicara santai dengannya menggunakan kalimat lo-gue, dan sangat berani. Apalagi tadi ia menolongnya menghindari tatapan orang-orang dan membubarkan kerumunan.

DATING APP (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang