BAB 13. UJIAN HIDUP

532 92 17
                                    

Entah mengapa waktu begitu cepat berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa waktu begitu cepat berlalu. Kini sudah hari Senin saja. Setelah terakhir Maura mengikuti Latihan Ujian Nasional hari terakhir di hari Kamis lalu, Maura tidak masuk sekolah keesokan harinya. Tentu saja setelah kejadian di hari itu Maura tidak bisa beraktivitas dengan bebas. Ia masih dihantui rasa takut. Sekarang ia menjadi waspada jika ada orang lain yang memberinya makanan atau minuman. Ia jadi takut naik sepeda dan pergi mengantar pesanan ke hotel. Bahkan mendengar kata hotel sudah membuatnya bergidik.

Kakinya baru melangkah ke luar rumah, ternyata sudah ada Samuel yang menunggunya.

"Samuel?"

"Pagiiiii Kak Mauraaa ..." sapanya.

"Lo ngapain pagi-pagi di sini?" tanya Maura heran.

"Mau berangkat bareng lo," kata Samuel. Ia menghampiri Maura yang tengah memasang tali sepatunya lalu merebutnya.

"Sini, gue ajarin teknik tali sepatu anti lepas-lepas," tawarnya sambil mulai memasukkan tali dan membuat simpul yang Maura belum pernah lihat sebelumnya.

"Thank's ya, Sam. Tapi lo nggak perlu pagi-pagi jemput gue ke sini. Gue biasa naik busway atau angkot, atau dijemput Tita kadang-kadang."

"Ck, Maura ... Tita sahabat lo itu gue liat lagi asik pacaran. Gue liat sendiri tadi di jalan, makanya gue kesini. Kasian kan kalo lo keliatan jomblo ngenes sedangkan temennya asik ngebucin," ejek Samuel, membuat satu jitakan keras sukses mendarat di kepalanya.

Samuel mengaduh kesakitan.
"Lo juga jomblo, jangan suka ngehina sesama jomblo deh!"

Samuel terkekeh. "Nggak, gue sih single. Lo sendiri yang sebut diri lo jomblo 19 tahun,"

"Jomblo, single, apa bedanya?!"

"Single itu pilihan, jomblo itu takdir!" jelas Samuel di telinga Maura. Membuat satu jitakan lagi menyusul mendarat di kepalanya. "Ih, main jitak-jitak kepala orang seenaknya. Kalo gue jadi bego, gimana?" keluh Samuel sambil mengusap kepalanya.

Maura tertawa. "Loh, bukannya lo udah bego, ya?" ujarnya santai.

Samuel melirik malas Maura. "Tau deh, yang pinter," sindirnya.


💨💨💨


Maura dan Samuel tiba di sekolah. Maura disambut dengan tatapan dan bisikkan semua orang. Suasana ini ... ia pernah merasakannya. Tepat saat Roni menuduh dirinya seperti perempuan bayaran. Namun kali ini, Maura bingung. Kenapa mereka saling menatap dan berbisik?
Maura pun mendengar bisikkan bisikkan mereka.

"Eh lo udah denger kasusnya Roni anak 10-E belum?"

"Roni anak pengusaha terkenal itu?"

"Iya, katanya dia dilaporin ke polisi sama bokapnya sendiri, loh! Katanya sih kekerasan seksual!"

DATING APP (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang