BAB 47. PERAYAAN PROYEK ERFOLG

302 44 7
                                    

Maura tidur telentang menatap langit-langit kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maura tidur telentang menatap langit-langit kamarnya. Melihat Rey yang tampak sehat dan baik-baik saja membuat Maura merasa senang. Maura benci mengakuinya, tapi itulah kenyataannya.

"Tenang, Maura. Lupain mas Rey, lupain perasaan ini." Maura mengatur napas sambil memegang dadanya. Debarannya masih sama, getarannya masih ada. Namun kini ditambah sedikit rasa sesak.

Maura memutuskan tidur cepat malam ini. Besok ia masih harus bekerja. Maura juga berharap ia tidak bertemu Rey di kantor. Ia malas bersembunyi, tetapi ia juga tidak ingin Rey tahu Maura kerja di perusahaannya.

💨💨💨


Rey tengah menatap layar ponselnya. Menatap foto Maura yang masih tersimpan di galerinya. Rey mengakui dirinya pengecut dan jahat sekali pada Maura, apalagi setelah apa yang ia lakukan terakhir kali sebelum dirinya berpisah dengan Maura. Rey sedikit menyesal. Seharusnya malam itu ia tidak melepaskan Maura. Seharusnya ia jelaskan mengenai kesalahpahamannya dan omong kosong Leona pada Maura. Ia tidak pernah menjalin hubungan dengan Leona apalagi menikahinya. Satu-satunya wanita yang berhasil merobohkan dinding yang selama ini menjadi benteng pertahanan di hati Rey hanyalah Maura.

Namun Rey bingung menjelaskan ciuman itu. Kecupan singkat dari Leona yang Rey sendiri pun terkejut mendapatinya, apalagi Maura yang mungkin sudah berspekulasi tidak benar begitu melihat lift terbuka saat itu. Rey tahu pasti Maura merasa sakit sekali mengingat momen yang menyakitkan. Rey juga yakin Maura sekarang sangat membencinya. Rey sendiri pun membenci dirinya sendiri.

Rey ingin memperbaiki semuanya seperti yang Samuel katakan, tetapi ia tidak tahu harus mulai dari mana.

💨💨💨

Langit pagi ini cerah. Seperti biasa, Maura bersiap pergi ke tempat kerja setelah ia menghabiskan sarapan nasi uduk yang ia beli. Maura pergi naik busway kali ini. Sebelum tahu rute busway, Maura biasanya naik angkot. Tetapi setelah seminggu naik angkot, Maura sadar butuh waktu lama dan tidak efisien sebab harus berkali-kali naik turun. Terkadang kalau kesiangan, Maura terpaksa pesan ojek online. Memang lebih cepat, tetapi Maura kurang suka, sebab naik busway jauh lebih irit ongkos meski terkadang harus berdesakan.

Setelah memakan waktu hingga terkantuk-kantuk berdiri di busway yang penuh dan sesak di hari kerja, Maura akhirnya sampai di halte terdekat NARA Company.

Dengan susah payah Maura keluar dari bus. Ia hanya perlu berjalan sedikit dan menyeberang untuk tiba di gedung NARA Company. Maura sengaja datang agak pagi, ia tidak mau berjumpa dengan Rey di sana meski Maura tidak punya alasan untuk menyembunyikan pekerjaannya.

Saat ia hendak menyeberang, tiba-tiba beberapa orang berjalan cepat juga ke arah sebaliknya dan Maura terkena cipratan genangan air karenanya.

"Anj–" Maura tidak melanjutkan umpatan kasarnya.

DATING APP (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang