EPILOG

651 48 5
                                    

"Bahagia itu, kita yang ciptakan."
--

"Indri kegeeran lo masih sampe sekarang ternyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Indri kegeeran lo masih sampe sekarang ternyata. Udah gue bilang, waktu itu gue muji sweater lo yang cakep, bukan lo. Gue bilang gue suka sweater lo, bukan sama lo."

Samuel mengingat kembali kejadian yang belum lama ini terjadi.

•••

"Indri, PR lo udah selesai kan? Gue liat ya."

Indri berdecak.
"Kapan pinternya sih lo, Samuel! Nyontek aja kerjaan lo!" ejek Indri. Meski begitu ia tetap memberikan buku PR-nya pada Samuel.

Samuel melirik teman sebangkunya tersebut.
"He-he ... gitu dong! Gue kalo nggak sibuk latihan pasti gue ngerjain PR."

"Iya-iya deh, atlet nasional!" sindir Indri.

Samuel melihat Indri yang tampak berbeda dengan sweater berwarna kuning.

"Tumben lo pake yang terang-terang," kata Samuel. Matanya lalu beralih ke buku PR. Ia menyalin PR Indri ke buku PR miliknya.

Indri menyombongkan dirinya.
"Iya, dong. Kenapa? Cakep ya?"

Samuel mengangguk tanpa menoleh. "Iya, cakep," sahutnya.

Indri menganga mendengar jawaban Samuel.

"Lo suka?" tanya Indri lagi.

"Iya gue suka," jawab Samuel lagi dengan mata dan tangannya yang fokus dengan buku PR.

Sedangkan Indri sudah sukses menganga lebar.

Indri lalu menggebrak mejanya keras. Samuel sontak terkejut.

"MAAF, SAMUEL, TAPI GUE NGGAK BOLEH PACARAN DULU!" ujar Indri lantang. Samuel membulatkan matanya. Seisi kelas pun terfokus pada Samuel dan Indri.

"Jadi, maaf. Pernyataan cinta lo gue tolak." Indri lalu menangkup kedua tangannya dan membungkuk pada Samuel.

Samuel yang ternganga tak dapat berkata-kata. Pensil pun terlepas dari genggamannya saking tak percaya dengan pemahaman Indri yang salah.

"Ndri, sweater lo, Ndri. Sweater lo, maksud gue."

Indri menatap Samuel dengan pasti lalu menepuk bahunya beberapa kali.

"Nggak apa-apa, Sam. Kita tetap sahabatan. Nanti aja pacarannya kalau udah lulus, okeh?!" seru Indri.

"Tapi Sweater ..."

"Iya, nanti kalau udah pacaran kita beli Sweater couple. Udah, fokus nyalin PR gue lagi, bentar lagi bu Lilis masuk," ujar Indri lagi dengan sangat meyakinkan.

Samuel tak bisa bicara lagi.

•••

"Yailah, Samuel. Udah nggak apa-apa nggak usah malu. Gue tau lo naksir gue tapi gengsi, iya kan. Ah, gue maklumin dah!" Indri tertawa sambil menepuk keras bahu Samuel. Kebiasaan Indri, jika ia tertawa pasti sambil memukuli orang.

DATING APP (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang