BAB 33. FLOWER'S BOUQUET

323 51 13
                                    

Lupakan prahara keluarga Wijaya, mari kita fokus ke Maura. Enjoy!
😁

____

"Maura sorry ternyata kata om gue yang bisa masuk kerja di sana sebagai staff minimal lulusan D3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maura sorry ternyata kata om gue yang bisa masuk kerja di sana sebagai staff minimal lulusan D3. Lo tetep bisa ngelamar kerja di sana kok, tapi sebagai cleaning service. Kata om gue lo bisa ngajuin CV secepatnya kalau mau, soalnya cuma untuk dua orang."

Maura menghela napas pelan. Ia ingat apa yang Tita katakan saat Maura menjenguknya bulan Mei lalu. Sekarang sudah masuk bulan Juni saja, dan pengumuman kelulusan SMA Melati diumumkan hari ini. Setelah mendapat surat kelulusan, Maura bisa menggunakannya untuk melamar pekerjaan. Ijazahnya baru bisa keluar paling cepat satu bulan setelah kelulusan.

💨💨💨

Tampak para siswa kelas dua belas tengah berkerumun di depan mading sekolah. Masing-masing dari mereka sudah mendapatkan surat kelulusan dan seluruh siswa SMA Melati dinyatakan lulus, termasuk Maura yang belakangan ini tersandung gosip tidak menyenangkan.

"Guys, peringkat hasil ujian udah keluar!" seru seorang siswa kelas 12 sambil berlari sepanjang lorong. Dengan sekejap mata, para siswa kelas 12 yang mendengarnya berbondong-bondong menuju mading utama yang berada di dekat ruang guru.

"Yang udah liat pengumumannya minggir dong gue mau liat!" teriak Maura sambil menyingkirkan orang-orang di hadapannya dengan kedua tangannya. Alhasil Maura mendapat sorakan riuh serta tatapan sebal dari orang-orang.

Maura berada di daftar paling tinggi alias menjadi lulusan terbaik dengan nilai terbaik. Semua nilainya nyaris sempurna.

"Gila, lo peringkat pertama seangkatan, Bro!" seru Samuel yang entah sejak kapan berada di sebelahnya sambil menepuk-nepuk bahu Maura.

Maura melirik Samuel heran.
"Bra Bro-Bra Bro. Sejak kapan gue jadi abang lo!" ketus Maura sambil menepis tangan Samuel dari bahunya.

"Yailaaah sombong bener si peringkat pertama. Gue aja juara pertama taekwondo sekota seprovinsi nasional biasa aja tuh." Samuel memainkan kerah seragamnya.
Maura melirik samuel dan memiringkan bibir atasnya.
Keduanya kemudian menyadari kalau kerumunan di sekelilingnya berpindah ke mading sebelah yang menampilkan informasi seputar acara kelulusan yang seminggu lagi berlangsung.

Maura dan Samuel ikut melihat pengumuman tersebut.

"HAH? Sabtu jam sembilan? Bukannya di mana-mana Prom Night itu malem ya? Masa iya jadi Prom Morning, kan gak lucuu! Hey, Samuel, jelasin ke gueee!!!!" pekik Maura, ekspresinya terkejut bukan main ketika membaca pengumuman di mading.

Samuel dan orang-orang di sebelahnya refleks menutup pasang telinga mereka akibat pekikan Maura yang nyaring.
"Anjir Maura lo heboh bener dah, ya mana gue tau!!" sewot Samuel.

DATING APP (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang