3. Perjodohan

11.9K 1.1K 22
                                    

Hari ini adalah hari dimana Alleira akan ke istana untuk perjodohan.

"Nona, anda cantik sekali." Puji Helena.

"Terima kasih." Ujar Alleira.

"Putra Mahkota pasti akan jatuh cinta dengan anda, nona." Ujar Helena.

'Jatuh cinta? Bodoh sekali, di masa lalu saja dia jatuh cinta pada wanita lain' Pikir Alleira

***

Sekarang Alleira telah sampai di istana. Dia turun dari kereta kuda dan disambut dengan ramah oleh para pelayan.

"Silahkan masuk, nona." Ujar para pelayan itu.

"Ya." Ujar Alleira sambil tersenyum.

'Meski mereka bersikap ramah seperti ini, mereka pasti sangat tidak suka dengan kehadiranku.' Batin Alleira.

Alleira melangkahkan kakinya pergi ke taman, di tempat yang diarahkan para pelayan itu.

Alleira kini telah sampai di taman, di sana dia melihat seorang pria berambut hitam dan mata biru yang sedang duduk dan menunggunya.

Pria itu adalah Zain Arlian, Raja kerajaan Arlian yang sekarang.

Alleira mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk "Saya memberi salam kepada Yang Mulia Raja."

"Aku menerima salam nona, silahkan duduk." Ujar Zain.

"Baik, Yang Mulia." Alleira lalu duduk di depan Zain.

Seorang pelayan lalu datang dan menuangkan teh untuk Alleira. Dan juga, banyak makanan manis di meja.

"Aku dengar, biasanya anak-anak menyukai makanan manis, karena itu aku menyajikan banyak makanan manis di sini. Apa nona menyukainya?" Tanya Zain

'Masalahnya sekarang usiaku sudah 25 tahun' Batin Alleira "Tentu saja saya menyukainya, Yang Mulia." Ujar Alleira sambil tersenyum.

"Syukurlah, karena bila nona tidak menyukainya, saya akan memecat asisten saya." Ujar Zain.

Alleira kaget 'Responnya berbeda dari masa lalu?' Batin Alleira.

"Apakah ada yang salah, nona?" Tanya Zain.

Alleira tersadar dari lamunannya "Ah, tidak apa-apa, Yang Mulia." Ujar Alleira.

Alleira mengambil makanan manis ke piringnya dan memakannya.

"Ngomong-ngomong, bukannya nona adalah penerus keluarga Marques?" Tanya Zain.

"Benar, Yang Mulia." Ujar Alleira.

"Nona bisa menjadi Putri Mahkota sekaligus Kepala keluarga Marques Vein." Ujar Zain.

Sepertinya Zain tahu apa yang dipikirkan Reinhard, yaitu menolak perjodohan dengan alasan Alleira akan menjadi kepala keluarga di masa depan.

Tentu saja Alleira tahu kalau Zain akan mengatakan hal ini, bukan karena di masa lalu dia juga mengatakannya. Sejak Zain mengatakan hal yang berbeda di mana lalu, Alleira tahu kalau masa lalu berubah, dan dia sudah memperkirakan hal ini.

"Tentu saja saya akan menerima kedua posisi itu, Yang Mulia." Ujar Alleira.

"Jadi maksud nona, nona menerima perjodohan itu?" Tanya Zein.

"Ya, saya menerimanya." Ujar Alleira.

'Aku tidak bisa menolak lamaran Raja, hal itu akan membuat nama baik Keluarga Marques rusak, dan pastinya akan mempengaruhi aku di masa depan. Karena itu, aku akan menerimanya terlebih dahulu. Lalu suatu hari nanti, aku akan membatalkan perjodohan ini dengan cara apapun.' Pikir Alleira menyeringai.

Seorang prajurit lalu datang "Yang Mulia, ada masalah." Ujar Prajurit itu.

Prajurit itu lalu membisikkan sesuatu kepada Zain lalu kembali berlutut.

"Maaf nona, bisakah nona menunggu saya?. Bila nona ingin, silahkan berjalan-jalan di istana." Ujar Zain.

"Baik, Yang Mulia." Ujar Alleira.

Zain lalu pergi bersama prajurit itu.

Sama seperti di masa lalu, Zain tiba-tiba pergi begitu saja karena ada seorang prajurit yang datang.

'Kalau aku tidak salah ingat, Raja tiba-tiba pergi karena ada desa yang tiba-tiba diserang oleh sekumpulan orang tak dikenal. Tapi, bahkan di masa lalu pun belum terungkap siapa dalang sebenarnya dibalik semua itu.' Batin Alleira.

Alleira berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan-jalan di istana.

Hingga Alleira tiba di sebuah taman bunga mawar. Alleira terpesona dengan bunga-bunga mawar yang indah itu, dia berkeliling taman itu.

'Ternyata di istana ada tempat seperti ini, di kehidupan sebelumnya aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sampai-sampai tidak pernah berjalan-jalan keliling istana.' Batin Alleira.

Alleira berjalan-jalan di taman itu, dia sangat senang karena dia suka dengan bunga mawar.

"Siapa di sana?"

Deg

Alleira mengenali suara ini, suara yang sangat dia benci.

"Apa kau mau menjadi Ratuku?"

"Eira, aku akan memanggilmu Eira mulai sekarang."

"Eira, aku akan menceraikanmu."

"Kau tidak salah apa-apa, hanya saja aku mencintai orang lain."

Suara ini, suara yang tidak ingin Alleira dengar, suara yang membuatnya mengingat semua kenangan yang sangat pahit.

Alleira memberanikan dirinya dan berbalik, saat dia berbalik, dia menemukan seorang anak laki-laki berusia sekitar 13 tahun berambut hitam dan mata hijau.

'Leonard!' Batin Alleira.

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang