13. Curiga

6.7K 699 10
                                    

"Jahat? Apa maksudmu?" Alleira berekspresi seolah tidak mengerti.

'Apa dia telah mengetahui kalau itu aku?' Alleira khawatir. Dia menyesal, seharusnya dia tidak bertindak nekat.

"Tidak perlu berpura-pura lagi, nona." Ray mengeluarkan uang dari saku pakaiannya dan memberikannya kepada Alleira. Uang itu, adalah uang yang diberikan Alleira untuk membeli pedang terkutuk itu.

"Jika Raja mengetahui hal ini, apa yang akan terjadi?" Ray tersenyum.

Alleira berhenti tersenyum, dia menatap tajam Ray, "Apa menurutmu Raja akan mempercayaimu?"

Ray tidak menjawab, dia mengeluarkan sebuah amplop dari saku pakaiannya. Di amplop itu, terdapat lambang keluarga Marques Vein.

"Ini adalah amplop yang anda kirim ke menara sihir kemarin."

Alleira terkejut mendengarnya, "Bagaimana kau bisa memilikinya?" Alleira menatap tajam Ray.

Ray tersenyum, "Menurut anda, kenapa?"

Alleira mengepalkan tangannya, dia bisa menyimpulkan semuanya sekarang, "Apa kau adalah pemilik menara sihir, Kairay?"

Ray tersenyum, "Benar."

Alleira panik, bagaimana jika dia ketahuan kalau dia adalah orang yang memberikan pedang itu pada Leonard? Bisa-bisa, dia akan dijatuhi hukuman mati dan keluarganya juga bisa mendapatkan hukuman.

"Tenang saja, saya tidak akan memberitahu Yang Mulia Raja. Dan untuk surat ini, anda bisa datang kapan saja setelah festival berburu berakhir." Ucap Ray tersenyum, Alleira tidak menjawab.

Ray berdiri, "Saya pergi dulu, nona." Ucapnya tersenyum, setelahnya Ray pergi dari sana.

Alleira masih diam. Sekarang, apa yang harus dilakukannya agar tidak ketahuan? Ray memang bilang kalau dia tidak akan memberitahu Raja, tapi dia tidak bisa percaya begitu saja dengan Ray.

Dengan status Ray sebagai pemilik menara sihir, dia tidak bisa menggunakan kekuasaan atau uang untuk menutup mulutnya. Apalagi kekuatan, kekuatan Ray pastinya berada jauh diatasnya.

***

Beberapa hari telah berlalu, Alleira memilih untuk tidak memikirkan mengenai masalahnya dengan Ray.

Setelah festival berburu, dia akan memikirkan hal itu. Lagipula, dia akan datang ke menara sihir setelah festival berburu berakhir.

Sekarang, Alleira sedang meminum teh di taman bersama Leonard.

Pagi ini, Leonard datang ke kediaman Marques Vein untuk bertemu Alleira.

"Saya terkejut mendengar anda datang kesini secara tiba-tiba." Ucap Alleira tersenyum.

"Maaf karena tidak mengabari sebelumnya." Ucap Leonard, "Saya datang untuk menemui anda, Putri Mahkota." lanjutnya.

"Ada apa sehingga anda ingin menemui saya?" Tanya Alleira.

"Saya hanya ingin menemui tunangan saya, apa itu salah?" Leonard tersenyum.

Alleira terdiam sejenak, dia teringat dengan apa yang terjadi saat dia bertemu Leonard sebelumnya. Yaitu saat Leonard memanggilnya Eira. Alleira khawatir, bagaimana jika Leonard juga kembali ke masa lalu?

"Kenapa anda menatap saya seperti itu, Putri Mahkota?" Tanya Leonard yang menyadari tatapan Alleira kepadanya sedari tadi.

"Tidak apa-apa, Yang Mulia." Ucap Alleira.

'Tapi, jika dia benar-benar kembali ke masa lalu...' Alleira kembali mengingat saat sebelum dia kembali ke masa lalu, '...bukankah seharusnya dia mencari Celina?' Alleira mengepalkan tangannya mengingat saat-saat itu.

Setelah Leonard mengatakan akan menceraikannya karena Celina, banyak yang terjadi setelahnya. Salah satunya, banyak yang menentang Celina menjadi ratu. Tapi, Leonard sangat membela Celina saat itu, dia menunjukkan rasa cintanya pada Celina terang-terangan.

Dan perlahan-lahan, rasa cinta yang dimiliki Alleira kepada Leonard berubah menjadi rasa benci.

"Putri Mahkota?"

Panggilan Leonard membuat Alleira tersadar dari lamunannya. Dia dengan cepat merubah ekspresinya dan tersenyum, "Ada apa, Putra Mahkota?"

"Bagaimana jika kita berjalan-jalan?" Ucap Leonard.

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang