11. Ratu

7.4K 765 13
                                    

"Nona! Nona!" Helena memanggil nonanya dengan gembira.

Alleira menoleh, "Ada apa?" Tanya Alleira.

"Ada surat dari istana untuk anda." Helena memberikan amplop yang memiliki lambang kerajaan kepada Alleira.

Alleira mengambil amplop itu dan membukanya. Dia membaca surat itu.

Inti dari surat itu, Ratu kerajaan Arlian ingin bertemu dengan Alleira, dia mengundang Alleira ke istana.

Di kehidupan Alleira yang sebelumnya, dia juga dipanggil oleh Ratu ke istana.

Dan itu adalah percakapan terakhirnya dengan ratu.

***

"Saya memberi salam kepada Yang Mulia Ratu."

"Aku menerima salam nona." Ucap Ratu.

Alleira duduk di kursi yang berada di depan Ratu.

"Bagaimana kabar nona?" Tanya Ratu.

"Kabar saya baik, Yang Mulia." Ucap Alleira.

"Baguslah kalau begitu. Semoga nona selalu sehat, karena nona tidak bisa memimpin kerajaan ini dengan baik jika nona sakit." Ucap Ratu tersenyum.

Alleira tersenyum, "Saya akan selalu menjaga kesehatan saya, Yang Mulia."

Alleira meminum teh itu, dia melirik Ratu yang sedang menatap keluar jendela.

'Meski terlihat sehat dan kuat, Ratu memiliki penyakit mematikan yang bisa merenggut nyawanya kapan saja. Karena itu, dia jarang menunjukkan wajahnya di depan umum.' Batin Alleira.

Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang penyakit Ratu. Alleira sendiri baru mengetahuinya setelah dia menjadi Ratu di kehidupan sebelumnya.

"Yang Mulia, saya membawakan sesuatu untuk anda." Alleira melirik Helena, Helena yang paham lalu memberikan sesuatu yang berbentuk kotak kepada Alleira.

Alleira mengambil kotak itu lalu memberikannya kepada Ratu, "Ini adalah teh herbal. Meski ada banyak urusan kerajaan yang harus anda kerjakan, tetapi saya berharap anda bisa menjaga kesehatan anda."

Ratu tersenyum, "Terima kasih, nona."

"Aku juga memiliki hadiah untuk nona." Ucap Ratu.

Ratu melirik pelayannya. Pelayan itu memberikan sebuah kotak berwarna merah kepada Ratu.

Ratu mengambil kotak itu lalu memberikannya pada Alleira.

Alleira membuka kotak itu, persis seperti di kehidupan sebelumnya, di dalam kotak itu terdapat anting.

Anting itu, adalah anting yang diwariskan turun temurun untuk Ratu di kerajaan Arlian.

Seharusnya, Alleira baru mendapatkannya saat dia akan menikah dengan Putra Mahkota, tapi dia mendapatkannya lebih awal. Itu karena, Ratu pasti telah menyadari jika waktunya di dunia ini sudah tidak lama lagi.

Sebelum bisa menyaksikan pernikahan putranya, dia mungkin telah meninggalkan dunia ini.

Leonard adalah anak dari Ratu pertama. Setelah ibunya meninggal, Ratu yang sekarang menjadi Ratu. Tapi meski begitu, dia menyayangi Leonard seperti putra kandungnya sendiri.

Tapi, 1 bulan setelah kompetisi berburu, tepat pada ulang tahun Ratu, Ratu meninggalkan dunia ini.

Alleira menutup kotak itu, "Terima kasih atas hadiahnya, Yang Mulia." Alleira tersenyum tanpa menanyakan apapun.

"Sama-sama, nona. Aku harap di kemudian hari, nona selalu mendampingi Putra Mahkota ketika kalian telah menjadi Raja dan Ratu di kerajaan ini." Ucap Ratu.

'Maaf sekali, Yang Mulia. Tapi itu tidak akan pernah terjadi.' Batin Alleira. Dia akan berusaha sekeras mungkin, agar kehidupannya yang sebelumnya berubah.

"Aku dengar nona ikut festival berburu." Ucap Ratu.

Alleira yang ingin meminum teh terhenti, dia menatap Ratu.

"Aku tidak melarang nona untuk menjadi penerus keluarga Vein, tapi aku harap nona tidak mengabaikan posisi nona sebagai Putri Mahkota." lanjut Ratu. Dia sedikit menekan kata-katanya.

"Baik, Yang Mulia." Ucap Alleira.

"Ngomong-ngomong, bagaimana hubungan nona dengan Putra Mahkota?" Tanya Ratu.

"Hubungan kami baik-baik saja, Yang Mulia Putra Mahkota juga bersikap baik kepada saya." Ucap Alleira.

"Baguslah kalau begitu. Saya harap nona bisa menjadi Ratu yang baik untuk kerajaan ini di masa depan nanti."

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang