9. Leonard

8.9K 930 0
                                    

Leonard melihat sekelilingnya, ruangan serba putih.

'Di mana ini?' Pikirnya.

"Eira! Eira!"

Leonard mendengar sebuah suara 'Eira? Siapa Eira?'

"Eira! Aku mohon sadarlah! Kumohon... jangan meninggalkan aku!"

"Eira!"

***

Leonard terbangun, dia memegangi kepalanya, mimpi apa itu tadi?

Leonard melihat sekeliling, ini adalah kamarnya. Leonard berusaha mengingat apa yang terjadi.

Hal terakhir yang diingatnya adalah pesta ulang tahunnya, dia melihat sebuah pedang dan kemudian memegang pedang itu dan setelah itu... dia tidak mengingatnya lagi.

Pelayan masuk ke kamar Leonard, dia terkejut melihat Leonard lalu langsung menunduk "Salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota."

"Bagaimana keadaan anda, Yang Mulia? Saya akan memanggilkan dokter." Pelayan itu langsung pergi untuk memberi tahu dokter.

Leonard membiarkannya, dia melihat dirinya di cermin.

Dia mengingat kembali mimpinya, sebenarnya mimpi apa itu?

***

Alleira membuang surat yang baru saja dia baca. Surat dari istana yang mengabarkan kalau Leonard telah sadar.

Alleira berdiri, lalu dia melihat ke cermin.

Di kehidupan sebelumnya, dia selalu diperlakukan lembut oleh Leonard. Meski sebelum menikah Leonard sangat dingin, tapi setelah menikah dia sangat perhatian. Dia benar-benar senang pada saat itu, tapi satu kalimat yang dikatakan Leonard membuat semuanya menjadi hancur.

Dia merasa, dibawa terbang sangat tinggi lalu dihempaskan begitu saja.

Dia membenci Leonard. Jika ingin membuangnya, kenapa dia memperlakukan dia seperti itu?

Mendengar kabar tentang Leonard membuat dia mengingat kembali semua kenangan itu.

Dia ingin membunuh Leonard, tapi bila Leonard mati maka kerajaan ini akan hancur karena kematian pewaris tahta.

Alleira tidak ingin hal itu terjadi.

Tok tok tok

"Masuk"

Helena masuk ke kamar Alleira "Nona, saya dengan Putra Mahkota telah sadar. Apakah anda ingin mengunjungi Putra Mahkota?"

"Tidak. Hari ini aku ingin tinggal di rumah saja." Ujar Alleira.

'Aku muak melihat wajahnya.' Lanjut Alleira dalam hati.

***

Keesokan harinya, di istana.

"Putri Mahkota?"

"Ya, Yang Mulia. Selama anda tidak sadarkan diri, Putri Mahkota sering datang ke istana." Ujar pelayan.

Leonard berpikir 'Putri Mahkota, dia pasti memanfaatkan kondisiku ini untuk menarik simpati masyarakat dan membuat pendukungnya semakin banyak. Benar-benar haus tahta.' Pikir Leonard.

"Ambilkan kertas, aku ingin menulis surat untuk Putri Mahkota." Perintah Leonard.

***

Alleira membaca surat dari Leonard lalu membuangnya ke tempat sampah.

'Kenapa dia mengundangku ke istana?' Batin Alleira bertanya-tanya.

"Helena."

"Ya, nona."

"Siapkan gaun dan perhiasan, aku akan pergi ke istana." Ujar Alleira dengan nada datar.

"Baik, nona." Ujar Helena tersenyum.

***

Alleira tiba di istana, para pelayan istana menyambutnya dengan baik. Mereka mengantarkan Alleira ke taman, di mana Leonard menunggu.

Alleira mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk "Salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota."

"Duduklah, Putri Mahkota." Ujar Leonard.

Alleira duduk di dekat Leonard.

"Saya dengar, selama saya tidak sadarkan diri anda sering datang ke istana." Ujar Leonard.

Alleira melihat Leonard, dia paham arah pembicaraan ini "Benar, Putra Mahkota."

"Putri Mahkota, anda sama saja seperti bangsawan lain. Tidak- anda lebih buruk dari bangsawan lain." Leonard menatap sinis Alleira.

"Anda memanfaatkan kondisi saya untuk menarik simpati banyak orang dan memperbanyak pengikut anda. Anda adalah bangsawan terburuk yang pernah saya temui." lanjut Leonard.

"Mungkin anda tidak suka, tapi Putra Mahkota, seperti inilah bangsawan." Ujar Alleira, tak ada rasa takut di matanya meski yang berada di hadapannya adalah seorang Putra Mahkota.

Mereka saling menatap tajam.

"Ngomong-ngomong, festival berburu tidak lama lagi." Ujar Leonard.

Alleira terkejut, dia melihat Leonard 'Festival berburu, hari dimana dia menyelamatkanku dan aku mulai jatuh cinta padanya.' dia mengepalkan tangannya saat mengingat kembali saat-saat itu.

Leonard memperhatikan wajah Alleira. Dia kembali mengingat mimpinya.

"Eira." Ujar Leonard tanpa sadar.

Alleira terkejut, dia melihat Leonard. Kenapa Leonard memanggilnya Eira?

Leonard tersadar, dia tersenyum "Putri Mahkota, mulai saat ini apa saya bisa memanggil anda Eira?" Tanya Leonard.

"Tidak!" Alleira berteriak tanpa sadar.

Leonard terkejut karena Alleira tiba-tiba berteriak "Putri Mahkota?"

Alleira tersadar "Lebih baik anda tidak memanggil saya seperti itu."

"Kenapa?"

"Tolong jangan menanyakan alasannya." Ujar Alleira.

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang