16. Melawan Monster

6K 753 9
                                    

Alleira melihat sekelilingnya yang kini dipenuhi monster. Monster-monster itu mulai menyerangnya, Alleira menghindari semua serangan monster itu.

Alleira mengayunkan pedangnya dan menebas kepala salah satu monster di sana. Kemudian, melakukan hal yang sama terhadap monster lainnya.

'Aku telah mempelajari pedang dan sihir selama 5 tahun...'

'Semua itu aku lakukan untuk menjadi penerus keluarga Marques Vein...'

'Tapi... aku tidak sehebat ayah.'

'Bahkan mungkin saja... Milia di kehidupan sebelumnya lebih hebat dariku.'

'Kadang aku berpikir, apa aku bisa menjadi kepala keluarga Marques Vein?'

'Apa yang akan dikatakan orang jika Kepala Keluarga Marques Vein yang dikenal memiliki pasukan yang sama hebatnya dengan pasukan kerajaan, memiliki kemampuan pedang yang lemah?'

'Tapi... aku tidak akan menyerah.'

'Aku akan berusaha lebih keras lagi...'

'Aku....' Alleira mengingat hal-hal yang terjadi kepadanya di kehidupan sebelumnya, '....akan mengubah takdirku!'

Alleira menebas kepala monster terakhir.

Saat ini, semua monster yang tadinya mengepung Alleira telah dikalahkan.

Alleira mendengar suara kuda yang mendekat ke arahnya, dia menoleh, 'Leonard?' batinnya.

Leonard datang dengan menaiki kudanya, dan banyak darah di pakaiannya, 'Itu darah monster?' batin Alleira.

"Putri Mahkota?" Leonard terkejut melihat Alleira yang berada di sini. Apalagi, semua monster yang tergeletak di tanah. Dan juga pakaian dan pedangnya yang terkena banyak darah.

'Putri Mahkota yang membunuh semua monster di sini?' Leonard memang pernah mendengar Alleira belajar pedang, tapi kemampuan pedangnya sehebat ini? Monster sebanyak itu, dikalahkan oleh Alleira, sendirian?

Alleira terdiam sambil menatap Leonard, 'Aku berhasil membuat perubahan.' batinnya.

Terdengar suara langkah kuda, membuat Alleira dan Leonard tersadar dari lamunannya.

Para ksatria datang menghampiri mereka, "Yang Mulia Putra Mahkota, Nona Vein, anda baik-baik sa—" ucapan Ksatria itu berhenti saat melihat monster yang tergeletak di tanah.

"Kenapa bisa ada monster yang menyerang?" tanya Leonard.

"Kami juga tidak tahu, Yang Mulia. Hal ini masih diselidiki." ucap salah satu ksatria.

"Saat ini, kami diperintahkan untuk membawa orang-orang yang ikut di Festival berburu untuk kembali. Dan Festival ini kemungkinan akan dibatalkan." jelas ksatria itu.

Leonard melirik ke arah Alleira sebentar, kemudian kembali menatap ksatria itu, "Bawa Putri Mahkota kembali, aku akan kembali sendiri." perintahnya.

Belum sempat ksatria itu membalas, Alleira mengatakan, "Tidak perlu, Yang Mulia. Saya juga akan kembali sendiri." Terlihat Alleira saat ini telah naik di kudanya.

"Tapi, Nona... Bisa berbahaya jika anda bertemu monster." Ksatria itu beralih menatap Leonard.

"Tidak apa-apa. Kau pikir, siapa yang mengalahkan semua monster ini?" Alleira tersenyum, kemudian dia pergi dari sana.

Para ksatria menatap ke arah Leonard, seolah meminta penjelasan atas ucapan Alleira barusan, "Yang Mulia..."

"Saat aku datang, para monster ini telah mati. Dan tidak ada orang lain selain Putri Mahkota." ucap Leonard, setelahnya dia juga pergi dari sana.

Sementara para ksatria itu masih terdiam, juga terkejut.

***

Alleira menatap sekelilingnya, sedari tadi dia tidak bertemu dengan beruang, 'Di mana Leonard bertemu beruang itu di kehidupan lalu?' batinnya.

Sebuah suara membuat Alleira berhenti, 'Apa itu... suara beruang?' batinnya, dia segera pergi ke asal suara itu.

Alleira turun dari kudanya, dan berjalan mendekat ke asal suara itu. Di sana, dia melihat seseorang yang berhadapan dengan beruang itu.

Alleira mengambil pedangnya dan menyerang beruang itu. Dan beruang itu melawan. Dia menatap orang yang tadinya di serang beruang itu, 'Bukannya dia... Putri Duke Narveis?' batinnya.

Dia adalah Putri Duke Narveis, Ardelia Narveis. 

Alleira memancing beruang itu untuk menjauh dari Ardelia.

Kemudian, Alleira terus menyerang beruang itu, dan menghindari setiap serangan beruang itu. Tapi, beruang itu tidak juga kalah.

Pedang Alleira diselimuti sihir, dia kembali menyerang beruang itu. Dan setelahnya, beruang itu terjatuh ke tanah. Dan sihir di pedang Alleira perlahan menghilang.

Leonard tiba di tempat Alleira, dia terkejut melihat sebuah beruang yang cukup besar telah dikalahkan.

Dalam hatinya, Alleira tersenyum penuh kemenangan saat melihat Leonard yang baru sampai saat beruang itu telah kalah.

Dia kemudian menghampiri Ardelia, "Anda tidak apa-apa, Nona Narveis?" Alleira mengulurkan tangannya.

Ardelia terdiam sejenak sambil melihat Alleira, di matanya terlihat kekaguman kepada penyelamatnya itu, dia menerima uluran tangan Alleira dan berdiri, "Terima kasih telah menolong saya, Nona Vein." ucapnya tersenyum.

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang