6. Ray

9.2K 965 4
                                    

Alleira turun dari kereta kuda, dia melihat banyak anak-anak yang sedang bermain, orang dewasa yang membeli buah dan sayuran, dan orang-orang yang mengobrol.

'Suasana di kota memang berbeda.' Batin Alleira.

Alleira melangkahkan kakinya masuk ke toko pedang. Saat masuk di sana, dia tak menemukan seorang pun di sana.

Alleira tak memperdulikan hal itu dan tetap melihat-lihat pedang. Sampai ada sebuah pedang yang menarik perhatiannya.

Berbeda dengan pedang lainnya, pedang itu berwarna hitam, tapi yang paling menarik perhatian adalah permata berwarna biru di pedang itu.

Alleira memandangi pedang itu dengan tatapan kagum, dia akan mengambil pedang itu, tapi seseorang terlebih dulu mengambil pedang itu.

Alleira menoleh dan mendapati orang yang mengambil pedang itu adalah seorang pria berusia sekitar 18 tahunan dan memiliki rambut hijau dan mata coklat.

"Pedang itu, saya ingin membelinya, tolong kembalikan." Pinta Alleira pada pria berambut hijau itu.

"Maaf nona, tapi pedang ini tak bisa dipakai oleh sembarang orang." Ujar pria itu.

"Kenapa? Dan siapa kau?" Tanya Alleira.

"Sebelumnya perkenalkan, saya Ray, pemilik toko ini. Pedang ini adalah pedang sihir, dengan kata lain nona tidak bisa menggunakan pedang ini bila nona tidak bisa sihir." Ujar Ray.

"Kenapa kau bisa tahu kalau aku tidak bisa sihir?" Tanya Alleira.

"Saya seorang penyihir, jadi tentu saja saya tahu siapa yang bisa menggunakan sihir dan siapa yang tidak bisa menggunakannya." Ujar Ray.

"Kau penyihir?" Alleira tampak terkejut.

"Ya. Silahkan pilih pedang lain, nona." Ujar Ray.

Alleira menjadi kesal, dia merasa telah diremehkan "Tuan, bila aku bisa menggunakan sihir, kau akan menjual pedang ini padaku bukan?"

Ray menyeringai "Anda percaya diri sekali, nona. Tapi baiklah, bila anda memang bisa melakukannya, saya akan memberikan pedang ini pada anda secara gratis."

"Baiklah." Alleira berkata dengan percaya diri.

"Untuk sekarang aku membutuhkan pedang lain." Ujar Alleira.

"Memangnya anda membutuhkan pedang untuk apa?" Tanya Ray.

"Untuk belajar menggunakan pedang." Ujar Alleira.

Ray lalu pergi mengambil sebuah pedang, lalu dia kembali dan menyerahkan pedang itu pada Alleira "Pedang ini sangat ringan, cocok untuk orang yang baru belajar pedang"

Alleira mengambil pedang itu, sebuah pedang besi tetapi sangat ringan.

"Aku ingin membeli pedang ini." Ujar Alleira.

"Harganya 5 koin emas." Ujar Ray.

Alleira mengeluarkan 5 koin emas dari saku pakaiannya.

"Ini, terima kasih. Nanti aku akan kembali lagi untuk membeli pedang sihir itu. Jadi sampai jumpa kakak." Ujar Alleira.

Alleira akan pergi, tetapi ditahan oleh Ray. "Nona, bukankah tidak sopan bila anda pergi sebelum menyebutkan nama anda?"

"Ah, maaf, aku lupa." Alleira mengangkat sedikit pakaiannya dan menunduk "Perkenalkan, aku Alleira Vein, putri pertama sekaligus penerus keluarga Vein."

"Penerus? Saya mendengar anda telah menjadi Putri Mahkota, jadi saya pikir anda akan menyerahkan posisi penerus kepada adik anda." Ujar Ray.

"Tidak, aku tidak akan menyerahkan posisi kepala keluarga Vein kepada siapapun." Ujar Alleira.

"Seperti rumor yang beredar, anda haus akan kekuasaan, nona." Ujar Ray.

Alleira tidak memperdulikan perkataan Ray, dan pergi dari tempat itu.

'Benar-benar mirip dengan ibunya.' Batin Ray.

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang