Alleira kini sedang berada di depan pintu ruang kerja ayahnya. Dia ragu untuk mengetuk pintu itu.
"Kakak? Apa yang kakak lakukan di sini?" Tanya Milia yang baru saja datang.
"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada ayah." Ujar Alleira.
"Lalu kenapa tidak mengetuk pintu?" Tanya Milia bingung.
Alleira tak menjawab dan sedang mencari alasan yang dapat dipercayai Milia.
Milia yang tak mendapat jawaban atas pertanyaannya lalu membuka pintu ruang kerja ayahnya.
"Ayah, kakak ingin berbicara denganmu tapi dia ragu mengetuk pintu." Ujar Milia.
"Milia!" Alleira tentu saja kaget karena Milia membuka pintu secara tiba-tiba.
"Kakak, silahkan berbicara dengan ayah. Aku pergi dulu." Ujar Milia lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
'Anak itu..' Batin Alleira kesal.
"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Reinhard.
Alleira lalu masuk ke ruang kerja Reinhard. Alleira sedikit ragu mengatakannya.
"Katakan saja." Ujar Reinhard.
"A-ayah, tolong ajari aku berpedang!" Ujar Alleira.
Reinhard kaget "Pedang? Alleira, kau sadar dengan apa yang kau katakan bukan?"
"Tentu saja, ayah. Aku adalah Putri Mahkota. Tapi selain itu, aku juga adalah penerus keluarga Marques Vein!" Ujar Alleira dengan berani.
Keluarga Marques Vein adalah keluarga yang memiliki pasukan yang sama kuatnya dengan kerajaan. Karena itu kepala keluarga Marques Vein harus memiliki kemampuan berpedang agar bisa memimpin keluarga Marques.
Di kehidupan Alleira yang sebelumnya, dia menyerahkan posisi kepala keluarga kepada Milia—adiknya karena Alleira adalah calon Ratu kerajaan, dia akan sangat sibuk dengan urusan kerajaan dan tidak punya waktu untuk mengurus keluarga Vein.
Alleira juga telah bersiap dengan apa yang akan terjadi nanti.
"Menjadi kepala keluarga sekaligus Putri Mahkota memang tidak dilarang, tapi kau yakin? Bila seperti itu, Putra Mahkota pasti akan direndahkan karena tunangannya yang lebih memilih mempertahankan posisi kepala keluarga. Apalagi kau memiliki seorang adik yang bisa menggantikan posisimu." Ujar Reinhard.
"Saya tahu." Ujar Alleira.
Tujuan Alleira di kehidupan kali ini memang hanya ingin mengubah takdirnya, tapi balas dendam sedikit tidak apa-apa bukan?
"Baiklah, terserah kau saja. Aku akan mengajarimu berpedang. Tapi sebelum itu pergilah membeli pedang dan juga beberapa pakaian yang bisa digunakan untuk latihan. Kau tidak mungkin memakai gaun disaat berlatih bukan?" Ujar Reinhard.
Alleira senang mendengarnya, menjadi ksatria adalah langkah pertamanya untuk membatalkan perjodohan dengan Leonard.
Alleira mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk "Terima kasih, ayah." Ujar Alleira.
***
"Helena, siapkan kereta kuda dan pakaian." Ujar Alleira semangat.
"Anda ingin ke mana, nona?" Tanya Helena penasaran.
"Membeli pedang dan beberapa pakaian untuk berlatih." Ujar Alleira.
Helena terkejut mendengarnya "Pedang?! Nona, anda adalah Putri Mahkota, anda–"
Alleira memotong perkataan Helena "Aku tahu, tapi selain Putri Mahkota, aku juga calon kepala keluarga Marques Vein. Jika aku tidak bisa berpedang, aku pasti akan diejek oleh para bangsawan." Ujar Alleira.
"Bukannya anda bisa menyerahkan posisi kepala keluarga kepada nona Milia? Kenapa anda tetap mempertahankan posisi itu?"
Helena tak habis pikir dengan nonanya itu, padahal nonanya telah menjadi Putri Mahkota, dan akan menjadi ratu di masa depan nanti. Kenapa dia masih mempertahankan posisi kepala keluarga? Padahal dia memiliki adik yang bisa menggantikan posisinya.
"Helena!" Alleira menatap tajam Helena.
Helena yang melihat tatapan itu menjadi takut, seumur hidupnya dia tak pernah melihat nonanya menatap tajam dirinya. Dia pun tidak habis pikir, kenapa seorang anak berusia 10 tahun memiliki tatapan tajam seperti itu?
Helena menunduk "Baik, nona."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengubah Takdir [END]
FantasyPutri keluarga Marques Vein, Alleira Vein jatuh cinta pada Leonard Arlian, Putra Mahkota kerajaan Arlian. Pada akhirnya, Alleira dan Leonard menikah. Tapi, kisahnya tak sampai di situ. Pada suatu hari, Leonard menceraikan Alleira karena Celina, seor...