Alleira membuka matanya, hari ini adalah hari dimana Leonard berulang tahun yang ke-18, sekaligus hari dimana Leonard menginjak usia dewasa.
Di kehidupan sebelumnya, Alleira memanfaatkan pesta ini untuk memperkuat kedudukannya sebagai Putri Mahkota. Hal ini terjadi sebelum dia jatuh cinta pada Leonard. Setelah jatuh cinta pada Leonard, dia tak lagi memikirkan kekuasaan, yang dia pikirkan hanya Leonard saja.
Alleira tertawa mengejek kepada dirinya dahulu, dia benar-benar bodoh. Hanya karena diselamatkan oleh Leonard, dia jatuh cinta padanya.
Sekarang Alleira benci dan kecewa pada Leonard, dia benar-benar menutup hatinya untuk Leonard. Dan dia berharap, hatinya tidak akan luluh lagi.
Tok tok tok
"Masuk"
Helena membuka pintu kamar Alleira, lalu dia masuk bersama beberapa pelayan lain.
"Kami akan membuat nona menjadi lebih cantik dari biasanya hari ini." Ujar Helena tersenyum.
***
"Nona, anda cantik sekali." Puji Helena.
Alleira saat ini menggunakan gaun berwarna biru muda, sepatu tinggi berwarna putih, dan banyak perhiasan.
"Putra Mahkota pasti akan terpesona dengan kecantikan anda." Ujar Helena tersenyum, Alleira tak menjawab.
Pintu kamar Alleira terbuka, Milia masuk ke kamar Alleira.
"Kakak, kau cantik sekali." Puji Milia.
"Kau juga cantik." Puji Alleira.
"Tapi kakak jauh lebih cantik." Ujar Milia tersenyum.
Alleira mencubit pipi Milia, Milia menjauh dari Alleira dan mengelus-elus pipinya yang sakit karena dicubit Alleira "Kenapa kakak mencubit pipiku?" Protes Milia.
Alleira memeluk Milia "Kau sangat imut."
Milia membalas pelukan Alleira "Dan kakak sangat cantik."
Para pelayan tersenyum melihat kedekatan kedua nona mereka, mereka berharap kakak adik itu bisa tersenyum bersama selamanya.
***
"Putri Mahkota, kepala keluarga Marques Vein dan Putri kedua Marques Vein tiba." Penjaga melaporkan kedatangan Alleira, Reinhard dan Milia.
Para bangsawan berbisik-bisik saat melihat Alleira.
"Jadi dia Putri Mahkota?"
"Padahal aku lebih cantik."
"Dia hanya menang dalam kepintaran saja."
"Dari wajahnya, dia pasti orang yang mudah dipengaruhi."
Dan banyak lagi bisikan dari para bangsawan.
Alleira tidak memperdulikan para bangsawan itu, dia memilih untuk diam saja.
"Benar-benar sombong."
"Yang Mulia Raja Zain Arlian dan Putra Mahkota Leonard Arlian memasuki ruangan." Penjaga melaporkan kedatangan Zain dan Leonard.
Semua bangsawan melihat ke pintu, Zain dan Leonard memasuki ruangan. Semua orang terpesona akan ketampanan Leonard. Dia benar-benar tampan saat ini, apalagi dengan pakaian berwarna biru mudanya.
Zain menghampiri Alleira, Reinhard dan Milia, dan Leonard mengikuti Zain.
Alleira, Reinhard dan Milia memberikan salam pada Zain dan Leonard.
"Lama tidak bertemu, Putri Mahkota, bagaimana keadaanmu?" Tanya Zain.
"Saya baik-baik saja, Yang Mulia." Ujar Alleira.
"Syukurlah."
Zain melirik Leonard, Leonard yang paham apa maksud tatapan Zain, lalu mengajak Alleira berdansa.
"Apakah anda ingin berdansa dengan saya?" Leonard mengulurkan tangannya.
Alleira menerima uluran tangan Leonard "Dengan senang hati."
Mereka berdansa, para nona bangsawan menatap tak suka pada Alleira.
"Sepertinya anda sangat dibenci oleh para nona bangsawan." Ujar Leonard.
"Itu karena anda." Ujar Alleira.
Leonard tersenyum, baru kali ini ada orang yang berani menyalahkannya "Anda sangat berani, Putri."
"Terima kasih."
"Itu bukan pujian." Ujar Leonard.
"Saya tahu."
"Saya mendengar, anda adalah nona yang haus akan kekuasaan. Bahkan setelah mendapatkan posisi Putri Mahkota, anda tidak melepaskan posisi anda sebagai penerus keluarga Marques Vein." Ujar Leonard.
"Anda menyuruh saya melepaskan posisi itu? Maaf, tapi sampai saya mati pun, saya tidak akan melepaskannya." Ucap Alleira.
Leonard tersenyum "Ternyata rumor itu benar."
Dansa telah selesai, Alleira dan Leonard memberikan salam.
***
Alleira pergi ke teras istana. Alleira menggunakan sihirnya untuk mengendalikan seorang pelayan dan memberikan pedang terkutuk pada Leonard di salah satu hadiahnya.
Sebentar lagi, pasti akan terjadi keributan.
Alleira menutup matanya '3... 2... 1...'
"Putra Mahkota!"
Alleira membuka matanya, keributan telah dimulai.
Alleira masuk ke ruang pesta, dia menghampiri ayah dan adiknya "Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Putra Mahkota jatuh pingsan setelah memegang pedang itu." Ucap Reinhard.
Seorang penyihir istana datang dan memeriksa pedang itu "Yang Mulia, ini pedang terkutuk!"
"Siapa yang memberikan hadiah ini pada Putra Mahkota?!" Tanya Raja marah.
Semuanya diam, tak ada yang berani menjawab.
"Penjaga! Tutup semua pintu!" Perintah Raja "Sebelum pelakunya ditemukan, maka tidak ada yang boleh keluar dari sini."
Para bangsawan berbisik-bisik.
Seorang pelayan lalu mengangkat tangannya "Yang Mulia, tadi saya melihat dia menyimpan pedang di tempat hadiah!" Pelayan itu menunjuk pelayan lain.
"Apa maksudmu? Aku tidak-"
"Penjaga! Tangkap dan interogasi dia!" Perintah Raja.
"Baik." Para penjaga menangkap pelayan itu.
***
Selama beberapa hari, Alleira sering datang ke istana untuk melihat Putra Mahkota.
Di saat tunangannya sekarat, dia tidak mungkin hanya diam saja di rumah kan.
Dan hari ini, Putra Mahkota akhirnya sadar.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengubah Takdir [END]
FantasíaPutri keluarga Marques Vein, Alleira Vein jatuh cinta pada Leonard Arlian, Putra Mahkota kerajaan Arlian. Pada akhirnya, Alleira dan Leonard menikah. Tapi, kisahnya tak sampai di situ. Pada suatu hari, Leonard menceraikan Alleira karena Celina, seor...