4. Bertemu Leonard

11.1K 1.1K 13
                                    

'Leonard!' Batin Alleira

"Kau, putri pertama Marques Vein, Alleira Vein bukan?" Leonard memastikan.

Alleira mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk "Saya memberi salam kepada Putra Mahkota."

Alleira lalu kembali berdiri tegak "Benar Yang Mulia, saya adalah Alleira Vein." Ujar Alleira.

'Jadi dia adalah orang yang akan dijodohkan denganku?' Leonard memperhatikan Alleira dari atas sampai bawah 'Dia sepertinya sama saja dengan para bangsawan itu, dia juga menginginkan kekuasaan' Pikir Leonard.

'Sial! kenapa aku bertemu Leonard di sini? Sepertinya masa lalu benar-benar telah berubah.' Pikir Alleira.

Seharusnya, Alleira baru bertemu dengan Leonard saat usianya 12 tahun, yaitu pada saat debutante Alleira.

"Apakah taman ini adalah taman anda? Maaf karena menginjakkan kaki di sini tanpa izin." Alleira menunduk

"Tidak apa-apa, nona." Ujar Leonard, tapi dari raut wajahnya saja semua orang tahu kalau dia tak suka dengan kehadiran Alleira.

"Kalau begitu saya permisi, sekali lagi maaf Yang Mulia" Ujar Alleira.

Alleira lalu pergi melewati Leonard. Saat Alleira melewati Leonard, Leonard seperti merasakan suatu hal yang asing baginya. Apa itu? Rasanya seperti... dia tak ingin kehilangannya lagi.

Leonard refleks memegang tangan Alleira untuk menahannya pergi.

Alleira yang tangannya dipegang Leonard, membuat ingatan yang ingin dilupakannya kembali.

"Apa kau mau menjadi Ratuku?"

"Eira."

"Kalau kau lelah, istirahatlah."

Alleira refleks menepis tangan Leonard, membuat Leonard kaget karena baru pertama kali ini dia diperlakukan seperti itu.

"Tolong jangan memegang tangan seorang gadis seenaknya, Yang Mulia." Ujar Alleira, sorot matanya jelas menunjukkan ketidaksukaannya.

Leonard kaget, baru pertama kali ini dia mendapatkan sorot mata seperti itu.

"Maaf, nona." Ujar Leonard.

Alleira lalu pergi meninggalkan Leonard.

Leonard melihat tangannya 'Apa itu tadi? Rasanya seperti... aku tidak ingin kehilangannya lagi.' Batin Leonard.

Leonard memandangi punggung Alleira yang semakin menjauh "Alleira Vein, siapa kau sebenarnya?"

***

Alleira kembali ke tempat pertemuannya dengan Zain. Di sana, dia melihat Zain yang sedang menunggunya.

"Kau telah selesai jalan-jalan, nona Alleira?" Tanya Zain.

Alleira dengan cepat mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum lalu mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk "Salam kepada Yang Mulia Kaisar." Ujar Alleira.

Alleira lalu duduk di kursi. "Saya tadi berjalan-jalan dan tanpa sengaja bertemu dengan Yang Mulia Putra Mahkota." Ujar Alleira.

Zain terkejut. Karena biasanya, putranya itu hanya akan keluar istananya bila sedang ada hal penting atau... taman itu.

"Dimana nona bertemu Putra Mahkota?" Tanya Zain.

"Di taman bunga mawar." Ujar Alleira.

Zain menatap tajam para pelayan membuat para pelayan itu tertunduk ketakutan.

Alleira bingung dengan apa yang terjadi, kenapa Zain menatap mereka tajam? Apakah taman itu adalah taman terlarang?

Di kehidupan sebelumnya, Alleira memang pernah mendengar sebuah rumor tentang taman terlarang di istana. Dia pernah penasaran dengan taman itu, tapi Leonard mengatakan kalau dia akan mengurus rumor itu, setelahnya dia tak pernah mendengar rumor tentang taman itu lagi.

"Yang Mulia, maaf bila saya lancang, tapi sebenarnya taman apa itu?" Tanya Alleira.

Zain mengisyaratkan agar para pelayan itu pergi, mereka lalu pergi meninggalkan Zain dan Alleira berdua.

"Nona tahu mengenai Ratu bukan?" Tanya Zain.

"Tentu saja, saya pernah bertemu dengan Yang Mulia Ratu sebelumnya. Beliau sangat cantik dan baik hati." Ujar Alleira.

"Putra Mahkota dan Ratu sering menghabiskan waktu di sana. Lalu setelah kematian Ratu, Putra Mahkota melarang siapa pun datang ke taman itu. Siapa pun yang datang ke sana akan dihukum, bahkan meski dia adalah bangsawan sekali pun." Ujar Zain.

"Dan sejak kematian ibunya, Putra Mahkota juga tak pernah lagi tersenyum." lanjut Zain.

Alleira kaget, apa maksudnya? Leonard selalu tersenyum di depannya.

Sejenak, Alleira merasa ragu. Tapi dia tiba-tiba teringat lagi apa yang dilakukan Leonard padanya dimasa lalu.

'Sadarlah Alleira! Jangan ragu! Kau tidak boleh mengambil jalan yang sama seperti dulu!' Batin Alleira.

"Yang Mulia, hari sudah semakin gelap, saya permisi dulu. Sampai jumpa lagi." Ujar Alleira.

Alleira berdiri lalu mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk "Salam kepada Yang Mulia Kaisar."

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang