2. Surat Lamaran

12.9K 1.4K 15
                                    

Alleira pergi ke ruang makan, di sana dia melihat ayah dan adiknya yang sedang menunggu kedatangannya.

"Kakak, kau lama sekali." Milia kesal karena kakaknya terlalu lama.

"Maaf, aku terlambat bangun." Ujar Alleira.

Alleira duduk di samping kiri ayahnya. Banyak pelayan datang dan membawa makanan. Mereka lalu makan.

"Ngomong-ngomong, berapa umurmu sekarang, Milia?" Tanya Alleira.

"5 tahun." Ujar Milia dengan bangga.

'Kalau Milia 5 tahun, artinya aku 10 tahun. Jadi ini 15 tahun yang lalu. Aku benar-benar kembali ke masa lalu.' Pikir Alleira.

Reinhard- ayah Alleira merasa ada yang aneh dengan Alleira hari ini, tapi dia memilih untuk diam.

***

Alleira kini sedang merencanakan hal yang harus dilakukannya untuk kedepannya. Dia tidak ingin pernikahan dengan Leonard.

Berdasarkan ingatannya, lamaran perjodohan itu akan sampai hari ini. Sudah terlambat untuk memikirkan bagaimana cara agar Raja tidak mengirim lamaran.

Alleira tidak mungkin menolak lamaran Raja, hal itu akan menyebabkan rumor buruk tentangnya dan juga keluarga Marques. Karen itu, Alleira harus menerima lamaran itu.

Jadi, yang harus dipikirkan Alleira adalah bagaimana agar perjodohannya dibatalkan nanti.

Tok tok tok

"Masuk."

Pintu terbuka, seorang wanita memakai pakaian pelayan berambut ungu dan mata ungu datang sambil membawa sebuah surat.

'Surat itu!' Alleira tentunya sangat tahu surat apa itu. Dirinya dahulu sangat senang mendapatkan surat itu karena sangat ingin menjadi seorang ratu.

"Nona, ini surat dari Raja." Helena- pelayan itu memberikan suratnya pada Alleira.

Alleira mengambil surat itu. Jantungnya berdetak kencang. Apakah dia bisa mengubah takdirnya? Alleira memberanikan diri dan membaca surat itu.

Kepada nona Alleira Vein, saya telah mendengar banyak hal tentang anda.

Saya berpikir, seorang nona yang terkenal ramah, baik hati, pintar dan cantik pasti akan sangat cocok dengan Putra Mahkota.

Karena itu saya ingin menjodohkan nona dengan Putra Mahkota kerajaan ini, Leonard Arlian.

Karena itu, besok datanglah ke istana dan sampaikan apakah anda mau atau tidak menjadi calon istri Putra Mahkota.

Salam dari saya, Raja kerajaan Arlian, Zain Arlian.

Surat yang ditakutinya setelah kembali ke masa lalu akhirnya datang. Dia tak mungkin menolak lamaran dari Raja.

Wajah Alleira menjadi cemas. Dia ragu apakah dia bisa mengubah takdirnya atau tidak. Dia tidak ingin lagi mengalami hal yang sama seperti di masa lalu.

Helena yang melihat wajah nonanya yang berubah menjadi cemas memberanikan diri untuk bertanya pada nonanya "Nona, apa isi surat itu? Kenapa anda terlihat cemas?" Tanya Helena penasaran.

Alleira memberikan surat itu pada Helena "Kalau kau penasaran, baca saja."

Helena menurut, dia lalu membaca surat itu, setelah membacanya dirinya menjadi kaget sekaligus senang.

"Ini berita baik, Nona. Dengan begini, anda akan menjadi Putri Mahkota. Lalu nanti akan menjadi seorang Ratu." Ujar Helena dengan bahagia.

"Lalu kenapa nona cemas? Jangan-jangan nona cemas karena memikirkan apakah Putra Mahkota akan menyukai nona? Tenang saja, Putra Mahkota pasti akan menyukai anda." Ujar Helena.

'Dulu, aku memang bahagia. Tapi, setelah semua hal itu, aku tidak mungkin bahagia.' Batin Alleira

"Helena, keluar." Perintah Alleira.

"Baik, Nona." Helena keluar dari kamar Alleira dengan bahagia.

"Bagaimana ini?" Gumam Alleira

***

Kini, Alleira sedang makan malam bersama dengan ayah dan adiknya.

"Aku dengar kau mendapat surat lamaran dari Raja untuk Putra Mahkota." Ujar Reinhard memulai percakapan.

"Iya, tadi aku mendapatkannya." Ujar Alleira.

"Jadi kakak akan menjadi Ratu?" Ujar Milia dengan bahagia. Dia tak percaya ini, kakaknya akan menjadi Ratu!

"Katanya kau sangat ingin menjadi seorang Ratu. Jadi ini bagus bukan?" Ujar Reinhard dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan.

Alleira diam tak menjawab. Dulu, dia memang ingin menjadi Ratu, Alleira akui kalau dia haus kekuasaan. Tapi, Alleira yang sekarang telah mengalami hal itu, hal yang membuatnya tidak menginginkan posisi Ratu lagi.

Reinhard yang melihat Alleira diam menyadari kalau ada hal yang mengganggu Alleira.

"Kalau kau tidak mau, tolak saja." Ujar Reinhard

Alleira terkejut "Tapi, kalau kutolak-"

"Kebahagiaanmu lebih penting." Reinhard memotong ucapan Alleira.

Alleira yang mendengarnya sekali lagi terkejut. Padahal ayahnya adalah orang yang sering mementingkan nama baik keluarga Marques Vein di masyarakat. Tapi kenapa orang yang seperti itu malah mengizinkan putrinya untuk menolak lamaran Raja yang bisa mengakibatkan banyak rumor tidak baik tentang keluarga Marques Vein?

"Benar, kakak. Kebahagiaan kakak yang paling penting!" Ujar Milia

Alleira terharu "Ya" Ujar Alleira

"Ingatlah, kau adalah calon kepala keluarga Marques Vein selanjutnya, meski tidak resmi, tapi kau bisa menggunakan kekusaanmu itu" Ujar Reinhard

'Ya, sekarang aku kembali ke masa lalu, bodoh sekali bila aku tetap melakukan hal yang sama seperti dulu, aku harus mengubah takdirku, pasti!' Batin Alleira

Bersambung...

Mengubah Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang