Sad girl || 28

12 4 0
                                    

Bagaimana aku bisa berhenti mengharapkan kamu jadi milikku kalau perlakuanmu selalu menjadi istimewa dimataku
- Rasya Kenziano

***

Semilir angin di saat matahari sudah merangkak setengah perjalanan menuju puncaknya. Sekitar jam 9 pagi. Jam pelajaran dikelas caca dan kawan – ralat, kembarannya sudah berakhir dan berganti pelajaran memasuki kelas olahraga. Para murid mulai beranjak untuk berganti pakaian dengan pakaian olahraga. Termasuk Caca dan Rasya.

Kalau kebanyakan anak perempuan akan berganti baju di dalam kelas sedangkan anak laki-laki berganti baju di toilet, itu tidak berlaku di kelas ini. Anak perempuan tidak ada yang mau berganti baju dikelas. Sebab setiap sudut kelas dipasang cctv yang hidup saat jam pelajaran berlangsung. Mereka tidak bodoh. Jadi anak-anak cowoklah yang biasanya berganti baju dikelas. Ya walau tetap sama aja sih, bakal terekspose. Tapi gak seberapa deh dibanding anak cewek.

Caca sudah menenteng tas mini yang berisi baju olahraga berserta segala macam perintilan cewek pada umumnya sebelum olahraga. Penampilan tetap nomor satu ya para pembaca. Caca pun menghampiri Haina yang duduk di kursi baris ke 4 dari pintu kelas di leret ke 2. Namun pergerakannya tertahan oleh Rasya yang memegang lengannya.

“Sebentar, Ca!” Caca sontak terdiam, enggan melanjutkan langkahnya dan menunggu pernyataan yang akan dikeluarkan Rasya selanjutnya. Jujur ia merasa canggung sekali.

“Kita bakal diam-diaman sampai kapan ini?”

Damn!

Pertanyaan yang sangat dihindari Caca ditanyakan juga oleh rasya. Ya gimana, yah. Caca ga bisa jelasin karena dia canggung banget setelah tau kalau Rasya itu kembarannya, abang kandungnya.

Enggan menjawab atau lebih tepatnya bingung mau menjawab apa, Caca melepas genggaman tangan Rasya dari lengannya dan langsung pergi meninggalkan kelas dan juga Haina yang udah nungguin adegan tarik-tarikan ala Caca dan Rasya.

“Eh, Caca. Jangan tinggalin gue!” Haina pun menyusul Caca dengan cepat seraya menumpahkan kekesalannya, “Lu bertiga yang bermasalah, gue yang kena imbas, astaga!”


***


Olahraga basket adalah olahraga yang digemari para pria dan dibenci oleh kebanyakan wanita jika mereka yang disuruh untuk melakukannya. Tapi kalau melihat pemandangan para pria yang bermain basket semua wanita pasti suka. Apalagi jika kapten basketnya ganteng. Iya gak? Begitu juga dengan caca yang sama sekali tidak melepas pandangannya dari seluruh gerak gerik rasya yang tengah berlarian di lapangan, tengah bertanding basket setelah materi basket selesai dijelaskan oleh guru olahraga.

Haina dan para cowok-cowok dikelas meminta agar dibolehkan untuk bermain basket. Karena penjelasan dari teknik bermain basket dan praktek percobaan juga sudah dilakukan beberapa kali. Dan dengan waktu yang tersisa masih banyak maka mereka diberikan izin untuk bertanding basket yang dibagi menjadi dua tim. Pak Jack memilih haina dan rasya sebagai kapten basket dari tiap tim dan anak-anak lain dipersilahkan untuk memilih tim masing-masing. Banyak yang memilih untuk bergabung menjadi tim haina dan sisanya menjadi tim rasya. Pertandingan pun dimulai di tribun indoor dengan Pak Jack sebagai wasit yang membuat perhatian anak perempuan semuanya tertuju pada lapangan basket dan mulai memasuki kursi tribun untuk mengambil tempat, menonton pertandingan basket dari dua tim dikelasnya.

“Opor sini, Haina. Sini!” teriak salah satu teman sekelas kami, Erza yang berada di dekat ring lawan, tim rasya. Haina pun dengan gesitnya mendribel bola dan mengoper bola pada erza. Dan kalian tau damage dia, beuh. Keren parah!

Sad Girl (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang