Kalau Sad girl ver. sebelumnya selesai dalam 18 part. Kalau yg ver. sekarang selesai dalam berapa part ya?
Selamat membaca😊
Jangan lupa vote-nya ⭐"Kayaknya ga jadi, deh," Rasya tertunduk lesu mendengar penuturan tersebut.
"Kenapa?"
"Hari ini les bahasa. Sampai jam tujuh," jelas Caca.
"Emang kalau udah jam tujuh bobanya udah habis, ya?"
"YA KAGAK LAH SAT!"
Suara itu menimbulkan pandangan semua orang pada mereka yang berada di ujung tangga kelas.
"Zarga! Bilang apa kamu, tadi?" tegur seorang guru piket yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Iya. Tadi Caca sama Rasya itu nunggu jemputan di ujung tangga kelas. Terus Caca baru inget kalau hari ini jadwal dia les bahasa. Ya, jadi Caca jelasin dong ke Rasya. Eh, tiba-tiba aja nih si Zarga datang. Mana pakai ngumpat segala.
Bencana nih.
"Sat, Pak. Satu. Satu hati sama Bapak, sesama pencinta bola. Iya kan, Pak!" balas Zarga dengan entengnya.
Entah emang Zarga ini lagi beruntung atau emang gurunya ini mau aja dikibulin bisa-bisanya mereka, Zarga dan guru itu bertosria dengan wajah sumringah.
"Liat," Caca menunjuk Zarga, "sinting, kan."
Rasya menggangguk, "iya. Jadi, engga' jadi?"
"Huh! Ya ... mau gim--" Caca langsung merogoh kantongnya untuk mengambil benda pipih itu, "bentar."
Caca sedikit menjauh dari Rasya.
"Halo."
"Nak, udah pulang, yah?"
"Udah."
"Jadi 'kan syutingnya? Mama udah bilang sama om Rudi. Jadi nanti Pak Joko langsung antar ... eh, kamu les, kan?"
Seketika Caca engap. Tiap dia mau ngomong selalu keburu sama yang menelponnya dari sebrang sana.
"Iya, Ma."
"Duh, gimana? Les apa, yah? Bentar ... Mama cek dulu. Oh, les bahasa. Tapi Mama udah ngabarin ke om Rudi, sekalian ngasih uang buat beli minumannya."
"Jadi, gimana?"
Caca ragu dan berpikir bahwa Mamanya pasti ga' bakal ngasi izin Caca buat bolos dari les-nya. Mana pernah dibolehin.
"Udah, bolos aja."
***
Wajah Rasya tampak berseri-seri. Bagaimana tidak. Hari ini dia diajak Caca pergi ke salah satu pusat perbelanjaan mewah yang belum pernah ia masuki sebelumnya.
Rasya terperangah. Betapa tinggi dan besarnya bangunan ini. Serta dekorasi dari toko-toko yang berjejer didalamnya.
"Hey. Hey! Rasya!" teriak Caca seraya menyenggol Rasya, "jangan bilang ini first time buat--"
"Iya!" Potong Rasya penuh antusias.
"Ck. Ikut gue."
Setelahnya Caca berjalan dengan Rasya yang mengekori dibelakangnya.
Ah, iya!
Dengan sigap Caca menarik salah satu tangan Rasya untuk ia genggam, digandeng disampingnya. Rasya memandanginya binggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Teen FictionCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...