Rasya. Ia benar-benar tak bisa berpikir jernih sekarang. Ayahnya, sedang bertarung dengan nyawa. Dengan penyakit yang sudah lama diderita ayahnya namun selalu diabaikan oleh ayahnya agar Rasya tidak khawatir.
Rasya kembali mengingat saat dulu Ayahnya sering mengalami sesak napas serta merasa nyeri di dada.
Ia jadi menyesal karena tidak memaksa Ayahnya saat itu untuk berobat.
Tidak juga.
Rasya sudah sering memaksa Renald untuk berobat. Tapi selalu ditolak oleh Ayahnya dan justru lebih sibuk mengurus perkebunan yang ia bangun setelah bercerai dengan Mamanya Rasya, yang bahkan, Rasya tidak mempunyai foto atau nomor teleponnya.
Rasya, ia terpisah begitu saja dengan Mamanya setelah ayahnya bercerai. Itu terjadi saat ia masih berusia 4 tahun. Saat itu ia tidak mengingat banyak. Tapi, ia ingat jika ia punya saudara perempuan yang selalu ia panggil dengan panggilan khas.
"Rara! Iya, Rara"
Rasya tak sadar bahwa sejak tadi Caca duduk disampingnya. Mendengar Rasya yang berucap itu membuat Raisa merasa terpanggil dan mengulanginya kembali.
"Rara?"
Seketika Caca menutup mulutnya dengan mata yang terbelalak, ada apa dengan mulutnya. Itu, spontan saja terucap. Ia tak tahu. Itu familiar baginya.
Rasya. Ia sangat terkejut. Apa Raisa ini saudara kembarannya, Rara.
Raisa, ia jadi pusing sendiri. Kenapa hari pertama sekolahnya jadi begini. Pertama, denger nama seseorang yang nama belakangnya sama dengannya yang ternyata teman duetnya. Dan sekarang ia bertemu di rumah sakit yang disitu juga terdapat Valencia. Dan, yang terakhir. Setelah entah kapan terakhirnya. Ia kembali mendengar panggilan 'Rara' .Nama panggilan spesial yang bahkan Mamanya gak tau. Karena yang tau cuma,
"KEMBARAN GUE!"
Semua yang di sana seketika tersentak dan menoleh pada Caca.
"Raisa punya saudara kembar?" Tanya Rasya antusias. Caca menoleh lalu mengganguk pertanda iya.
♡
Seorang wanita setengah baya, dengan hati-hati berjalan keluar dari ruang dokter. Ia sangat berhati-hati. Takut jika ada orang yang mengenalinya dan merekamnya.
Wanita itu, Valencia. Ia baru saja mendapat penjelasan mengenai penyakit Renald. Teman? Hah. Ia jadi binggung mengganggap Renald siapa.
Sesuai perkataan dokter, bahwa Renald terkena penyakit, Jantung koroner. Itu membuatnya, terkejut, kala mendengar Raisa berteriak dihadapannya.
Apa ini? Apa Raisa sudah tahu?
Jika iya, Valencia tidak siap untuk mendekat. Ia masih sangat binggung bagaimana menjelaskan semuanya. Untuk mengingat masa lalunya saja ia masih sangat malu. Apalagi tindakannya dulu.
"Hey. Kalian lagi ngapain disana?"
Valencia menghampiri Raisa juga Rasya. Mau tak mau ia harus siap. Karena, jika ditunda akan menimbulkan hal yang lebih buruk.
Raisa dan Rasya menoleh pada Valen, "mama?!"
♡
"Tante, Ayah gak papa kan?" Tanya Rasya khawatir.
Saat ini Ayah Rasya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Tapi belum sadar akibat obat bius yang masih bekerja.
Valen tersenyum, "iya, gak papa kok. Sebentar lagi juga sadar." Rasya pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl (Revisi)
Teen FictionCerita pertama Amira Mazaya (Tahap revisi) Hidup dengan bergelimang harta serta eksistensi yang tiada henti. Masyarakat terkagum-kagum pada mereka. Berbagai pujian terlontarkan di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi, tentu saja ada sorot iri dan b...